Semarang (ANTARA) -
"Ini jenazah sudah dalam perjalanan menuju ke rumah duka di Kota Semarang, kira-kira nanti sampai rumah duka di Terboyo pukul 15.30 WIB," kata Sekretaris PW Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah Fahsin M. Faal saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Senin siang.
Ia turut mengurus pemulasaran jenazah KH Imam Syaroni di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta serta mendampingi dalam perjalanan menuju rumah duka di Kota Semarang.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa jenazah KH Imam Syaroni akan langsung dimakamkan setelah tiba di rumah duka.
"Nanti jenazah beliau akan langsung dimakamkan di makam keluarga, di depan rumah beliau," ujarnya.
KH Imam Syaroni wafat dalam perjalanan mengikuti Muktamar NU Ke-34 di Lampung, tepatnya Senin (20/12) pukul 05.30 WIB di RSCM Jakarta.
Dari Kota Semarang, KH Imam Syaroni naik kereta api bersama Rais Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh dan Ketua PWNU Jateng KH Mohamad Muzamil.
Sesampainya di Stasiun Gambir beliau bersama KH Ubaidullah dan KH Muzamil istirahat sembari menunggu shalat Subuh.
Setelah shalat subuh sebelum melanjutkan perjalanan ke Lampung, ia merasa tidak enak badan dan kemudian tidak sadarkan diri hingga dinyatakan wafat oleh petugas RSCM Jakarta
Khatib Syuriah PWNU Jawa Tengah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah Kiai Haji Imam Syaroni yang wafat saat dalam perjalanan mengikuti Muktamar NU Ke-34 di Lampung akan dimakamkan di Semarang.
"Ini jenazah sudah dalam perjalanan menuju ke rumah duka di Kota Semarang, kira-kira nanti sampai rumah duka di Terboyo pukul 15.30 WIB," kata Sekretaris PW Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah Fahsin M. Faal saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Senin siang.
Ia turut mengurus pemulasaran jenazah KH Imam Syaroni di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta serta mendampingi dalam perjalanan menuju rumah duka di Kota Semarang.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa jenazah KH Imam Syaroni akan langsung dimakamkan setelah tiba di rumah duka.
"Nanti jenazah beliau akan langsung dimakamkan di makam keluarga, di depan rumah beliau," ujarnya.
KH Imam Syaroni wafat dalam perjalanan mengikuti Muktamar NU Ke-34 di Lampung, tepatnya Senin (20/12) pukul 05.30 WIB di RSCM Jakarta.
Dari Kota Semarang, KH Imam Syaroni naik kereta api bersama Rais Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh dan Ketua PWNU Jateng KH Mohamad Muzamil.
Sesampainya di Stasiun Gambir beliau bersama KH Ubaidullah dan KH Muzamil istirahat sembari menunggu shalat Subuh.
Setelah shalat subuh sebelum melanjutkan perjalanan ke Lampung, ia merasa tidak enak badan dan kemudian tidak sadarkan diri hingga dinyatakan wafat oleh petugas RSCM Jakarta