Purwokerto (ANTARA) - Tim Riset Keilmuan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dalam Program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tahun 2022 melakukan riset dan pelatihan membatik bagi para pelajar di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah 

Sebanyak lima kelompok pelajar perwakilan dari empat sekolah di Kecamatan Purwareja Klampok dan Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, serta sejumlah mahasiswa Unsoed dilibatkan dalam kegiatan yang berlangsung sejak awal hingga akhir bulan Februari 2022. 

Ketua Tim Program Riset Keilmuan-Model Pemberdayaan Kewirausahaan Sosial Perajin Batik Berbasis Kearifan Lokal dan Teknologi Digital bagi Generai Muda Dr. Adhi Iman Sulaiman mengharapkan melalui kegiatan tersebut, para pembatik usia tua di sentra batik Banjarnegara yang banyak ditemui di Kecamatan Susukan dapat diteruskan oleh generasi muda, khususnya dalam promosi pemasaran produk batik dengan dukungan teknologi digital. 

"Dengan dukungan teknologi digital dan dukungan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, diharapkan potensi batik Banjarnegara ke depannya bisa berkembang," katanya.

Menurut dia, program riset keilmuan tersebut didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tahun 2022, dan melibatkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsoed

Ia mengatakan anggota tim terdiri atas Dr. Toto Sugito dan Dr. Shinta Prastyanti, MA serta melibatkan empat mahasiswa S1 Ilmu komunikasi dan dua Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed

Lebih lanjut, Adhi mengatakan program tersebut diawali studi pendahuluan, sosialisasi, dan survei penyebaran angket pada Januari 2022 tentang bBatik khas Banjarnegara kepada 100 pelajar dari empat sekolah di Banjarnegara, yakni dari SMA PGRI Purwareja Klampok, SMA Negeri 1 Purwareja Klampok, SMK HKTI 2 Purwareja Klampok, dan SMK Negeri 1 Susukan dari jurusan Kriya Kreatif Batik dan Tekstil (KKBT), masing-masing sekolah 25 siswa. 

"Setelah sosialiasi dan survei, dilakukan pelatihan membatik tahap pertama di perajin dan pengusaha Batik Wardah, Desa Panerusan Wetan, Kecamatan Susukan, Banjarnegara, selama lima kali pertemuan, pada setiap hari Sabtu dan Minggu, selama bulan Februari 2022," katanya.

Baca juga: CDC FISIP Unsoed Purwokerto gelar webinar "Alumni Talk"

Ia mengatakan selama pelatihan, para pelajar dibekali empat keterampilan, yakni mendesain batik tulis secara manual dan digital, teknik pewarnaan membatik. Ketiga, membuat batik inovatif ecoprint, dan strategi digital marketing

Menurut dia, selaku tenaga pelatih dalam kegiatan terdiri atas Budi Triyono (60), pemilik batik Wardah yang sudah malang melintang di bidang usaha batik tulis, cap, kombinasi, dan printing, serta Leni Rahmayanti, S.Pd. yang merupakan praktisi ecoprint dari SMAN 1 Purwareja Klampok. 

"Kegiatan ini juga melibatkan instruktur yang terdiri atsa terdiri Dika Sulistiyo SP, Nanik Suparni A.MG, Drs. Prasetiyo, Niken Hapsari SP., MP,  Arief Nurhandika, SE, M.Ak., dan Tim Riset Keilmuan Unsoed. Mereka membekali peserta pelatihan berupa teknik photo product untuk periklanan di media digital seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp, serta digital marketing dan motivasi kewirausahaan," kata dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed itu.

Ia mengharapkan adanya dukungan dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, khususnya dalam hal pemasaran untuk membangkitkan dan mengembangkan UMKM batik khas Banjarnegara yang ada di Kecamatan Susukan, yakni di Desa Gunelem Wetan, Gumelem Kulon, dan Panerusan Wetan. 

Dalam hal ini, dia mencontohkan jika Pemkab Banjarnegara mewajibkan para pelajar, pegawai di tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten mengenakan batik khas Banjarnegara pada hari-hari tertentu, akan ikut membantu nasib perajin batik. 

"Selama pandemi ini usaha batik sempat mengalami penurunan daya beli. Untuk itu, kepedulian dan kebijakan dari Pemkab Banjarnegara sangat diperlukan," katanya.

Adhi mengaku optimistis dengan sentuhan teknologi dan pemasaran secara digital, usaha batik Banjarnegara prospektif dan diminati generasi muda. 

Baca juga: Mahasiswa Ilmu Politik Unsoed ikuti magang program MBKM

"Para pelajar yang sudah kami bekali ini, diharapkan bisa menularkan keterampilannya kepada pelajar lainnya. Mereka juga bisa membantu memasarkan produk batik tulis dari UMKM melalui media sosial. Diharapkan, kelak ketika mereka setelah lulus sekolah, tidak hanya bekerja di pabrik di kota-kota besar, namun menjadi wirausaha yang tekun dan ulet, diantaranya bidang perbatikan," katanya.

Salah seorang peserta pelatihan, Cindi Muslikhah (17) mengaku sangat berterima kasih kepada tim riset dari Unsoed yang telah membekali keterampilan membatik dengan sentuhan teknologi dan pemasaran secara digital. 

"Pelatihan ini semakin membuka minat saya untuk menekuni usaha batik. Saya lebih tertarik ke bidang digital marketing," ujar Cindi Muslikha, siswi Kelas XII jurusan KKBT SMKN 1 Susukan.

Peserta lainnya, Fitri Nurhalimah (17) mengaku ingin memperdalam desain model batik secara digital dan pemasaran digital. 

"Saya tertarik memperdalam desain model batik dan digital marketing batik. Pelatihan ini telah menginspirasi saya. Siapa tahu nanti bisa menekenuni wirausaha batik," kata pelajar jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) SMK HKTI 2 Purwareja Klampok itu. 

Baca juga: Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Unsoed Periode 2022 dilantik
Baca juga: FPIK Unsoed dorong upaya pengendalian pencemaran lingkungan

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024