Semarang (ANTARA) -
Salah satu badan usaha milik daerah, PT Jateng Petro Energi (JPEN) dan Perusahaan Gas Negara (PGN) menjalin kerja sama untuk memenuhi kebutuhan gas di seluruh kawasan industri di Jawa Tengah.

Penandatanganan kerja sama itu disaksikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Jumat.

"Hari ini ada komitmen kerja sama antara JPEN dengan PGN untuk menyuplai gas ke seluruh kawasan industri di Jateng, ini pekerjaan rumah yang sangat lama yang mesti dikerjakan sekaligus menjadi jawaban atas kesulitan gas di Jawa Tengah," kata Ganjar Pranowo.

Ganjar berharap kerja sama tersebut bisa mendukung industri di Jawa Tengah bisa tumbuh. "Terobosan ini saya apresiasi, agar kita tidak menunggu program besar yang sampai sekarang belum terealisasi. Yang besar tetap berjalan, tapi yang jarak pendek ini harus kita kerjakan," ujarnya.

Ia juga mengatakan ada tawaran kerja sama lain yang menarik dari PGN yang berencana menyalurkan gas masih berbentuk LNG dengan menggunakan kereta api dari Jawa Timur ke Jateng yang akan diolah di stasiun-stasiun seluruh Jateng menjadi gas, sebelum disalurkan ke kawasan industri.

"Nah proses pengolahan itu bisa menghasilkan cold storage. Itu peluang bisnis karena itu bisa dijual dan energinya gratis. Tapi intinya kita ingin sampaikan pada kawan-kawan pengusaha, bahwa kita siap dan mau bantu soal energi, khususnya gas betul-betul bisa dikirim, suplainya baik, sehingga industri bisa berkembang dengan baik," kata Ganjar Pranowo.

Sementara itu Direktur Utama PT PGN Haryo Yunianto mengatakan sumber pasokan gas Jateng itu berada di Jatim, dan gas akan dikirim melalui LNG menggunakan kereta api.

"Ada dua yang kita sasar, pertama kerja sama dengan JPEN ini untuk penetrasi kawasan industri di seluruh Jateng, kedua kami ada program jaringan gas untuk rumah tangga. Jadi, kami akan membangun jaringan gas ke seluruh rumah tangga di Jateng," ujarnya.

Caranya, jaringan yang sudah terpasang pipa akan disalurkan secara langsung, namun yang belum ada pipa maka gas akan dikirim melalui kereta api.

"Stasiun kereta api pasti di tengah kota sehingga dari sana nanti kami bangun pipa untuk memasok ke rumah tangga setiap kabupaten/kota. Harapan kami, program ini bisa terlaksana pada Januari 2022," katanya.

Haryo membenarkan ada peluang bisnis baru dari program itu dan saat perubahan LNG menjadi gas, ada suhu dingin yang dikeluarkan itu bisa dijadikan cold storage untuk perikanan, industri, dan lainnya.

"Itu energinya gratis dari proses perubahan LNG menjadi gas, jadi bisa dioptimalkan," ujarnya.

Disinggung mengenai kebutuhan gas di Jawa Tengah, Haryo mengatakan sampai saat ini hingga lima tahun ke depan Jateng akan dipenuhi kebutuhan gasnya sebesar 100 mmbtu per hari.

"Sekitar 100 mmbtu per hari, itu kebutuhan gas di Jateng sampai lima tahun ke depan yang akan kami penuhi," ujarnya.

 

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024