Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, akan menerjunkan puluhan petugas untuk memeriksa kesehatan hewan kurban menjelang perayaan Idul Adha 2022 menyusul merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surakarta Eko Nugroho di Solo, Jumat, mengatakan akan menerjunkan sebanyak 60 petugas untuk memeriksa kondisi kesehatan hewan kurban.
Mereka nantinya akan disebar ke sejumlah tempat penjualan hewan kurban, terutama penjual dadakan. Ia mengatakan jika pada pemeriksaan tersebut ditemukan ada hewan yang positif PMK maka akan dilanjutkan dengan isolasi.
Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada para pedagang menyediakan kandang khusus untuk isolasi bagi hewan yang terpapar PMK.
Selain itu, kata dia, setiap hewan kurban yang diperjualbelikan harus memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
"Pedagang harus bisa menunjukkan SKKH, termasuk saat hewan sudah disembelih dan ditemukan ada penyakit, bagian mana yang bisa dikonsumsi karena kan harus dipilah," katanya.
Sebelumnya, pihaknya juga sudah aktif melakukan sosialisasi terkait kesehatan hewan terutama kepada takmir masjid.
"Kami sudah dua kali melakukan sosialisasi di lima kecamatan di Kota Solo," katanya.
Sementara itu, untuk di Kota Solo hingga saat ini sudah ada tujuh hewan ternak yang ditemukan terpapar PMK. Dari total tersebut dua hewan sudah dinyatakan positif dan lima lainnya diindikasikan PMK.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surakarta Eko Nugroho di Solo, Jumat, mengatakan akan menerjunkan sebanyak 60 petugas untuk memeriksa kondisi kesehatan hewan kurban.
Mereka nantinya akan disebar ke sejumlah tempat penjualan hewan kurban, terutama penjual dadakan. Ia mengatakan jika pada pemeriksaan tersebut ditemukan ada hewan yang positif PMK maka akan dilanjutkan dengan isolasi.
Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada para pedagang menyediakan kandang khusus untuk isolasi bagi hewan yang terpapar PMK.
Selain itu, kata dia, setiap hewan kurban yang diperjualbelikan harus memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).
"Pedagang harus bisa menunjukkan SKKH, termasuk saat hewan sudah disembelih dan ditemukan ada penyakit, bagian mana yang bisa dikonsumsi karena kan harus dipilah," katanya.
Sebelumnya, pihaknya juga sudah aktif melakukan sosialisasi terkait kesehatan hewan terutama kepada takmir masjid.
"Kami sudah dua kali melakukan sosialisasi di lima kecamatan di Kota Solo," katanya.
Sementara itu, untuk di Kota Solo hingga saat ini sudah ada tujuh hewan ternak yang ditemukan terpapar PMK. Dari total tersebut dua hewan sudah dinyatakan positif dan lima lainnya diindikasikan PMK.