Batang (ANTARA) - Sejumlah sekolah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah menanti kegiatan pembelajaran tatap muka berkapasitas 100 persen pada tahun ajaran 2022/2023 agar proses belajar mengajar berlangsung efektif.
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kabupaten Batang Catur Puji di Batang, Jumat, mengatakan bahwa sebagian besar pengelola sekolah menantikan mendapat izin PTM 100 persen meski sedikit diliputi kecemasan dengan munculnya varian baru COVID-19 jenis BA 4 dan BA.5.
"Kami berharap pada tahun ajaran baru 2022/2023 bisa melangsungkan kegiatan belajar mengajar tatap muka 100 persen. Desakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka itu juga mendapat dukungan dari orang tua siswa," katanya.
Dikatakannya, pihak sekolah akan tetap mematuhi peraturan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker pada seluruh siswa dan tenaga pendidik saat melakukan kegiatan belajar mengajar.
Catur Puji juga menyampaikan kekhawatirannya apabila pembelajaran secara daring kembali diterapkan pada sekolah karena hal ini dinilai kurang efektif bagi para siswa.
Pembelajaran virtual tersebut, kata dia, memerlukan daya dukung tenaga, ruang, dan waktu yang ekstra besar dibandingkan kegiatan pembelajaran tatap muka 100 persen.
"Kita tahu bahwa kalau anak itu butuh berinteraksi dengan guru dan kawan sebayanya. Oleh karena itu, kami berharap pemerintah mengizinkan kegiatan belajar mengajar tatap muka," katanya.
Orang tua siswa Sujono mengatakan kegiatan pembelajaran tatap muka 100 persen sekarang ini masih menjadi harapan bagi semua orang tua karena anak-anak sekolah juga mengalami kejenuhan belajar dengan jarak jauh secara daring.
"Saya tetap melihat situasi dan kondisi perkembangan COVID-19. Kami ingin pembelajaran tatap muka diizinkan 100 persen meski harus berkomitmen tetap menjaga protokol kesehatan," katanya.
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kabupaten Batang Catur Puji di Batang, Jumat, mengatakan bahwa sebagian besar pengelola sekolah menantikan mendapat izin PTM 100 persen meski sedikit diliputi kecemasan dengan munculnya varian baru COVID-19 jenis BA 4 dan BA.5.
"Kami berharap pada tahun ajaran baru 2022/2023 bisa melangsungkan kegiatan belajar mengajar tatap muka 100 persen. Desakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka itu juga mendapat dukungan dari orang tua siswa," katanya.
Dikatakannya, pihak sekolah akan tetap mematuhi peraturan dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker pada seluruh siswa dan tenaga pendidik saat melakukan kegiatan belajar mengajar.
Catur Puji juga menyampaikan kekhawatirannya apabila pembelajaran secara daring kembali diterapkan pada sekolah karena hal ini dinilai kurang efektif bagi para siswa.
Pembelajaran virtual tersebut, kata dia, memerlukan daya dukung tenaga, ruang, dan waktu yang ekstra besar dibandingkan kegiatan pembelajaran tatap muka 100 persen.
"Kita tahu bahwa kalau anak itu butuh berinteraksi dengan guru dan kawan sebayanya. Oleh karena itu, kami berharap pemerintah mengizinkan kegiatan belajar mengajar tatap muka," katanya.
Orang tua siswa Sujono mengatakan kegiatan pembelajaran tatap muka 100 persen sekarang ini masih menjadi harapan bagi semua orang tua karena anak-anak sekolah juga mengalami kejenuhan belajar dengan jarak jauh secara daring.
"Saya tetap melihat situasi dan kondisi perkembangan COVID-19. Kami ingin pembelajaran tatap muka diizinkan 100 persen meski harus berkomitmen tetap menjaga protokol kesehatan," katanya.