Semarang (ANTARA) - Catur adalah permainan strategi antara dua orang menggunakan papan kotak-kotak, yakni 64 kotak berwarna putih dan hitam.

Selain dimainkan secara langsung oleh dua orang, permainan catur juga dimungkinkan dimainkan melalui gawai atau komputer personal.

Lewat perangkat elektronik itu, catur bisa dimainkan seorang diri melawan komputer atau mesin dengan pergerakan bidak yang terpampang di depan layar.

Kini, bermain catur melawan komputer atau mesin bisa dilakukan secara langsung pada sebidang papan catur dengan bidak hitam dan putih tertata di atasnya. Karena itu, permainan itu tampak seperti bermain catur dengan orang lain, bukan dengan perangkat elektronik.

Ide itu mulai diwujudnyatakan oleh tim dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.

Pada bagian atas perangkat permainan catur tersebut terpasang sebuah perangkat motorik dengan alat pencapit di ujungnya.

Lengan motorik yang bisa bergerak ke kiri ke kanan, maju mundur, serta naik dan turun itu terhubung ke sebuah kotak perangkat keras dan komputer jinjing atau laptop yang berada di samping papan catur tersebut.

Robot Catur (Roca) Generasi 1.0, itulah nama perangkat karya kolaborasi antara dosen dan mahasiswa yang tergabung dalam Udinus Robotic Club (URC).

Di layar laptop terpampang tampilan papan catur yang menunjukkan pergerakan bidak-bidak catur.

Roca bekerja layaknya pecatur yang sedang menghadapi pertandingan sebagaimana permainan catur yang sesungguhnya.

Ketua Tim Pengembangan Roca Gen 1.0 Ahmad Zainul Fanani menyebut robot ini dikembangkan sejak dua tahun lalu.

Pada awal pengembangannya, tim masih berfokus pada kemampuan robot untuk bergerak vertikal dan horizontal untuk memindahkan bidak catur ke kanan dan ke kiri, maupun maju atau mundur.

Proses pengembangan terus berlanjut dengan menggunakan sensor magnet agar komputer dapat membaca pergerakan bidak catur.

Mekanisme pergerakan bidak catur menggunakan sensor magnet.

Baca juga: Udinus Semarang sukses ciptakan Robot Catur

Sensor terpasang di 64 bagian di bidang berwarna hitam dan putih pada papan catur.

Sensor magnet tersebut akan mendeteksi bidak catur yang digerakkan untuk kemudian diteruskan ke bagian otak kecerdasan buatan Roca guna menentukan langkah selanjutnya.

Pada tahap akhir, tim mengembangkan perangkat keras dan kecerdasan buatan yang merupakan otak dari robot catur tersebut.

Adapun strategi permainan yang ditanamkan dalam otak robot catur tersebut merupakan kemampuan pemain dalam level ahli atau expert.

Dalam uji coba awal, robot catur pertama di Indonesia yang sukses diciptakan Udinus ini sudah mampu mengalahkan tiga pecatur asal perguruan tinggi itu yang sempat meraih prestasi di Asian Youth Chess Championship 2022.

Dengan demikian, maka Roca belum terkalahkan hingga saat diluncurkan oleh rektor universitas itu, yakni Edi Noersasongko, di Kota Semarang pada Sabtu (6/11/2022).

Saat diluncurkan, Roca juga berkesempatan menjajal kemampuan beberapa pecatur, seperti Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Provinsi Jawa Tengah Andi Tamrin dan Ketua Percasi Kota Semarang Didik Sakti Aji.

Robot catur ini diklaim berbeda dengan robot-robot ciptaan lainnya yang hanya menirukan fungsi gerak tangan atau kaki manusia.

Robot ini merupakan robot yang memiliki kapasitas mampu meniru otak manusia.

Dalam catur terdapat banyak strategi yang harus disiapkan untuk menghadapi berbagai gaya permainan.

Oleh karena itu, robot catur ini harus menguasai medan saat bertanding serta menentukan strategi apa yang harus dilakukan.

Robot ini generasi pertama yang diharapkan masih bisa untuk dikembangkan ke generasi-generasi selanjutnya patut mendapat apresiasi.

Desain robot itu sendiri juga akan terus "dipercantik", sehingga bisa lebih menarik lagi tampilannya saat menghadapi lawan-lawannya.

Di generasi selanjutnya, tidak menutup kemungkinan robot catur ini didesain sebagai salah satu permainan mengasah kemampuan para pelajar sekolah.

Level permainan robot catur itu nantinya bisa disesuaikan dengan kemampuan siswa yang akan dihadapi.

Atau, tidak menutup kemungkinan robot catur ini menjadi lawan berlatih para pecatur Jawa Tengah dalam mengasah kemampuannya.

Tidak menutup kemungkinan untuk memproduksi robot ini secara massal.

Namun untuk tahap awal, kampus di Kota Semarang itu masih akan berkonsentrasi menyempurnakan ciptaan generasi pertama itu.

Ketua Percasi Provinsi Jawa Tengah Andi Tamrin yang yang secara langsung menjajal Roca dalam satu permainan mengapresiasi kemampuan robot catur tersebut.

Robot tersebut dinilai memiliki kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi berbagai gaya pemainan.

Bagi pemain yang sudah mencoba robot itu, terasa sangat sulit untuk menyerang dari sisi kiri maupun kanan.

Kondisi itu disebut juga dialami pecatur-pecatur lain yang menguji coba secara langsung robot Gen 1.0 tersebut.

Ia menilai robot catur tersebut bisa digunakan sebagai lawan latih bagi para pecatur Jawa Tengah sebagai upaya meningkatkan kemampuan.

Kemampuan level ahli yang ditanamkan di dalam otak robot itu juga disebut tidak menjadi permasalahan bagi para pecatur jika nantinya menggunakannya untuk berlatih.

Karena itu level robot jangan diturunkan, justru kemampuan pecaturnya yang harus ditingkatkan, sehingga keberadaannya dapat memberi manfaat maksimal.

Pada robot catur generasi pertama ini, kampus sengaja memasang level kemampuan expert pada otak robot.

Tim pengembang robot Gen 1.0 yang belum pernah terkalahkan sejak diciptakan ini masih memiliki rencana panjang untuk menjalani uji tanding melawan berbagai grand master catur di tingkat nasional.

Salah satu mimpi tim pengembang, robot itu akan menantang grand master internasional untuk membuktikan kemampuan robot ciptaannya itu dalam pertandingan catur secara langsung.

Baca juga: Mahasiswa Udinus sumbang emas di Asian Youth Chess Championship

Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024