Kudus (ANTARA) -
Seorang perajin kopiah berbahan limbah dati pabrik tekstil di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai kebanjiran pesanan setelah kopiah yang diproduksi menarik minat pasar karena kesan uniknya.
"Ide membuat kopiah dari bahan beludru yang merupakan bahan limbah dari pabrik tekstil ini tanpa sengaja," kata perajin kopiah asal Desa Piji, Kecamatan Dawe, Kudus, Nunung Ervana di Kudus, Jumat.
Kemudian, kata dia, bahan tersebut dicoba untuk dibuat kopiah, kendati sebelumnya juga memproduksi kopiah dari bahan lain seperti kain batik maupun karung goni.
Ternyata, menurut dia, hasilnya mendapatkan respons positif dari masyarakat. Bahkan, saat perang Rusia dengan Ukraina terjadi, kopiah beludru tersebut semakin banyak peminat karena dijuluki kopiah Rusia yang kebetulan juga bertepatan dengan bulan puasa Ramadhan.
Pesanan diterima, dari berbagai daerah di Tanah Air, sehingga dirinya kini kewalahan karena kapasitas produksinya memang terbatas.
"Awalnya, kami hanya mampu memproduksi 50 buah kopiah per harinya, kini sudah ditingkatkan menjadi 100-an buah per harinya. Sedangkan tenaga kerjanya ada lima orang, namun yang aktif memproduksi hanya tiga orang selebihnya sering bolos kerja," ujarnya.
Untuk harga jual per buahnya mulai dari Rp40.000 untuk bahan tipis dan Rp60.000 untuk kopiah dengan bahan tebal.
Meskipun di tengah pandemi COVID-19, kata dia, kopiah beludru atau kopiah Rusia buatannya itu sangat banyak peminatnya, terlebih saat ini tengah memasuki bulan Ramadhan.
Untuk memudahkan masyarakat mendapatkan kopiah maupun produk lainnya, bisa mendatangi rumahnya di Desa Piji atau melalui instagram maupun facebook Nu Nung.