Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Indra Permanajati mengatakan perencanaan pembangunan infrastruktur harus memperhatikan potensi ancaman bencana yang ada di wilayah setempat.
"Perencanaan pembangunan infrastruktur harus memperhatikan kemungkinan bencana, karena kalau diabaikan fenomena ini bisa menyebabkan kerusakan infrastruktur yang sudah dibuat," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Koordinator bidang bencana geologi Pusat Mitigasi Unsoed tersebut menjelaskan, pembangunan infrastruktur diharapkan memenuhi kriteria sebagai bangunan yang stabil dan memiliki ketahanan jangka panjang.
"Untuk memenuhi persyaratan tersebut dibutuhkan rekayasa teknik dalam pembangunannya. Termasuk di dalamnya rekayasa teknik terhadap kemungkinan bencana. Sehingga rekayasa infrastruktur harus mampu mengadopsi berbagai kondisi alam di sekitarnya termasuk kemungkinan bencana," katanya.
Indra menambahkan, perencanaan infrastruktur yang mampu beradaptasi dengan faktor bencana alam juga diperlukan untuk perencanaan tata ruang.
"Perencanaan tata ruang ini yang akan membagi suatu wilayah ke dalam tingkat kerentanan Dengan demikian rekayasa pembangunan bisa menyesuaikan dengan perencanaan tata ruang yang sudah memasukkan parameter kebencanaan," katanya.
Dia mencontohkan, untuk pembangunan perumahan yang lokasinya cukup dekat dengan zona sesar, tentu bangunan tersebut harus lebih tahan gempa.
"Atau pembangunan infrastruktur yang lokasinya berdekatan dengan perbukitan, atau tebing-tebing maka harus diberikan jarak tertentu sesuai kajian teknik untuk bisa membangun infrastruktur di lokasi tersebut agar aman dari ancaman longsor atau banjir bandang," katanya.
Dengan perencanaan pembangunan yang menyeluruh dan memperhatikan seluruh aspek termasuk juga aspek kebencanaan, kata dia, diharapkan infrastruktur akan stabil dan lebih lama dalam pemanfaatannya.
"Untuk itu, perlu sosialisasi yang menyeluruh kepada seluruh pihak tentang perlunya memperhatikan potensi ancaman bencana dalam perencanaan pembangunan infrastruktur," katanya.
Menurut dia, dengan adanya sosialisasi yang menyeluruh diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran seluruh pihak.
"Perencanaan pembangunan infrastruktur harus memperhatikan kemungkinan bencana, karena kalau diabaikan fenomena ini bisa menyebabkan kerusakan infrastruktur yang sudah dibuat," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Koordinator bidang bencana geologi Pusat Mitigasi Unsoed tersebut menjelaskan, pembangunan infrastruktur diharapkan memenuhi kriteria sebagai bangunan yang stabil dan memiliki ketahanan jangka panjang.
"Untuk memenuhi persyaratan tersebut dibutuhkan rekayasa teknik dalam pembangunannya. Termasuk di dalamnya rekayasa teknik terhadap kemungkinan bencana. Sehingga rekayasa infrastruktur harus mampu mengadopsi berbagai kondisi alam di sekitarnya termasuk kemungkinan bencana," katanya.
Indra menambahkan, perencanaan infrastruktur yang mampu beradaptasi dengan faktor bencana alam juga diperlukan untuk perencanaan tata ruang.
"Perencanaan tata ruang ini yang akan membagi suatu wilayah ke dalam tingkat kerentanan Dengan demikian rekayasa pembangunan bisa menyesuaikan dengan perencanaan tata ruang yang sudah memasukkan parameter kebencanaan," katanya.
Dia mencontohkan, untuk pembangunan perumahan yang lokasinya cukup dekat dengan zona sesar, tentu bangunan tersebut harus lebih tahan gempa.
"Atau pembangunan infrastruktur yang lokasinya berdekatan dengan perbukitan, atau tebing-tebing maka harus diberikan jarak tertentu sesuai kajian teknik untuk bisa membangun infrastruktur di lokasi tersebut agar aman dari ancaman longsor atau banjir bandang," katanya.
Dengan perencanaan pembangunan yang menyeluruh dan memperhatikan seluruh aspek termasuk juga aspek kebencanaan, kata dia, diharapkan infrastruktur akan stabil dan lebih lama dalam pemanfaatannya.
"Untuk itu, perlu sosialisasi yang menyeluruh kepada seluruh pihak tentang perlunya memperhatikan potensi ancaman bencana dalam perencanaan pembangunan infrastruktur," katanya.
Menurut dia, dengan adanya sosialisasi yang menyeluruh diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran seluruh pihak.