Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Ardiansyah mengatakan Presidensi G20 Indonesia 2022 perlu menjadi momentum untuk mendorong transformasi digital dalam sektor pertanian.
"Momentum pelaksanaan G20 ini perlu dimanfaatkan untuk memulai transformasi digital untuk meningkatkan sektor pertanian," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Dosen teknik pertanian Unsoed itu mengatakan dalam "Sherpa Track" atau jalur pembahasan dalam forum G20, membahas berbagai isu di luar isu keuangan seperti seperti pertanian, ekonomi digital, pendidikan, kesehatan, perubahan iklim, perdagangan, energi, geopolitik, serta berbagai isu penting lainnya.
"Dalam jalur pembahasan 'Sherpa Track' itu ada ekonomi digital, ada pertanian. Transformasi digital dalam sektor pertanian akan jadi salah satu penunjang ekonomi digital," katanya.
Menurutnya, rantai pasok produk-produk pertanian dan rencana tanam untuk mendapatkan kuantitas produk yang tepat untuk kebutuhan dan ekspor perlu ditunjang dengan pengelolaan data-data lapangan dalam sektor pertanian.
"Dengan kata lain guna mendorong peningkatan sektor pertanian di Tanah Air perlu data-data lapangan bidang pertanian yang dikelola secara digital," katanya.
Baca juga: Ahli sebut Presidensi G20 momentum perkuat peran dalam kesehatan global
Dia menambahkan, Keketuaan Indonesia dalam sebuah forum internasional yang menjadi bagian penting bagi dunia selama satu tahun ke depan menjadi momentum yang tepat untuk mewujudkan transformasi digital dalam sektor pertanian ini.
"Presidensi G20 dapat memperkuat upaya menjadikan teknologi informasi untuk mendukung sektor pertanian Indonesia. Yaitu bagaimana mengintegrasikan teknologi digital ke dalam sistem pertanian," katanya.
Dalam sektor pertanian, tambah dia, teknologi digital diharapkan dapat mendukung sistem pertanian mulai dari proses tanam hingga panen bahkan jika perlu hingga proses distribusi hingga dapat dikonsumsi masyarakat.
Dia juga menambahkan bahwa forum beranggotakan 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju tersebut akan memberikan nilai tambah pada sektor pertanian dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi di Indonesia.
"Selain itu Presidensi G20 Indonesia 2022 yang mengusung tema 'Recover Together, Recover Stronger' ini juga perlu dimanfaatkan untuk mendorong kerja sama antaranggota dalam inovasi ilmiah dan teknologi pertanian," katanya.
Baca juga: Presidensi G20 berdampak positif pada sektor pariwisata
Baca juga: Women20 Presidensi Indonesia, Fokus perjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
"Momentum pelaksanaan G20 ini perlu dimanfaatkan untuk memulai transformasi digital untuk meningkatkan sektor pertanian," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Dosen teknik pertanian Unsoed itu mengatakan dalam "Sherpa Track" atau jalur pembahasan dalam forum G20, membahas berbagai isu di luar isu keuangan seperti seperti pertanian, ekonomi digital, pendidikan, kesehatan, perubahan iklim, perdagangan, energi, geopolitik, serta berbagai isu penting lainnya.
"Dalam jalur pembahasan 'Sherpa Track' itu ada ekonomi digital, ada pertanian. Transformasi digital dalam sektor pertanian akan jadi salah satu penunjang ekonomi digital," katanya.
Menurutnya, rantai pasok produk-produk pertanian dan rencana tanam untuk mendapatkan kuantitas produk yang tepat untuk kebutuhan dan ekspor perlu ditunjang dengan pengelolaan data-data lapangan dalam sektor pertanian.
"Dengan kata lain guna mendorong peningkatan sektor pertanian di Tanah Air perlu data-data lapangan bidang pertanian yang dikelola secara digital," katanya.
Baca juga: Ahli sebut Presidensi G20 momentum perkuat peran dalam kesehatan global
Dia menambahkan, Keketuaan Indonesia dalam sebuah forum internasional yang menjadi bagian penting bagi dunia selama satu tahun ke depan menjadi momentum yang tepat untuk mewujudkan transformasi digital dalam sektor pertanian ini.
"Presidensi G20 dapat memperkuat upaya menjadikan teknologi informasi untuk mendukung sektor pertanian Indonesia. Yaitu bagaimana mengintegrasikan teknologi digital ke dalam sistem pertanian," katanya.
Dalam sektor pertanian, tambah dia, teknologi digital diharapkan dapat mendukung sistem pertanian mulai dari proses tanam hingga panen bahkan jika perlu hingga proses distribusi hingga dapat dikonsumsi masyarakat.
Dia juga menambahkan bahwa forum beranggotakan 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju tersebut akan memberikan nilai tambah pada sektor pertanian dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi di Indonesia.
"Selain itu Presidensi G20 Indonesia 2022 yang mengusung tema 'Recover Together, Recover Stronger' ini juga perlu dimanfaatkan untuk mendorong kerja sama antaranggota dalam inovasi ilmiah dan teknologi pertanian," katanya.
Baca juga: Presidensi G20 berdampak positif pada sektor pariwisata
Baca juga: Women20 Presidensi Indonesia, Fokus perjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan