Semarang (ANTARA) - Presiden Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (Apedi) M. Irfantoro menyerahkan hak atas tanah pertanian seluas 100 hektare kepada PT Mitra Sangkara Abadi (MSA) sebagai bagian jaminan dari kerja sama pertanian antara MSA dan Apedi.
Dalam keterangan pers yang diterima di Semarang, Senin, penyerahan simbolis tanah sawah kelolaan Apedi seluas 100 ha tersebut terbagi di tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur.
"Sesuai kesepakatan dengan MSA pada bulan November 2021, Apedi akan menyediakan banyak lahan kelolaan sebagai jaminan permodalan yang dilakukan oleh MSA. Pendanaan yang dilakukan dengan bentuk Token Sangkara $MISA ini akan membawa dampak signifikan kepada pertanian Indonesia," kata Irfantoro didampingi Ketua DPP Apedi Jatim Kusfandian dan Sekjen Apedi M. Sabdo
Saat ini, kata dia, banyak petani Indonesia kesulitan modal dan tidak memiliki akses kepada institusi keuangan.
Bersama MSA, Apedi akan membawa inklusi keuangan langsung kepada para petani dengan Token Sangkara $MISA.
MSA diwakili oleh CEO Agustino, mengatakan Token Sangkara $MISA memang berkeinginan kuat membawa inklusi keuangan dengan tokenisasi kepada para kaum marginal yang tidak tersentuh inklusi keuangan, tetapi memiliki potensi.
"Pertanian adalah sektor potensial di Indonesia sebagai negara agraris. Bersama Apedi, MSA akan bisa mendapatkan keuntungan dengan risiko yang lebih rendah dalam investasi di dunia pertanian," katanya.
Dengan total target lahan kelolaan seluas 100.000 ha hingga akhir tahun 2023, Apedi bersama MSA akan membawa Indonesia kepada ketahanan pangan yang nyata. Bukan hanya lahan dan investasi, MSA sesuai komitmennya di awal penandatanganan nota kesepahaman, akan membawa digitalisasi pada pertanian Indonesia.
Hal tersebut telah dimulai dengan penjualan perdana pada NFT Pertanian di www.5harvest0.com yang telah mendapatkan banyak perhatian di Eropa.
Selanjutnya sebagai offtaker hasil pertanian para anggota Apedi, MSA telah mempersiapkan market place produk pertanian melalui www.IndonesiaBIG.com dengan program yang akan dicanangkan adalah "Beli Satu Desa".
Hal tersebut akan membawa para petani memiliki nilai tawar untuk hasil panennya dan pasar yang jauh lebih luas daripada sebelumnya.
Dalam keterangan pers yang diterima di Semarang, Senin, penyerahan simbolis tanah sawah kelolaan Apedi seluas 100 ha tersebut terbagi di tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur.
"Sesuai kesepakatan dengan MSA pada bulan November 2021, Apedi akan menyediakan banyak lahan kelolaan sebagai jaminan permodalan yang dilakukan oleh MSA. Pendanaan yang dilakukan dengan bentuk Token Sangkara $MISA ini akan membawa dampak signifikan kepada pertanian Indonesia," kata Irfantoro didampingi Ketua DPP Apedi Jatim Kusfandian dan Sekjen Apedi M. Sabdo
Saat ini, kata dia, banyak petani Indonesia kesulitan modal dan tidak memiliki akses kepada institusi keuangan.
Bersama MSA, Apedi akan membawa inklusi keuangan langsung kepada para petani dengan Token Sangkara $MISA.
MSA diwakili oleh CEO Agustino, mengatakan Token Sangkara $MISA memang berkeinginan kuat membawa inklusi keuangan dengan tokenisasi kepada para kaum marginal yang tidak tersentuh inklusi keuangan, tetapi memiliki potensi.
"Pertanian adalah sektor potensial di Indonesia sebagai negara agraris. Bersama Apedi, MSA akan bisa mendapatkan keuntungan dengan risiko yang lebih rendah dalam investasi di dunia pertanian," katanya.
Dengan total target lahan kelolaan seluas 100.000 ha hingga akhir tahun 2023, Apedi bersama MSA akan membawa Indonesia kepada ketahanan pangan yang nyata. Bukan hanya lahan dan investasi, MSA sesuai komitmennya di awal penandatanganan nota kesepahaman, akan membawa digitalisasi pada pertanian Indonesia.
Hal tersebut telah dimulai dengan penjualan perdana pada NFT Pertanian di www.5harvest0.com yang telah mendapatkan banyak perhatian di Eropa.
Selanjutnya sebagai offtaker hasil pertanian para anggota Apedi, MSA telah mempersiapkan market place produk pertanian melalui www.IndonesiaBIG.com dengan program yang akan dicanangkan adalah "Beli Satu Desa".
Hal tersebut akan membawa para petani memiliki nilai tawar untuk hasil panennya dan pasar yang jauh lebih luas daripada sebelumnya.