Boyolali (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyatakan tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan protokol kesehatan ketat untuk TK, SD, dan SMP, meski kasus aktif COVID-19 di wilayahnya, terus bertambah.
"Kegiatan PTM terbatas di Boyolali tetap berjalan dengan prokes ketat meski kasus aktif COVID-19 mengalami peningkatan, kata Kepala Disdikbud Boyolali Darmanto, saat dihubungi di Boyolali, Ahad.
Sementara itu, berdasarkan data di Dinkes Boyolali, hingga Sabtu (5/2) malam, kasus aktif COVID-19 bertambah 27 pasien sehingga totalnya menjadi 92 pasien. Bahkan, kasus aktif kembali bertambah pada Ahad ini, tercatat 17 kasus sehingga total menjadi 108 kasus.
Menurut Darmanto kegiatan PTM di Boyolali dengan prokes ketat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Dia mengatakan, standar operasional prosedur (SOP) jika jumlah siswa dalam satu kelas lebih dari 16 anak harus distop. Kapasitas ruang kelas berukuran 7x7 meter persegi, maksimal diisi 16 anak. Kegiatan PTM di Boyolali hingga ini, tidak ada kendala atau masalah.
Pembelajaran tatap muka di Boyolali, pada Senin (7/2), tetap berjalan seperti biasa, sambil penyelesaian kegiatan vaksinasi anak usia 6-11 tahun dosis kedua yang masih berlangsung.
Kendati demikian, pihaknya terus menekankan disiplin dan konsisten terhadap protokol kesehatan, keselamatan, dan kesehatan peserta didik, pendidik, dan tenaga pendidikan.
Jumlah TK di Boyolali yang melaksanakan PTM terbatas dengan prokes ketat 550 unit, SD 582 unit dan SMP 98 unit yang tersebar di 22 kecamatan di wilayah itu.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali Puji Astuti mengatakan kasus aktif COVID-19 di Boyolali, hingga Ahad, pukul 13.46 WIB, bertambah 17 kasus aktif baru sehingga total menjadi 108 kasus. Bertambahnya kasus aktif ini, secara akumulasi menjadi 24.719 kasus.
Menurut Puji Astuti kasus aktif COVID-19 di Boyolali sebanyak108 tersebut terdiri dari 16 pasien dirawat di rumah sakit, 92 pasien menjalani isolasi mandiri, dan isolasi terpusat nol pasien.
Warga yang sudah sembuh dari COVID-19 bertambah satu kasus sehingga totalnya menjadi 23.199 kasus atau sekitar 93,9 persen, sedangkan angka kematian tidak ada tambahan, tetap 1.412 kasus atau sekitar 5,7 persen.
Penambahan 17 kasus baru COVID-19 di Boyolali berasal dari Kecamatan Boyolali kota sebanyak 13 pasien, Ngemplak dua kasus, Teras dan Banyudono masing-masing satu kasus.
"Mereka kebanyakan klaster bepergian ke luar daerah dan ada klaster pabrik di Banyudono," katanya.
Boyolali tetap masuk zona risiko rendah dengan skor indeks kesehatan masyarakat (IKM) COVID-19 pada 2,68. Prosentase keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) sekitar 4 persen dan masuk kriteria Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1.*
"Kegiatan PTM terbatas di Boyolali tetap berjalan dengan prokes ketat meski kasus aktif COVID-19 mengalami peningkatan, kata Kepala Disdikbud Boyolali Darmanto, saat dihubungi di Boyolali, Ahad.
Sementara itu, berdasarkan data di Dinkes Boyolali, hingga Sabtu (5/2) malam, kasus aktif COVID-19 bertambah 27 pasien sehingga totalnya menjadi 92 pasien. Bahkan, kasus aktif kembali bertambah pada Ahad ini, tercatat 17 kasus sehingga total menjadi 108 kasus.
Menurut Darmanto kegiatan PTM di Boyolali dengan prokes ketat untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.
Dia mengatakan, standar operasional prosedur (SOP) jika jumlah siswa dalam satu kelas lebih dari 16 anak harus distop. Kapasitas ruang kelas berukuran 7x7 meter persegi, maksimal diisi 16 anak. Kegiatan PTM di Boyolali hingga ini, tidak ada kendala atau masalah.
Pembelajaran tatap muka di Boyolali, pada Senin (7/2), tetap berjalan seperti biasa, sambil penyelesaian kegiatan vaksinasi anak usia 6-11 tahun dosis kedua yang masih berlangsung.
Kendati demikian, pihaknya terus menekankan disiplin dan konsisten terhadap protokol kesehatan, keselamatan, dan kesehatan peserta didik, pendidik, dan tenaga pendidikan.
Jumlah TK di Boyolali yang melaksanakan PTM terbatas dengan prokes ketat 550 unit, SD 582 unit dan SMP 98 unit yang tersebar di 22 kecamatan di wilayah itu.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali Puji Astuti mengatakan kasus aktif COVID-19 di Boyolali, hingga Ahad, pukul 13.46 WIB, bertambah 17 kasus aktif baru sehingga total menjadi 108 kasus. Bertambahnya kasus aktif ini, secara akumulasi menjadi 24.719 kasus.
Menurut Puji Astuti kasus aktif COVID-19 di Boyolali sebanyak108 tersebut terdiri dari 16 pasien dirawat di rumah sakit, 92 pasien menjalani isolasi mandiri, dan isolasi terpusat nol pasien.
Warga yang sudah sembuh dari COVID-19 bertambah satu kasus sehingga totalnya menjadi 23.199 kasus atau sekitar 93,9 persen, sedangkan angka kematian tidak ada tambahan, tetap 1.412 kasus atau sekitar 5,7 persen.
Penambahan 17 kasus baru COVID-19 di Boyolali berasal dari Kecamatan Boyolali kota sebanyak 13 pasien, Ngemplak dua kasus, Teras dan Banyudono masing-masing satu kasus.
"Mereka kebanyakan klaster bepergian ke luar daerah dan ada klaster pabrik di Banyudono," katanya.
Boyolali tetap masuk zona risiko rendah dengan skor indeks kesehatan masyarakat (IKM) COVID-19 pada 2,68. Prosentase keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) sekitar 4 persen dan masuk kriteria Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1.*