Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah menggerakkan berbagai elemen masyarakat untuk menekan angka kekerdilan di daerah itu supaya terwujud sumber daya manusia berkualitas pada masa mendatang di daerah itu.

"Upaya pencegahan pun terus dilakukan oleh segenap elemen, tidak hanya dinas terkait tapi juga masyarakat," kata Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz dalam keterangan tertulis diterima di Magelang, Sabtu.

Sejauh ini, ujar dia, tercatat 62 kasus kekerdilan di daerah dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu.

Baca juga: Wagub Jateng ajak Santri Gayeng Nusantara cegah kekerdilan
Baca juga: Batang bentuk satgas penanganan kasus kekerdilan anak

Ia mengharapkan angka tersebut terus berkurang setiap tahun melalui penanganan yang saksama melibatkan berbagai instansi terkait dan masyarakat.

"Bagaimana kita siapkan generasi baru terbaik kalau masih ada 'stunting' (kekerdilan). Kalau masih ada 'stunting', menunjukkan kesehatan di kota tidak bagus. Harus kita tekan sampai nol dengan program-program terbaik," ujarnya saat "One Day Tour Optimalisasi Kampung KB" di salah satu hotel di kota itu, Kamis (25/11).

Aziz yang juga seorang dokter itu, mengatakan kekerdilan adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam kurun waktu lama sehingga tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya.

"Maka, pencegahannya sedini mungkin asupan gizi ke anak harus tercukupi," katanya.

Ia mengharapkan Kampung KB dapat membantu pencegahan kekerdilan, sedangkan para relawan ikut menangani dan menjaga agar tercipta keluarga berkualitas.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang dr Intan Suryahati menyatakan optimistis kasus kekerdilan di daerah itu dapat teratasi dengan melibatkan berbagai instansi terkait dan masyarakat.

"Kita kolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP4KB), juga Tim Penggerak PKK dan elemen masyarakat sampai ke tingkat bawah," katanya.

Kepala DP4KB Kota Magelang Khudoifah mengatakan penanganan kekerdilan menjadi salah satu fokus kegiatan di Kampung KB.

Dia menyebut 20 persen dari total anggaran kegiatan di Kampung KB untuk penanganan kekerdilan.

"Bersama-sama kita tekan kasus 'stunting' sampai nol. Dengan adanya Kampung KB ini memang diharapkan dapat membantu menangani kasus 'stunting' ini dengan baik," ucapnya.

Ia juga mengatakan bahwa dalam kegiatan "One Day Tour Kampung KB" itu, dijelaskan pula terkait dengan Kampung KB Percontohan yang sesuai panduan dan menjadi rujukan Kampung KB lain dalam pengelolaan dan pengoptimalan berbagai potensi kampung.

Indikator keberhasilan kampung itu, katanya, peningkatan capaian program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Kampung KB, yakni kepesertaan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), kepesertaan jumlah keluarga yang aktif dalam poktan, dan meningkatnya pengetahuan remaja tentang isu-isu kependudukan.

Baca juga: Pemkab Purbalingga intensifkan penguatan posyandu cegah kekerdilan
Baca juga: Pemkot Solo targetkan nol kekerdilan tahun 2022
 

Pewarta : M. Hari Atmoko
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024