Batang (ANTARA) - Korps Marinir menghibahkan tiga alutsista kepada Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, untuk monumen perjuangan karena daerah itu memiliki sejarah perjuangan TNI Angkatan Laut.

Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono di Batang, Jumat, mengatakan bahwa tiga alutsista tersebut adalah satu tank dan dua meriam yang memiliki sejarah bagi perjuangan Korps Marinir dalam mempertahan NKRI.

"Hampir di semua operasi yang dilaksanakan Korps Marinir, alutsista ini selalu ikut dalam Operasi Dwikora, Trikora, dan Permesta," katanya.

Pria kelahiran asli Kabupaten Batang itu mengatakan tiga alutsista itu usianya sudah uzur namun karena dirawat dengan baik maka masih bisa dioperasionalkan.

Alutsista seperti tank buatan Rusia 1942 itu, kata dia, masuk ke Indonesia pada tahun 1962 untuk memperkuat persenjataan Korps Marinir TNI Angkatan Laut.

Suhartono mengatakan beberapa alutsista milik Korps Marinir TNI AL tidak hanya dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten Batang saja melainkan kepada sejumlah daerah yang memiliki sejarah perjuangan TNI AL.

"(Alutsista, red.) lainnya sudah dihibahkan di Museum Peta di Malang, Padang, Tarakan, dan Manado, sedangkan ke depan akan dibuat monumen di Pemalang, Tegal, dan Cirebon," katanya.

Ia menceritakan bahwa Kabupaten Batang menjadi saksi sejarah perjuangan heroisme prajurit-prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

"Beberapa pertempuran di wilayah Kabupaten Batang terjadi seperti di Subah dan Limpung yang menjadi tempat gugurnya Kopral Mustofa. Kemudian Warungasem, Wonotunggal, Bandar, dan Blado," katanya.

Ia mengatakan pembangunan monumen perjuangan di Kabupaten Batang bukan tanpa alasan namun ada sejarah dan tercatat dalam prasasti di Markas Korps Marinir.

"Tercatat di Prasasti Markas Korps Marinir ada 37 nama prajurit yang gugur dalam pertempuran perang kemerdekaan yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TPM) Kadilangu Batang," katanya.

Bupati Batang Wihaji mengapresiasi hibah alutsista dari Korps Marinir TNI AL untuk dijadikan monumen perjuangan.

"Terima kasih kepada keluarga besar Korps Marinir karena monumen alutsista ini untuk mengingatkan sejarah bahwa rakyat bersama TNI dan Polri melakukan perang melawan penjajah," katanya.

Monumen perjuangan, kata dia, bisa dijadikan media edukasi generasi yang akan datang agar lebih mengenal sejarah, jiwa patriotisme, dan jiwa kepahlawanan," katanya.

Pewarta : Kutnadi
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024