Purbalingga (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Purbalingga bersama pemerintah daerah setempat terus menggencarkan sosialisasi mengenai Pemilu 2024 guna meningkatkan jumlah partisipasi masyarakat.
"KPU Purbalingga bersama Pemkab Purbalingga melalui Kantor Kesatuan Kebangsaan dan Politik atau Kesbangpol Purbalingga terus melakukan sosialisasi Pemilu 2024," kata Anggota KPU Purbalingga Divisi Parmas, SDM dan Kampanye Andri Supriyanto di Purbalingga, Rabu.
Andri mengatakan sosialisasi dilakukan kepada 11 segmentasi pemilih di Kabupaten Purbalingga.
"Ke-11 segmentasi dimaksud adalah basis keluarga, basis pemilih pemula, basis pemilih muda, basis pemilih perempuan, basis penyandang disabilitas, basis pemilih berkebutuhan khusus, basis kaum marjinal, basis komunitas, basis keagamaan, basis warga internet dan basis relawan demokrasi," katanya.
Dia mengatakan hingga saat ini sosialisasi pemilu sudah dilaksanakan di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Purbalingga.
"Masih ada enam kecamatan yang belum mendapat giliran sosialisasi yaitu Purbalingga Kota, Kalimanah, Padamara, Kutasari, Bojongsari dan Mrebet," katanya.
KPU Purbalingga, kata dia, berharap kegiatan sosialisasi juga dapat tetap dilaksanakan selama bulan Ramadhan.
"Selama bulan Ramadhan diharapkan dapat terus berjalan, jika nanti waktunya kurang memadai bisa dilanjutkan setelah Lebaran," katanya.
Baca juga: Perludem sayangkan pembahasan anggaran pemilu tunggu pelantikan KPU
Dia mengatakan tujuan dari kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pelaksanaan Pemilu 2024.
"Kami berharap masyarakat tahu sedini mungkin akan pelaksanaan pemilu 2024, sehingga mereka bisa saling berbagi dengan teman sebaya akan pentingnya pemilu dan bagaimana syarat menjadi pemilih," katanya.
Sementara itu Pengamat Politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ahmad Sabiq mengatakan sosialisasi Pemilu 2024 merupakan salah satu prioritas penting.
"Masih ada waktu sekitar dua tahun untuk melakukan sosialisasi pemilu, waktunya sangat cukup sekali untuk melakukan sosialisasi dan mempersiapkan segala tahapan untuk membuat terobosan pada saat pelaksanaan," katanya.
Pengajar di FISIP Unsoed itu menambahkan sosialisasi pemilu perlu menyasar semua kalangan termasuk juga kelompok rentan, masyarakat yang tinggal di pedalaman dan juga generasi milenial atau pemilih pemula.
"Pemilih pemula perlu juga mendapatkan perhatian, kelompok milenial pada saat ini juga banyak mencermati perkembangan politik dan kondisi kebangsaan hanya saja memang media yang banyak digunakan adalah media sosial," katanya.
Baca juga: Pemprov Jateng mulai susun anggaran Pemilu 2024
Baca juga: KPU: Tak ada rencana gunakan "e-voting" pada Pemilu 2024
"KPU Purbalingga bersama Pemkab Purbalingga melalui Kantor Kesatuan Kebangsaan dan Politik atau Kesbangpol Purbalingga terus melakukan sosialisasi Pemilu 2024," kata Anggota KPU Purbalingga Divisi Parmas, SDM dan Kampanye Andri Supriyanto di Purbalingga, Rabu.
Andri mengatakan sosialisasi dilakukan kepada 11 segmentasi pemilih di Kabupaten Purbalingga.
"Ke-11 segmentasi dimaksud adalah basis keluarga, basis pemilih pemula, basis pemilih muda, basis pemilih perempuan, basis penyandang disabilitas, basis pemilih berkebutuhan khusus, basis kaum marjinal, basis komunitas, basis keagamaan, basis warga internet dan basis relawan demokrasi," katanya.
Dia mengatakan hingga saat ini sosialisasi pemilu sudah dilaksanakan di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Purbalingga.
"Masih ada enam kecamatan yang belum mendapat giliran sosialisasi yaitu Purbalingga Kota, Kalimanah, Padamara, Kutasari, Bojongsari dan Mrebet," katanya.
KPU Purbalingga, kata dia, berharap kegiatan sosialisasi juga dapat tetap dilaksanakan selama bulan Ramadhan.
"Selama bulan Ramadhan diharapkan dapat terus berjalan, jika nanti waktunya kurang memadai bisa dilanjutkan setelah Lebaran," katanya.
Baca juga: Perludem sayangkan pembahasan anggaran pemilu tunggu pelantikan KPU
Dia mengatakan tujuan dari kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pelaksanaan Pemilu 2024.
"Kami berharap masyarakat tahu sedini mungkin akan pelaksanaan pemilu 2024, sehingga mereka bisa saling berbagi dengan teman sebaya akan pentingnya pemilu dan bagaimana syarat menjadi pemilih," katanya.
Sementara itu Pengamat Politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ahmad Sabiq mengatakan sosialisasi Pemilu 2024 merupakan salah satu prioritas penting.
"Masih ada waktu sekitar dua tahun untuk melakukan sosialisasi pemilu, waktunya sangat cukup sekali untuk melakukan sosialisasi dan mempersiapkan segala tahapan untuk membuat terobosan pada saat pelaksanaan," katanya.
Pengajar di FISIP Unsoed itu menambahkan sosialisasi pemilu perlu menyasar semua kalangan termasuk juga kelompok rentan, masyarakat yang tinggal di pedalaman dan juga generasi milenial atau pemilih pemula.
"Pemilih pemula perlu juga mendapatkan perhatian, kelompok milenial pada saat ini juga banyak mencermati perkembangan politik dan kondisi kebangsaan hanya saja memang media yang banyak digunakan adalah media sosial," katanya.
Baca juga: Pemprov Jateng mulai susun anggaran Pemilu 2024
Baca juga: KPU: Tak ada rencana gunakan "e-voting" pada Pemilu 2024