Pekalongan (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, melakukan deteksi dini penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) guna menekan jumlah penderita penyakit itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa kegiatan deteksi dini penyakit paru obstruktif kronik ini menyasar pada 100 perokok usia 40 tahun ke atas.
"Penyakit ini memang tidak menular. Adapun gejala penyakit ini antara lain batuk dan sesak nafas," katanya.
Ia yang didampingi Administrator Kesehatan Muda Dinkes Kota Pekalongan Opik Taufik mengatakan tujuan kegiatan deteksi dini pencegahan penyakit paru obstruktif kronis agar yang bersangkutan terdeteksi belum parah bisa segera disembuhkan.
Bagi perokok yang belum merasakan penyakit ini, kata dia, agar menghentikan kebiasaan merokok dan tetap menjaga pola hidup sehat.
Dikatakan deteksi dini penyakit ini sebagai tindak lanjut dari kegiatan lokakarya dan pembekalan yang telah dilaksanakan bersama dengan kesatuan dokter paru Indonesia.
Pemkot, kata dia, telah menunjuk empat puskesmas yaitu Bendan, Kusuma Bangsa, Sokorejo, dan Pekalongan Selatan.
"Hari ini kegiatan deteksi dini dilakukan di Puskesmas Bendan selama dua hari ke depan dengan sasaran 100 perokok usia 40 tahun ke atas. Kemudian, kami lanjutkan pada Oktober 2022 di Puskesmas Kusuma Bangsa, Sukorejo, dan Pekalongan Selatan," katanya.
Ia menambahkan pada tahap pemeriksaan dimulai dengan pendataan melalui pengisian kuesioner, pengukuran tekanan darah, tinggi dan berat badan, pemeriksaan kadar monoksida (CO), dan dilanjutkan dengan pemeriksaan spirometri jika mereka memiliki nilai lebih dari tujuh yakni untuk menilai fungsi paru-paru.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa kegiatan deteksi dini penyakit paru obstruktif kronik ini menyasar pada 100 perokok usia 40 tahun ke atas.
"Penyakit ini memang tidak menular. Adapun gejala penyakit ini antara lain batuk dan sesak nafas," katanya.
Ia yang didampingi Administrator Kesehatan Muda Dinkes Kota Pekalongan Opik Taufik mengatakan tujuan kegiatan deteksi dini pencegahan penyakit paru obstruktif kronis agar yang bersangkutan terdeteksi belum parah bisa segera disembuhkan.
Bagi perokok yang belum merasakan penyakit ini, kata dia, agar menghentikan kebiasaan merokok dan tetap menjaga pola hidup sehat.
Dikatakan deteksi dini penyakit ini sebagai tindak lanjut dari kegiatan lokakarya dan pembekalan yang telah dilaksanakan bersama dengan kesatuan dokter paru Indonesia.
Pemkot, kata dia, telah menunjuk empat puskesmas yaitu Bendan, Kusuma Bangsa, Sokorejo, dan Pekalongan Selatan.
"Hari ini kegiatan deteksi dini dilakukan di Puskesmas Bendan selama dua hari ke depan dengan sasaran 100 perokok usia 40 tahun ke atas. Kemudian, kami lanjutkan pada Oktober 2022 di Puskesmas Kusuma Bangsa, Sukorejo, dan Pekalongan Selatan," katanya.
Ia menambahkan pada tahap pemeriksaan dimulai dengan pendataan melalui pengisian kuesioner, pengukuran tekanan darah, tinggi dan berat badan, pemeriksaan kadar monoksida (CO), dan dilanjutkan dengan pemeriksaan spirometri jika mereka memiliki nilai lebih dari tujuh yakni untuk menilai fungsi paru-paru.