Semarang (ANTARA) -
"Untuk menekan kasus KDRT, kami berupaya memberikan pelatihan pranikah kepada masyarakat yang berusia minimal 19 tahun," kata Ketua BKOW Jateng Nawal Arafah Taj Yasin di Semarang, Selasa.
Menurut dia, perlu pemahaman mengenai hak pasangan dan hak anak termasuk bagaimana cara berbagi peran dan tanggung jawab, mengambil keputusan yang adil, manajemen keuangan, mengatasi konflik, membentuk keluarga serta tanggung jawab sosial.
Baca juga: Ayah dan ibu kandung serta dukun jadi tersangka meninggalnya anak di Temanggung
Ia menyebut pelatihan ini penting bagi masyarakat usia minimal 19 tahun termasuk bagi para santri sebagai bekal sebelum menikah.
"Pelatihan pranikah bagi santri ini penting agar dalam keluarga tidak terjadi salah satu masalah yang berakibat negatif bagi pernikahan, seperti perceraian, kekerasan seksual," ujarnya.
Nawal berharap para santri dapat memahami kehidupan berumah tangga, apalagi mereka sudah memiliki bekal kehidupan yang santun dan mengedepankan dialog.
"Santri memiliki pemahaman keagamaan yang baik, dalam pesantren biasa menggunakan dialog. Patuh orang tua, memberikan teladan, tanggung jawab sebagai santri," katanya. (LHP)
Baca juga: Korban kekerasan seksual "incest" cenderung takut lapor
Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jawa Tengah mengintensifkan pelatihan pranikah guna mencegah terjadinya berbagai bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Untuk menekan kasus KDRT, kami berupaya memberikan pelatihan pranikah kepada masyarakat yang berusia minimal 19 tahun," kata Ketua BKOW Jateng Nawal Arafah Taj Yasin di Semarang, Selasa.
Menurut dia, perlu pemahaman mengenai hak pasangan dan hak anak termasuk bagaimana cara berbagi peran dan tanggung jawab, mengambil keputusan yang adil, manajemen keuangan, mengatasi konflik, membentuk keluarga serta tanggung jawab sosial.
Baca juga: Ayah dan ibu kandung serta dukun jadi tersangka meninggalnya anak di Temanggung
Ia menyebut pelatihan ini penting bagi masyarakat usia minimal 19 tahun termasuk bagi para santri sebagai bekal sebelum menikah.
"Pelatihan pranikah bagi santri ini penting agar dalam keluarga tidak terjadi salah satu masalah yang berakibat negatif bagi pernikahan, seperti perceraian, kekerasan seksual," ujarnya.
Nawal berharap para santri dapat memahami kehidupan berumah tangga, apalagi mereka sudah memiliki bekal kehidupan yang santun dan mengedepankan dialog.
"Santri memiliki pemahaman keagamaan yang baik, dalam pesantren biasa menggunakan dialog. Patuh orang tua, memberikan teladan, tanggung jawab sebagai santri," katanya. (LHP)
Baca juga: Korban kekerasan seksual "incest" cenderung takut lapor