Solo (ANTARA) - Kepala Polres Kota Surakarta Kombes Pol. Ade Safri Simanjutak meminta semua komunitas untuk melakukan dialog dan komunikasi dalam menyelesaikan masalah guna mencegah adanya konflik komunal di Kota Solo.

"Hal ini terkait dengan maraknya fenomena konflik yang terjadi melibatkan komunitas atau konflik komunal di Kota Solo," kata Kapolres dalam konferensi pers di Mako Polresta Surakarta, Senin.

Kapolres menjelaskan bahwa pihaknya setiap waktu mengumpulkan masing-masing ketua perguruan bela diri tersebut untuk sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di daerah ini tetap kondusif.

Selain itu, pihaknya juga mengajak semua kelompok agar penyelesaian permasalahan dengan cara dialog atau mengutamakan komunikasi.

"Jadi, tidak serta-merta dilakukan kekerasan antara kelompok itu.Tidak serta-merta dibawa ke komunitas sehingga berkembang menjadi kejahatan atau tindak pidana kejahatan oleh komunal," kata Kapolres.

Hal tersebut, lanjut Kapolres, pada akhirnya akan melibatkan dengan komunitas lainnya.

Oleh karena itu, setelah pihaknya mengumpulkan semua perguruan bela diri di Surakarta untuk menyamakan visi ini agar mereka sama-sama menjaga kamtibmas yang kondusif.

Selain itu, kata Kapolres, tidak serta-merta membawa permasalahan pribadi ke konflik komunal.

Jika konflik komunal yang dibawa, menurut dia, terjadi potensi konflik yang makin besar dan tidak ada habisnya.

"Ayo kedepankan melakukan dialog atau komunikasi untuk mencari jalan keluar, tidak serta-merta meski anggotanya yang salah tetap mereka bela dengan melibatkan kelompoknya. Hal ini yang tidak boleh terjadi," kata Kapolres menegaskan.

Kapolres berpendapat bahwa seorang pendekar sejati itu betul-betul sangat menghormati sportivitas dan persahabatan.

Karena sama-sama harus saling menghargai, kata Kombes Pol. Ade Safri Simanjutak, jika ada permasalahan, kedepankan dialog komunikasi mencari solusi.

Apabila ada kejadian, lanjut dia, jangan dibawa ke konflik komunal yang lebih luas apabila dengan berdialog bisa menyelesaikan masalah. Jika tidak bisa dengan cara musyawarah, ada jalur sesuai dengan hukum yang berlaku.

"Proses hukum akan menjadi panglima untuk menyelesaikan. Saya menegaskan tidak ada ruang sedikit pun bagi siapa saja segala bentuk aksi premanisme, kekerasan, intoleransi, dan radikalisme," ujarnya.

Kapolres melanjutkan, "Saya pastikan penegakan hukum setegak-tegaknya demi untuk menjaga kamtibmas Kota Surakarta tetap kondusif."

Pada kesempatan itu, dia menyebutkan bahwa Polresta Surakarta dalam sebulan terakhir berhasil mengungkap tiga kasus penganiayaan secara bersama-sama di tiga titik berbeda di Kota Solo, yang melibatkan sejumlah kelompok dengan menangkap sebanyak 21 pelaku. ***2***

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024