Magelang (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Magelang, Jawa Tengah mempromosikan potensi investasi di daerah setempat melalui Magelang Investment Business Forum (Massif) Ke-9 Tahun 2022.
"Kehadiran para pengusaha atau investor pada acara Massif ke-9 menjadi harapan besar bagi kami untuk (mereka, red.) dapat berkiprah dan menanamkan modalnya di Kota Magelang," kata Pelaksana Tugas Kepala DPMPTSP Kota Magelang Hamzah Kholifi dalam keterangan tertulis di Magelang, Kamis.
Realisasi investasi di daerah setempat sampai dengan tahun 2020, ucapnya, sekitar Rp1,9 triliun, tahun 2021 bertambah menjadi Rp2,4 triliun, dan pada semester I tahun 2022 mencapai Rp2,7 triliun.
Ia menjelaskan kegiatan ini ajang promosi potensi investasi dan peluang usaha kepada calon investor potensial agar menanamkan modalnya di daerah setempat.
Selain itu, katanya, Massif Ke-9 yang berlangsung di salah satu hotel di daerah itu pada Rabu (31/8), sekaligus sebagai forum dialog antara Pemkot Magelang dan swasta dalam upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga meningkatkan angka investasi.
Selama dua tahun terakhir, pemkot setempat tidak menyelenggarakan kegiatan itu karena pandemi COVID-19. Kegiatan Massif tahun ini dengan menghadirkan narasumber Koordinator Promosi Penanaman Modal DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah Khasanaturodhiyah dan Kabid Ekonomi dan Prasarana Wilayah Bappeda Kota Magelang Iwan Triteny Setyadi.
Ia menjelaskan penyampaian informasi tentang potensi dan peluang investasi daerah memberikan kemudahan para calon investor dalam menanamkan modalnya sehingga terjadi percepatan realisasi kepeminatan bagi investor yang sudah melakukan penjajakan ke Kota Magelang.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menyatakan bersyukur karena dalam kondisi ekonomi saat ini yang belum stabil sebagai dampak pandemi COVID-19, masyarakat tetap berani berinvestasi.
Ia juga menyebut bahwa ujung tombak bisnis, antara lain terkait dengan pengurusan izin dan tentang pajak.
Dia meminta para pengusaha maupun investor untuk memberikan masukan kepada pemkot setempat apabila mengalami kesulitan dalam hal-hal yang mendukung usahanya di daerah setempat.
"Saya minta investor kalau ada kesulitan bisa komplain, beri masukan kepada kami, apalagi kesulitan dalam hal-hal yang mendukung usahanya," katanya.
Pada kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan pernyataan kepeminatan berinvestasi di daerah setempat oleh empat pelaku usaha dengan total nilai investasi Rp11.666.865.194. Sebanyak empat pelaku usaha tersebut, bergerak di usaha restoran, klinik kecantikan, swalayan, dan toko elektronik.
"Kehadiran para pengusaha atau investor pada acara Massif ke-9 menjadi harapan besar bagi kami untuk (mereka, red.) dapat berkiprah dan menanamkan modalnya di Kota Magelang," kata Pelaksana Tugas Kepala DPMPTSP Kota Magelang Hamzah Kholifi dalam keterangan tertulis di Magelang, Kamis.
Realisasi investasi di daerah setempat sampai dengan tahun 2020, ucapnya, sekitar Rp1,9 triliun, tahun 2021 bertambah menjadi Rp2,4 triliun, dan pada semester I tahun 2022 mencapai Rp2,7 triliun.
Ia menjelaskan kegiatan ini ajang promosi potensi investasi dan peluang usaha kepada calon investor potensial agar menanamkan modalnya di daerah setempat.
Selain itu, katanya, Massif Ke-9 yang berlangsung di salah satu hotel di daerah itu pada Rabu (31/8), sekaligus sebagai forum dialog antara Pemkot Magelang dan swasta dalam upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga meningkatkan angka investasi.
Selama dua tahun terakhir, pemkot setempat tidak menyelenggarakan kegiatan itu karena pandemi COVID-19. Kegiatan Massif tahun ini dengan menghadirkan narasumber Koordinator Promosi Penanaman Modal DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah Khasanaturodhiyah dan Kabid Ekonomi dan Prasarana Wilayah Bappeda Kota Magelang Iwan Triteny Setyadi.
Ia menjelaskan penyampaian informasi tentang potensi dan peluang investasi daerah memberikan kemudahan para calon investor dalam menanamkan modalnya sehingga terjadi percepatan realisasi kepeminatan bagi investor yang sudah melakukan penjajakan ke Kota Magelang.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menyatakan bersyukur karena dalam kondisi ekonomi saat ini yang belum stabil sebagai dampak pandemi COVID-19, masyarakat tetap berani berinvestasi.
Ia juga menyebut bahwa ujung tombak bisnis, antara lain terkait dengan pengurusan izin dan tentang pajak.
Dia meminta para pengusaha maupun investor untuk memberikan masukan kepada pemkot setempat apabila mengalami kesulitan dalam hal-hal yang mendukung usahanya di daerah setempat.
"Saya minta investor kalau ada kesulitan bisa komplain, beri masukan kepada kami, apalagi kesulitan dalam hal-hal yang mendukung usahanya," katanya.
Pada kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan pernyataan kepeminatan berinvestasi di daerah setempat oleh empat pelaku usaha dengan total nilai investasi Rp11.666.865.194. Sebanyak empat pelaku usaha tersebut, bergerak di usaha restoran, klinik kecantikan, swalayan, dan toko elektronik.