Cilacap (ANTARA) - Dosen Politeknik Negeri Cilacap (PNC) Afrizal Abdi Musyafiq menilai keberadaan energi baru terbarukan (EBT) sangat potensial dalam mendukung pengembangan sektor pertanian.

"Keuntungan negara kita, Indonesia, memang sinar matahari itu tahunan, bagus sekali, sehingga pengembangan EBT panel surya sangat cocok. EBT panel surya itu Indonesia banget, istilahnya begitu," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis.

Oleh karena itu, menurut dia, pengembangan EBT panel surya dapat mendukung kinerja sektor pertanian, salah satunya melalui teknologi Solar Home System (SHS) rancangan Tim PNC seperti yang diterapkan di Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap.

Teknologi SHS dapat menjadi solusi bagi petani sawah tadah hujan dalam memenuhi kebutuhan air yang selama ini memanfaatkan mesin pompa air berbahan bakar minyak.

Dalam hal ini, teknologi SHS itu mengombinasikan pompa air tanah dengan panel surya. Pompa tersebut digunakan untuk menyedot air dari sumur bor yang memiliki kedalaman 20-30 meter.

Dengan menggunakan teknologi SHS, petani bisa menekan biaya produksi karena tidak perlu membeli BBM dan risiko terjadinya pencemaran lingkungan pun bisa dihindarkan.

"Teknologi SHS ini bisa diterapkan di sawah tadah hujan yang jauh dari irigasi teknis, daerah yang tidak terjangkau aliran listrik konvensional, juga daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar)," kata dosen pengampu mata kuliah Energi Terbarukan serta Sistem Pembangkit Listrik itu.

Lebih lanjut, Afrizal mengatakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, pemanfaatan EBT ditargetkan mencapai angka 23 persen pada tahun 2025.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong adanya peningkatan pemanfaatan EBT panel surya dan sebagainya di berbagai daerah termasuk Cilacap.

"Kami pun dari PNC telah menyiapkan sumber daya manusia yang akan menjadi teknisi dalam perawatan peralatan EBT, sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh mencarinya," kata Afrizal. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024