Kudus (ANTARA) - Bupati Kudus, Jawa Tengah, Hartopo mengatakan kemampuan meningkatkan wawasan kebangsaan bagi masyarakat, terutama generasi muda, penting untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air dan memperkuat rasa kebinekaan.

"Dengan wawasan kebangsaan yang luas, tentunya bisa bisa menumbuhkan semangat kebangkitan nasional dan membentengi generasi muda dari krisis rasa nasionalisme dan krisis jati diri bangsa dalam menghadapi arus globalisasi," kata Hartopo dalam acara sosialisasi wawasan kebangsaan di Hotel Griptha Kudus, Jawa Tengah, Kamis (10/11).

Wawasan kebangsaan, lanjutnya, merupakan cara pandang mengenai diri dan lingkungan serta bagaimana mewujudkan negara yang mampu melahirkan kemakmuran di masa depan.

Selama ini, menurut dia, wawasan kebangsaan sudah masuk dalam kurikulum pelajaran. Sehingga, pemahamannya harus ditingkatkan untuk memperkokoh kebinekaan di kalangan masyarakat.

"Dengan terjaganya kebinekaan, setidaknya masyarakat tidak mudah terpengaruh budaya asing yang masuk, yang bisa merusak dan mengganti ideologi bangsa," katanya.

Ia juga mengajak masyarakat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, terlebih menjelang tahun politik di mana sering terjadi kesenjangan di masyarakat karena perbedaan pilihan calon pemimpin.

"Masyarakat harus memiliki kedewasaan dalam berpolitik, sehingga berbeda pilihan tetap bersaudara dan persatuan juga tetap terjaga. Rasa nasionalisme dan jiwa patriotisme juga harus terus dipupuk agar bangsa ini maju," kata Hartopo.

Menurut dia, sosialisasi wawasan kebangsaan atau kegiatan lain yang bisa meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa perlu digelar secara rutin.

Sementara itu, Ketua DPRD Kudus Masan mengatakan kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan dapat menjadi implementasi nyata di masyarakat dan bukan sekadar seremonial, karena nilai-nilai toleransi di masyarakat semakin menurun.

"Ini pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk kembali memperkokoh wawasan kebangsaan dengan cara menanamkan sikap toleransi," ujar Masan.

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024