Kudus (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bakal meningkatkan pengawasan penyaluran elpiji ukuran 3 kilogram untuk menghindari kemungkinan adanya penyalahgunaan, menyusul adanya kenaikan harga jual elpiji nonsubsidi.
"Pengawasan yang akan kami lakukan, baik pemantauan langsung di lapangan maupun melihat buku catatan dari masing-masing pangkalan elpiji 3 kg. Kami hanya sekadar antisipasi saja, mudah-mudahan tidak ada permasalahan di lapangan dan penyaluran elpiji 3 kg juga lancar dan masyarakat tidak ada yang mengeluh langka," kata Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Imam Prayitno di Kudus, Rabu.
Menurut dia kenaikan elpiji nonsubsidi yang selama ini dijual dengan ukuran 5,5 kg dan 12 kg tidak serta merta membuat penggunanya beralih ke elpiji 3 kg, karena mayoritas merupakan kelas menengah atas.
Selain itu, imbuh dia, banyak pula pelaku usaha yang memang lebih menguntungkan menggunakan elpiji 12 kg, dibandingkan elpiji 3 kg, sehingga ketika terjadi kenaikan harga jual di pasaran juga tidak akan beralih ke elpiji bersubsidi karena banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Baca juga: Polres Jepara bongkar penjualan 450 tabung elpiji bersubsidi tanpa izin
Untuk itulah, langkah antisipasinya jangan sampai ada penyalahgunaan elpiji bersubsidi dijual menjadi elpiji nonsubsidi.
"Masyarakat juga tidak perlu khawatir dengan pasokan elpiji bersubsidi karena hingga akhir Desember 2021 stoknya cukup, termasuk ketika ada lonjakan permintaan," ujarnya.
Kebutuhan rata-rata per bulan, kata dia, berkisar 770.000 tabung, sedangkan alokasi untuk bulan ini mencapai 789.000 tabung, sehingga tersedia aman.
Heru, salah satu penjual elpiji nonsubsidi mengakui kenaikan harga elpiji 5,5 kg dan 12 kg terjadi sejak Sabtu (25/12) dan sudah diinformasikan kepada pelanggannya.
Harga elpiji 5,5 kg sebelum kenaikan Rp71.000, sekarang naik menjadi Rp83.000, sedangkan elpiji 12 kg sebelumnya Rp146.000, kini naik menjadi Rp174.700/kg.
Baca juga: Kudus usulkan kuota elpiji bersubsidi 2022 naik 12 persen
Baca juga: Dinas Perdagangan sebut perlunya pemerataan pangkalan elpiji bersubsidi di Kudus
"Pengawasan yang akan kami lakukan, baik pemantauan langsung di lapangan maupun melihat buku catatan dari masing-masing pangkalan elpiji 3 kg. Kami hanya sekadar antisipasi saja, mudah-mudahan tidak ada permasalahan di lapangan dan penyaluran elpiji 3 kg juga lancar dan masyarakat tidak ada yang mengeluh langka," kata Kepala Bidang Fasilitasi Perdagangan, Promosi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Imam Prayitno di Kudus, Rabu.
Menurut dia kenaikan elpiji nonsubsidi yang selama ini dijual dengan ukuran 5,5 kg dan 12 kg tidak serta merta membuat penggunanya beralih ke elpiji 3 kg, karena mayoritas merupakan kelas menengah atas.
Selain itu, imbuh dia, banyak pula pelaku usaha yang memang lebih menguntungkan menggunakan elpiji 12 kg, dibandingkan elpiji 3 kg, sehingga ketika terjadi kenaikan harga jual di pasaran juga tidak akan beralih ke elpiji bersubsidi karena banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Baca juga: Polres Jepara bongkar penjualan 450 tabung elpiji bersubsidi tanpa izin
Untuk itulah, langkah antisipasinya jangan sampai ada penyalahgunaan elpiji bersubsidi dijual menjadi elpiji nonsubsidi.
"Masyarakat juga tidak perlu khawatir dengan pasokan elpiji bersubsidi karena hingga akhir Desember 2021 stoknya cukup, termasuk ketika ada lonjakan permintaan," ujarnya.
Kebutuhan rata-rata per bulan, kata dia, berkisar 770.000 tabung, sedangkan alokasi untuk bulan ini mencapai 789.000 tabung, sehingga tersedia aman.
Heru, salah satu penjual elpiji nonsubsidi mengakui kenaikan harga elpiji 5,5 kg dan 12 kg terjadi sejak Sabtu (25/12) dan sudah diinformasikan kepada pelanggannya.
Harga elpiji 5,5 kg sebelum kenaikan Rp71.000, sekarang naik menjadi Rp83.000, sedangkan elpiji 12 kg sebelumnya Rp146.000, kini naik menjadi Rp174.700/kg.
Baca juga: Kudus usulkan kuota elpiji bersubsidi 2022 naik 12 persen
Baca juga: Dinas Perdagangan sebut perlunya pemerataan pangkalan elpiji bersubsidi di Kudus