Semarang (ANTARA) -
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkolaborasi mengembangkan tiga aspek yaitu Candi Borobudur, Kawasan Kota Lama Semarang, dan bandara.

"Ini energi yang luar biasa, jadi Aviasi mengkonsolidasikan banyak kekuatan, ada bandara, hotel, destinasi, kalau sudah jadi satu harapan kita nanti juga secara komunikasi dan manajerialnya lebih gampang," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai bertemu dengan petinggi PT. Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) di Semarang, Kamis.

Terkait dengan pengembangan tiga aspek di Jateng itu, Ganjar menyebut jika pariwisata harus dipersiapkan, termasuk dengan berbagai kegiatan di dalamnya.

"Saya tadi menyampaikan kepada beliau-beliau untuk kita menyiapkan 'event', jadi 'create event' agar di tengah pandemi ini gak kosong-kosong amat, tapi massal juga gak boleh, maka terbatas sehingga sangat bisa dikontrol," ujar Ganjar.

Orang nomor satu di Jateng itu berharap audiensi di tengah peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron, menghasilkan persiapan yang lebih matang sehingga pada bulan Maret yang diprediksi kasus melandai, pelaksanaannya bisa "digaspol".

"Mudah-mudahan Omicron bisa melandai pada Maret, kemudian Februari kita siapkan dengan matang, kita kolaborasi bareng-bareng dengan pemkab juga, pelaku wisatanya juga, maka maret kita siap dengan berbagai kegiatan. Ya makasihlah sudah banyak dukungan," kata Ganjar.

PT. Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney adalah Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung dengan anggotanya yang terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).

Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) Dony Oskaria mengatakan tiga aspek tersebut jadi prioritasnya setelah diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat pusat maupun daerah, utamanya Candi Borobudur karena salah satu destinasi super prioritas di Indonesia.

"Kedua adalah Kota Lama Semarang, ini hasil diskusi yang kami lihat kemarin bahwa ini merupakan salah satu kota terbaik yang pernah kita lihat karena sudah terintegrasi dan fasilitasnya juga sudah dikembangkan dengan sangat baik," ujarnya.

Apalagi di Kawasan Kota Lama, lanjut dia, terdapat 32 bangunan yang dimiliki BUMN sehingga diharapkan bisa memberikan kontribusi untuk menambah eksotisme yang sudah ada di kawasan tersebut.

"Ketiga tentu bandara, bagaimana aksesibilitas mampu juga diharapkan oleh BUMN menjadi pusat bagi UMKM Jawa Tengah. Jadi tidak hanya kita mengambil produk yang sudah besar tetapi kita harapkan juga jadi tempat UMKM kita untuk melakukan transaksi," katanya.

Sementara itu, Komisaris Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) Triawan Munaf berharap dari pertemuan ini, InJourney sebagai holding yang membawahi Aviasi dan Pariwisata bisa memberikan kontribusi lebih banyak untuk geliat ekonomi di Jateng pascapandemi COVID-19.

"Holding ini akan mensinergikan aset dari BUMN di bidang aviasi dan pariwisata untuk kita bisa maksimalkan kontribusi kita ke pariwisata terutama nanti pascapandemi COVID-19 sehingga kita bisa bangkit lebih cepat dan lebih kuat," ujarnya.

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024