Magelang (ANTARA) - Taruna Siaga Bencana (Tagana) memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana, kata Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Adi Waryanto.
Adi di Magelang, Selasa, mengatakan Tagana memiliki tugas melaksanakan penanggulangan bencana baik pada prabencana, saat tanggap darurat maupun pascabencana, dan tugas-tugas penanganan permasalahan sosial lainnya yang terkait dengan penanggulangan bencana.
Ia menyampaikan hal tersebut pada pembukaan Diklat Taruna Siaga Bencana (Tagana) Muda di Aula Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Tanjung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
"Di samping tugas-tugas evakuasi, Tagana juga mempunyai peran penting dalam pengelolaan logistik, dapur umum, trauma healing dan penanganan psikososial," katanya.
Ia menuturkan Kabupaten Magelang merupakan daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana relatif tinggi, karena di Kabupaten Magelang terdapat Gunung Merapi yang tercatat sebagai salah satu gunung api teraktif di dunia serta memiliki kerawanan bencana alam lainnya, seperti tanah longsor, puting beliung, dan banjir bandang, sehingga kesiapsiagaan menghadapi bencana menjadi satu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Ia berharap Diklat Tagana Muda ini dapat meningkatkan kemampuan anggota Tagana dalam menghadapi bencana serta mampu meningkatkan profesionalisme di dalam pengaturan maupun pelaksanaan tugas penanggulangan bencana.
"Oleh karena itu, Tagana Muda harus memiliki sifat kemandirian dalam beradaptasi serta selalu siap dalam menghadapi ancaman bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi," katanya.
Ia meminta Tagana Muda untuk mengikuti diklat dengan sungguh-sungguh karena di samping bermanfaat untuk keselamatan diri sendiri dan keluarga, diklat ini juga bermanfaat untuk mengasah kemampuan mitigasi bencana serta mempertajam intuisi atas apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.
Ia berharap para peserta diklat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, mengingat PPKM Kabupaten Magelang masih Level 3.
"Saya imbau kepada seluruh hadirin untuk tetap disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan dan mendukung terus upaya percepatan vaksinasi di Kabupaten Magelang agar pandemi yang sudah dua tahun melanda ini bisa segera berakhir," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial PPKB PPPA Kabupaten Magelang, Sukamtono mengatakan jumlah Tagana aktif serta memiliki nomor induk Tagana di Kabupaten Magelang sebanyak 68 orang, sebagian besar berdomisili di wilayah Kecamatan Dukun.
Ia berharap di waktu yang akan datang jumlah personel Tagana di tiap-tiap kecamatan dapat bertambah sesuai dengan kondisi untuk mencukupi dan mendukung kegiatan penanganan bencana yang mungkin terjadi di masing-masing wilayah kecamatan.
"Melalui Diklat ini dapat meningkatkan jumlah anggota Tagana yang terlatih dan siap terjun di lapangan terkait dengan penanganan, perencanaan, serta profesionalisme terhadap penanganan bencana," katanya.
Ia menyampaikan Diklat Tagana Muda ini dilaksanakan pada 8-10 Maret 2022 dan diikuti oleh 30 peserta dari 18 kecamatan di Kabupaten Magelang.
Adi di Magelang, Selasa, mengatakan Tagana memiliki tugas melaksanakan penanggulangan bencana baik pada prabencana, saat tanggap darurat maupun pascabencana, dan tugas-tugas penanganan permasalahan sosial lainnya yang terkait dengan penanggulangan bencana.
Ia menyampaikan hal tersebut pada pembukaan Diklat Taruna Siaga Bencana (Tagana) Muda di Aula Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Tanjung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
"Di samping tugas-tugas evakuasi, Tagana juga mempunyai peran penting dalam pengelolaan logistik, dapur umum, trauma healing dan penanganan psikososial," katanya.
Ia menuturkan Kabupaten Magelang merupakan daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana relatif tinggi, karena di Kabupaten Magelang terdapat Gunung Merapi yang tercatat sebagai salah satu gunung api teraktif di dunia serta memiliki kerawanan bencana alam lainnya, seperti tanah longsor, puting beliung, dan banjir bandang, sehingga kesiapsiagaan menghadapi bencana menjadi satu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Ia berharap Diklat Tagana Muda ini dapat meningkatkan kemampuan anggota Tagana dalam menghadapi bencana serta mampu meningkatkan profesionalisme di dalam pengaturan maupun pelaksanaan tugas penanggulangan bencana.
"Oleh karena itu, Tagana Muda harus memiliki sifat kemandirian dalam beradaptasi serta selalu siap dalam menghadapi ancaman bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi," katanya.
Ia meminta Tagana Muda untuk mengikuti diklat dengan sungguh-sungguh karena di samping bermanfaat untuk keselamatan diri sendiri dan keluarga, diklat ini juga bermanfaat untuk mengasah kemampuan mitigasi bencana serta mempertajam intuisi atas apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.
Ia berharap para peserta diklat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, mengingat PPKM Kabupaten Magelang masih Level 3.
"Saya imbau kepada seluruh hadirin untuk tetap disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan dan mendukung terus upaya percepatan vaksinasi di Kabupaten Magelang agar pandemi yang sudah dua tahun melanda ini bisa segera berakhir," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial PPKB PPPA Kabupaten Magelang, Sukamtono mengatakan jumlah Tagana aktif serta memiliki nomor induk Tagana di Kabupaten Magelang sebanyak 68 orang, sebagian besar berdomisili di wilayah Kecamatan Dukun.
Ia berharap di waktu yang akan datang jumlah personel Tagana di tiap-tiap kecamatan dapat bertambah sesuai dengan kondisi untuk mencukupi dan mendukung kegiatan penanganan bencana yang mungkin terjadi di masing-masing wilayah kecamatan.
"Melalui Diklat ini dapat meningkatkan jumlah anggota Tagana yang terlatih dan siap terjun di lapangan terkait dengan penanganan, perencanaan, serta profesionalisme terhadap penanganan bencana," katanya.
Ia menyampaikan Diklat Tagana Muda ini dilaksanakan pada 8-10 Maret 2022 dan diikuti oleh 30 peserta dari 18 kecamatan di Kabupaten Magelang.