Solo (ANTARA) - Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Surakarta menginginkan Kota Solo menjadi barometer fesyen di Indonesia seiring dengan tingginya minat masyarakat terhadap bidang tersebut.
Ketua BPPD Kota Surakarta Retno Wulandari di Solo, Rabu mengatakan sebagai bentuk dari komitmen tersebut akan diselenggarakan Solo Fashion Week pada awal bulan Juli 2022 di Mal Solo Paragon.
"Yang terlibat dalam acara ini memiliki kredibilitas yang tidak perlu diragukan lagi. Kami berharap acara ini jadi ikon acara untuk fesyen sehingga standar fesyen di Solo, baik pelaksanaan acara, konsep, dan value dari event ini akan berdampak pada image Kota Solo," katanya.
Baca juga: Sederhana dan kasual jadi tren fesyen 2022
Ia mengatakan upaya tersebut sesuai dengan arahan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka agar selalu membangun narasi positif tentang Kota Solo.
"Saya sendiri adalah seorang penikmat dan pengamat fesyen, sebagai warga dan stakeholder pariwisata tentu ingin agar fesyen di Solo menjadi sorotan," katanya.
Sementara itu, mengenai penyelenggaraan Solo Fashion Week pada tahun ini mengalami penundaan, dari sebelumnya yang akan diselenggarakan pada pertengahan bulan Maret mundur menjadi awal Juli, tepatnya pada 1-3 Juli 2022.
Ia mengatakan penundaan tersebut merupakan respon dari pandemi COVID-19 yang hingga saat ini masih berlangsung.
"Solo saat ini sudah masuk level tiga, tentu penyelenggara juga memperhatikan keamanan dan kenyamanan agar lebih optimal dari sisi penyelenggaraannya," katanya.
Sebagai bagian dari pemanasan, ia berharap diselenggarakan sejumlah agenda kecil sebagai bagian dari Road to Solo Fashion Week.
"Disesuaikan dengan pandemi, event kecil yang aman diselenggarakan, misalnya talkshow secara hybrid dengan isu fashion yang bisa membuat publik lebih peduli," katanya.
Terkait dengan penyelenggaraan itu, Kreator Solo Fashion Week Djongko Rahardjo mengatakan selama ini banyak kegiatan fesyen yang menggunakan tagline Fashion Week. Bahkan, banyak daerah di Indonesia menggunakan tagline tersebut.
"Namun di Indonesia yang resmi terdaftar dengan tagline Fashion Week baru tiga adalah Indonesia Fashion Week, Jakarta Fashion Week, dan Solo Fashion Week," katanya.
Melalui kegiatan tersebut ia ingin mempresentasikan fesyen melalui Solo Fashion Week sehingga bisa lebih bernilai.
"Kami ingin bisa merangkul semua aspek dalam fesyen sehingga bisa dipresentasikan dengan baik," katanya.
Baca juga: Pengrajin wastra diminta adaptif dengan tren fesyen agar berkembang
Ketua BPPD Kota Surakarta Retno Wulandari di Solo, Rabu mengatakan sebagai bentuk dari komitmen tersebut akan diselenggarakan Solo Fashion Week pada awal bulan Juli 2022 di Mal Solo Paragon.
"Yang terlibat dalam acara ini memiliki kredibilitas yang tidak perlu diragukan lagi. Kami berharap acara ini jadi ikon acara untuk fesyen sehingga standar fesyen di Solo, baik pelaksanaan acara, konsep, dan value dari event ini akan berdampak pada image Kota Solo," katanya.
Baca juga: Sederhana dan kasual jadi tren fesyen 2022
Ia mengatakan upaya tersebut sesuai dengan arahan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka agar selalu membangun narasi positif tentang Kota Solo.
"Saya sendiri adalah seorang penikmat dan pengamat fesyen, sebagai warga dan stakeholder pariwisata tentu ingin agar fesyen di Solo menjadi sorotan," katanya.
Sementara itu, mengenai penyelenggaraan Solo Fashion Week pada tahun ini mengalami penundaan, dari sebelumnya yang akan diselenggarakan pada pertengahan bulan Maret mundur menjadi awal Juli, tepatnya pada 1-3 Juli 2022.
Ia mengatakan penundaan tersebut merupakan respon dari pandemi COVID-19 yang hingga saat ini masih berlangsung.
"Solo saat ini sudah masuk level tiga, tentu penyelenggara juga memperhatikan keamanan dan kenyamanan agar lebih optimal dari sisi penyelenggaraannya," katanya.
Sebagai bagian dari pemanasan, ia berharap diselenggarakan sejumlah agenda kecil sebagai bagian dari Road to Solo Fashion Week.
"Disesuaikan dengan pandemi, event kecil yang aman diselenggarakan, misalnya talkshow secara hybrid dengan isu fashion yang bisa membuat publik lebih peduli," katanya.
Terkait dengan penyelenggaraan itu, Kreator Solo Fashion Week Djongko Rahardjo mengatakan selama ini banyak kegiatan fesyen yang menggunakan tagline Fashion Week. Bahkan, banyak daerah di Indonesia menggunakan tagline tersebut.
"Namun di Indonesia yang resmi terdaftar dengan tagline Fashion Week baru tiga adalah Indonesia Fashion Week, Jakarta Fashion Week, dan Solo Fashion Week," katanya.
Melalui kegiatan tersebut ia ingin mempresentasikan fesyen melalui Solo Fashion Week sehingga bisa lebih bernilai.
"Kami ingin bisa merangkul semua aspek dalam fesyen sehingga bisa dipresentasikan dengan baik," katanya.
Baca juga: Pengrajin wastra diminta adaptif dengan tren fesyen agar berkembang