Solo (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) Solo memprediksi akan ada kebijakan lanjutan terkait tiket naik Candi Borobudur.

Ketua Asita Solo Pri Siswanto di Solo, Jawa Tengah, Jumat mengatakan kebijakan baru diperlukan mengingat Candi Borobudur menjadi kawasan super prioritas.

"Ini memberikan semacam magnet baru untuk pengembangan kawasan sekitar," katanya.

Meski demikian, pihaknya juga masih menunggu kebijakan baru tersebut setelah dilakukan penundaan kenaikan harga tiket naik Candi Borobudur. Bahkan, jika ke depan harga tiket Candi Borobudur jadi dinaikkan, kondisi tersebut bisa memberikan dampak positif bagi destinasi lain.

"Harapannya bukan orang mengunjungi Candi Borobudur saja tapi juga memang harus mengunjungi zona-zona lain atau destinasi wisata lain," katanya.

Sementara itu, sebelum akhirnya dilakukan penundaan perubahan tarif tiket oleh pemerintah, rencana tersebut sempat membuat agen perjalanan wisata harus memutar otak untuk membuat paket wisata yang bisa dijangkau masyarakat.

"Kalau bicara paket wisata, selama ini yang dibuat teman-teman travel agent rata-rata destinasi kunjungannya sampai naik candi. Pengunjung tetap mengagendakan sampai di puncak karena memang minat mereka untuk naik sampai puncak sangat tinggi," katanya.

Oleh karena itu, jika nantinya tetap dilakukan perubahan harga pasti akan mempengaruhi paket wisata yang dibuat oleh agen perjalanan wisata.

"Kalau selama ini dengan kondisi yang sebelumnya hampir semua wisatawan naik ke puncak candi. Dengan kebijakan yang baru pasti akan ada perubahan minat wisatawan," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sepakat untuk menunda rencana penetapan tarif naik ke Candi Borobudur Rp750.000.

Ganjar menjelaskan penataan di kawasan Candi Borobudur memang masih terus dilakukan. Untuk itu, dia menilai harus dicarikan skema-skema terbaik untuk mengatur wisatawan yang hendak naik ke atas candi. Baik dengan pembatasan kuota maupun dengan instrumen lain, seperti salah satunya penentuan tarif masuk.
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024