Semarang (ANTARA) - Vinka Widya Ningrum, atlet Tarung Drajat Jawa Tengah bersyukur menerima uang sebanyak Rp40,6 juta hasil klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yang merupakan salah satu program BPJS Ketenagakerjaan. 

Atlet Tarung Derajat asal Kudus menceritakan pada PON Papua, jari tangannya sempat patah tulang, namun dari pemasangan pen hingga pelepasannya ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan.

"Ini sampai sembuh ditanggung BPJS Ketenagakerjaan. Perawatan dari awal, rontgen, operasi, perawatan setelah operasi sekitar enam bulan," katanya saat ditemui di sela-sela Rakerprov Koni Jateng dan penyerahan secara simbolis santunan di salah satu hotel di Kota Semarang, Senin (19/9).

Selain Vinka ada beberapa atlet yang mendapatkan santunan Dari BPJAMSOSTEK secara simbolis yakni Ahmad Khairul Amin Ari Wibowo atlet Bola Tangan dan santunan meninggal akibat kecelakaan kerja dan beasiswa anak dari TK hingga perguruan tinggi yakni Elisa Samson Manueke atlet Paralayang.

Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jateng dan DIY Cahyaning Indriasari menjelaskan BPJS Ketenagakerjaan hadir untuk memberikan perlindungan seperti kepada atlet, karena atlet merupakan pekerja informal. 

"Tidak hanya atlet, tapi ada official, pelatih, wasit, juri juga bisa. Atlet memiliki risiko yang tinggi. Kalau tidak ada perlindungannya akan kurang maksimal penanganannya," katanya.

Baca juga: BPJAMSOSTEK pastikan korban kecelakaan Cibubur dapat layanan maksimal

BPJS Ketenagakerjaan, kata Cahyaning Indriasari, melindungi para olahragawan mulai dari cidera sampai sembuh. Selain itu, ada santunan jika meninggal dunia untuk ahli warisnya sebesar Rp70 juta.

"Termasuk beasiswa untuk dua orang anaknya yang tidak dibatasi sampai perguruan tinggi nilainya sebesar Rp174 juta. Misalnya atlet tersebut tidak kecelakaan, tetapi sakit terus meninggal maka ahli waris mendapatkan Rp42 juta," kata Naning, panggilan akrab Cahyaning Indriasari.

Naning menyebutkan dari 35 Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah seluruhnya semuanya ikut Program BPJS Ketenagakerjaan dan berharap dengan adanya kerja sama dengan KONI Jateng, seluruhnya dapat terlindungi ketika Porprov 2023.

"Kalau tidak event tapi berlatih terus ya boleh karena iurannya sangat terjangkau Rp16.800 per bulan. Sementara manfaatnya lebih banyak yang sekarang dibanding tahun lalu, seperti beasiswa yang dulunya hanya satu orang diberi Rp12 juta. Sekarang untuk dua orang anaknya sampai perguruan tinggi. Jadi manfaatnya bertambah, kalau yang penyembuhannya tetap sampai sembuh dan bisa berlatih lagi," jelasnya.

Baca juga: BPJAMSOSTEK Semarang Pemuda lakukan perpanjangan kerja sama dengan Kemenag

Ketua KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana menambahkan pihaknya menggandeng BPJS Ketenagakerjaan dalam rangka Good Sports Governance, karena setelah tata kelola organisasi yang baik akan menghasilkan atlet berprestasi. 

"Kalau atlet yang berprestasi dapat mensejahterakan atlet, bahkan ada jaminan beasiswa. Memang harus seperti itu," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen memberikan apresiasi kepada KONI Jateng yang telah bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan.

"Karena atlet ini punya risiko, maka kita perlu kerja sama dan ini bisa menyejahterakan para atlet, paling tidak kita perhatian kepada para atlet," kata Taj Yasin.

Baca juga: BPJAMSOSTEK Semarang Pemuda perluas kepesertaan
Baca juga: BPJAMSOSTEK ikut kampanyekan antikorupsi

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024