Solo (ANTARA) - Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo sudah melayani lebih dari 2,2 juta pengguna setelah setahun beroperasi.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba di Solo, Jawa Tengah, Selasa mengatakan operasional KRL di Yogyakarta-Solo berbeda dengan Jabodetabek. Menurut dia, jika KRL Jabodetabek lebih ramai pada hari kerja, untuk KRL Yogyakarta-Solo mengalami peningkatan permintaan pada hari Sabtu dan Minggu.
Ia mengatakan sejak awal beroperasi hingga Februari 2022 KRL Yogyakarta-Solo telah melayani 2.222.942 pengguna.
"Untuk operasional KRL Yogyakarta-Solo ini bersamaan dengan pandemi COVID-19, ada jaga jarak, protokol kesehatan, ada e-tiketing. Ada hal-hal baru yang harus diedukasi secara terus-menerus. Selain itu, KRL juga akan terus dikembangkan," katanya.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama KAI Commuter Roppiq Lutzfi Azhar mengatakan dengan operasional KRL tersebut banyak stasiun daerah yang kembali dioperasikan, di antaranya Stasiun Ceper, Stasiun Delanggu, Gawok, dan Stasiun Srowot.
Selain itu Stasiun Brambanan yang sebelumnya hanya melayani sebagian jadwal KA Prambanan Ekspres, kini melayani seluruh jadwal KRL Yogyakarta-Solo. Dengan pembukaan stasiun ini, akses masyarakat menuju transportasi publik makin dekat dan mudah.
"Jumlah pengguna KRL Yogyakarta-Solo rata-rata per hari 6.000 orang. Di bulan Desember adalah puncak pengguna tinggi, Sabtu dan Minggu bahkan ada yang sampai 14.000 orang/hari," katanya.
Terkait pengembangan KRL tersebut, ia mengatakan jika biasanya frekuensi rute Yogyakarta-Solo setiap harinya hingga 20 KA, ke depan akan ada penambahan empat perjalanan.
"Di tahun ini kerja sama kami dengan KAI dan Direktur Jenderal Perkeretaapian, kami diberikan tambahan alokasi, khususnya Sabtu dan Minggu ada 24 KA/hari. Jadi ada tambahan empat KA karena permintaan di hari Sabtu dan Minggu tinggi banget," katanya.
Sementara itu Kepala Stasiun Besar Solobalapan Endarno mengatakan kehadiran KRL atau commuter line tersebut mampu meningkatkan mobilisasi masyarakat.
"Saya di sini sudah delapan bulan, di saat pandemi awalnya hanya sekitar 300 penumpang/hari yang melakukan perjalanan melalui Stasiun Solobalapan, sekarang rata-rata sudah sekitar 2.200 penumpang/hari dan di weekend (akhir minggu) hingga 4.500 penumpang/hari," katanya.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba di Solo, Jawa Tengah, Selasa mengatakan operasional KRL di Yogyakarta-Solo berbeda dengan Jabodetabek. Menurut dia, jika KRL Jabodetabek lebih ramai pada hari kerja, untuk KRL Yogyakarta-Solo mengalami peningkatan permintaan pada hari Sabtu dan Minggu.
Ia mengatakan sejak awal beroperasi hingga Februari 2022 KRL Yogyakarta-Solo telah melayani 2.222.942 pengguna.
"Untuk operasional KRL Yogyakarta-Solo ini bersamaan dengan pandemi COVID-19, ada jaga jarak, protokol kesehatan, ada e-tiketing. Ada hal-hal baru yang harus diedukasi secara terus-menerus. Selain itu, KRL juga akan terus dikembangkan," katanya.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama KAI Commuter Roppiq Lutzfi Azhar mengatakan dengan operasional KRL tersebut banyak stasiun daerah yang kembali dioperasikan, di antaranya Stasiun Ceper, Stasiun Delanggu, Gawok, dan Stasiun Srowot.
Selain itu Stasiun Brambanan yang sebelumnya hanya melayani sebagian jadwal KA Prambanan Ekspres, kini melayani seluruh jadwal KRL Yogyakarta-Solo. Dengan pembukaan stasiun ini, akses masyarakat menuju transportasi publik makin dekat dan mudah.
"Jumlah pengguna KRL Yogyakarta-Solo rata-rata per hari 6.000 orang. Di bulan Desember adalah puncak pengguna tinggi, Sabtu dan Minggu bahkan ada yang sampai 14.000 orang/hari," katanya.
Terkait pengembangan KRL tersebut, ia mengatakan jika biasanya frekuensi rute Yogyakarta-Solo setiap harinya hingga 20 KA, ke depan akan ada penambahan empat perjalanan.
"Di tahun ini kerja sama kami dengan KAI dan Direktur Jenderal Perkeretaapian, kami diberikan tambahan alokasi, khususnya Sabtu dan Minggu ada 24 KA/hari. Jadi ada tambahan empat KA karena permintaan di hari Sabtu dan Minggu tinggi banget," katanya.
Sementara itu Kepala Stasiun Besar Solobalapan Endarno mengatakan kehadiran KRL atau commuter line tersebut mampu meningkatkan mobilisasi masyarakat.
"Saya di sini sudah delapan bulan, di saat pandemi awalnya hanya sekitar 300 penumpang/hari yang melakukan perjalanan melalui Stasiun Solobalapan, sekarang rata-rata sudah sekitar 2.200 penumpang/hari dan di weekend (akhir minggu) hingga 4.500 penumpang/hari," katanya.