Boyolali, Jateng (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah terus meningkatkan monitoring dan evaluasi (monev) sekolah dalam kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas jenjang TK, SD, dan SMP untuk antisipasi bertambahnya penyebaran kasus COVID-19 di wilayahnya.

"Boyolali masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 sehingga kegiatan PTM terbatas masih berjalan normal dengan jumlah per kelas 16 siswa," kata Kepala Disdikbud Kabupaten Boyolali, Darmanto, di Boyolali, Selasa.

Menurut dia jika PTM setiap kelas lebih dari 16 siswa harus dibagi dua kelompok sehingga protokol kesehatan terjaga dengan aman.

Baca juga: Kasus COVID-19 di Solo melesat, Gibran hentikan PTM

"Untuk jenjang SMP pelaksanaan PTM dilakukan tiga hari dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga tiga hari. Karena, harus dilaksanakan terbagi dua kegiatan agar protokol kesehatan tetap terjaga dan aman," katanya.

Selain itu, Disdikbud juga terus melaksanakan monev setiap sekolah dengan melakukan tes usap antigen secara acak sebanyak 30 persen dari jumlah siswa untuk mengetahui jika ditemukan ada kasus positif COVID-19.

"Kami dalam kegiatan monev PTM berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat untuk pelaksanaan tes usap antigen baik untuk siswa maupun guru secara acak," katanya.

Namun, lanjut dia, dari hasil monitoring dan evaluasi di sekolah-sekolah yang kegiatan PTM di Boyolali hingga sekarang masih aman dan nyaman.

Kendati demikian, pihaknya terus menekankan disiplin dan konsisten terhadap protokol kesehatan, keselamatan, dan kesehatan peserta didik, pendidik, dan tenaga pendidikan.

Jumlah TK di Boyolali yang melaksanakan PTM terbatas dengan prokes ketat sebanyak 550 unit, SD 582 unit dan SMP 98 unit yang tersebar di 22 kecamatan di wilayah itu.

Sebelumnya, sebanyak 106 siswa dan guru menjalani tes usap PCR setelah ada seorang guru dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19, di SMP Negeri 3 Sawit Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, Senin (7/2).

Menurut  Darmanto ke-106 siswa dan guru setelah menjalani tes usap PCR langsung menjalani isolasi mandiri sambil menunggu hasilnya sekitar tiga hingga empat hari mendatang.

Ia menjelaskan siswa dan guru setelah dites usap PCR dari hasil penelusuran kotak erat (tracing) dengan guru yang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19 itu. Sedangkan, siswa lainnya yang tidak ada kotak erat masih menjalani pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan protokol kesehatan ketat.

"Siswa dan guru yang menjalani tes PCR harus isolasi mandiri selama 14 hari dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ)," demikian Darmanto.

Baca juga: Kegiatan PTM di Boyolali tetap jalan meski kasus COVID-19 bertambah
Baca juga: Pemkab Banyumas kembali berlakukan PTM kapasitas 50 persen

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024