Semarang (ANTARA) -
"Jateng sudah membentuk BRIDA dan saat ini prosesnya masih menunggu pengesahan dari DPRD, dorong terus agar ini segera jalan," di Semarang, Rabu.
Ganjar membenarkan jika riset dan inovasi adalah kunci dalam pembangunan daerah, serta melalui riset dan inovasi itu, maka kebijakan yang diambil tidak akan salah karena berdasarkan kajian yang mendalam.
"Kalau tidak pakai riset, kebijakan bakal keliru. Dengan BRIDA ini, akan banyak keputusan kita yang diselesaikan sesuai hasil riset yang ada," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Ganjar mencontohkan dalam politik pangan, dimana saat ini ada dua komoditas yang masih sulit terpenuhi yakni bawang putih dan kedelai. Padahal Indonesia merupakan daerah subur yang mungkin bisa mengembangkan dua komoditas itu.
"Maka BRIDA salah satu perannya ya untuk itu, bagaimana menyelesaikan 'problem' kedelai dan bawang putih. Kalau susah mencari benih, kenapa tidak kita buat benih unggul sendiri. Saya yakin kita bisa," katanya.
Terkait dengan inovasi, Ganjar menyebut Jateng bisa dikatakan sebagai daerah paling inovatif setelah dirinya mewajibkan satu OPD minimal memiliki satu inovasi pelayanan masyarakat.
"Dan itu sudah jalan, saya juga menggerakkan anak-anak muda lewat 'Hetero Space' untuk mendukung riset dan inovasi di bidang 'start up', inovasi anak-anak muda ini sudah mulai muncul, kita kerja sama dengan kampus, dengan perusahaan dan lainnya agar bisa berjalan," ujarnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo dorong usaha rintisan di Jateng mampu bersaing
Baca juga: Pratama: Pandemi percepat realisasi janji politik terkait 3.500 startup
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah di Jateng menunggu pengesahan dari kalangan DPRD provinsi setempat.
"Jateng sudah membentuk BRIDA dan saat ini prosesnya masih menunggu pengesahan dari DPRD, dorong terus agar ini segera jalan," di Semarang, Rabu.
Ganjar membenarkan jika riset dan inovasi adalah kunci dalam pembangunan daerah, serta melalui riset dan inovasi itu, maka kebijakan yang diambil tidak akan salah karena berdasarkan kajian yang mendalam.
"Kalau tidak pakai riset, kebijakan bakal keliru. Dengan BRIDA ini, akan banyak keputusan kita yang diselesaikan sesuai hasil riset yang ada," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Ganjar mencontohkan dalam politik pangan, dimana saat ini ada dua komoditas yang masih sulit terpenuhi yakni bawang putih dan kedelai. Padahal Indonesia merupakan daerah subur yang mungkin bisa mengembangkan dua komoditas itu.
"Maka BRIDA salah satu perannya ya untuk itu, bagaimana menyelesaikan 'problem' kedelai dan bawang putih. Kalau susah mencari benih, kenapa tidak kita buat benih unggul sendiri. Saya yakin kita bisa," katanya.
Terkait dengan inovasi, Ganjar menyebut Jateng bisa dikatakan sebagai daerah paling inovatif setelah dirinya mewajibkan satu OPD minimal memiliki satu inovasi pelayanan masyarakat.
"Dan itu sudah jalan, saya juga menggerakkan anak-anak muda lewat 'Hetero Space' untuk mendukung riset dan inovasi di bidang 'start up', inovasi anak-anak muda ini sudah mulai muncul, kita kerja sama dengan kampus, dengan perusahaan dan lainnya agar bisa berjalan," ujarnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo dorong usaha rintisan di Jateng mampu bersaing
Baca juga: Pratama: Pandemi percepat realisasi janji politik terkait 3.500 startup