Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) setempat menyatakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) belum berdampak terhadap harga kebutuhan pokok masyarakat atau sembako di pasar tradisional.

"Dari pantauan kami, hingga saat ini harga kebutuhan pokok masyarakat masih stabil dan terkendali," kata Kepala Dinperindag Kabupaten Banyumas Titik Pudji Astuti di Purwokerto, Banyumas, Selasa.

Bahkan, kata dia, harga telur ayam ras di pasar tradisional yang sempat melonjak hingga di atas Rp30.000 per kilogram, saat sekarang justru mengalami penurunan.

Menurut dia, lonjakan harga telur ayam ras tersebut terjadi saat adanya pembagian bantuan pangan nontunai (BPNT) yang dilakukan pemerintah sebelum adanya kenaikan harga BBM.

"Namun setelah pembagian BPNT, harga telur ayam ras justru turun. Kalau harga beberapa jenis cabai memang masih tergolong tinggi meskipun sudah berangsur turun," katanya.

Lebih lanjut, Titik memperkirakan kenaikan harga BBM akan berdampak terhadap harga kebutuhan pokok masyarakat dalam beberapa hari ke depan karena adanya penambahan biaya distribusi dan sebagainya.

Kendati demikian, dia mengharapkan kenaikan harga BBM tersebut tidak berdampak signifikan terhadap harga kebutuhan pokok masyarakat.

Oleh karena itu, pihaknya akan terus memantau perkembangan harga kebutuhan pokok masyarakat di pasar tradisional dan tidak menutup kemungkinan akan menggelar operasi pasar sebagai upaya pengendalian harga.

"Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan bantalan sosial bagi kelompok masyarakat rentan untuk menjaga daya beli mereka," kata Titik.

Dalam kesempatan terpisah, salah seorang pedagang telur di Pasar Manis, Purwokerto, Triono mengakui jika saat ini harga telur ayam ras telah mengalami penurunan setelah sempat melonjak saat adanya pembagian BPNT.

"Saat ini, harga telur ayam ras sebesar Rp27.000/kg. Waktu pembagian BPNT, harga tertinggi mencapai Rp33.000/kg," kata pemilik kios telur "Trio" itu.

Ia mengatakan saat pembagian BPNT, peternak ayam petelur se-Banyumas telah dipesan untuk menyediakan telur sebanyak 12 ton, sehingga pasokan ke pedagang berkurang dan mengakibatkan terjadinya lonjakan harga.

Terkait dengan kenaikan harga BBM, dia mengakui hal itu belum berdampak terhadap komoditas telur karena kenaikannya baru beberapa hari.

"Mungkin dalam beberapa hari ke depan akan kelihatan karena adanya kenaikan ongkos distribusi dan sebagainya," kata Triono.

Kendati demikian, dia mengharapkan harga kebutuhan pokok tetap terkendali agar tidak berdampak terhadap penurunan daya beli masyarakat.

"Penghasilan masyarakat kan tetap, misalnya buruh bangunan sehari paling mendapatkan Rp70.000. Kasihan kalau sampai terjadi lonjakan harga kebutuhan pokok yang signifikan," katanya.

Salah seorang pedagang sayuran, Anjar juga mengakui kenaikan harga BBM belum berdampak terhadap harga komoditas sayuran.

Bahkan, kata dia, beberapa komoditas seperti bawang merah dan bawang putih relatif stabil.

"Kalau harga cabai memang masih fluktuatif sejak terjadi kenaikan beberapa waktu lalu," katanya.

Menurut dia, harga cabai rawit merah saat ini berada pada kisaran Rp60.000/kg, cabai merah besar Rp70.000/kg, dan cabai hijau besar Rp40.000/kg. 

 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024