Semarang (ANTARA) -
"Kami mengajak Santri Gayeng mengedukasi masyarakat, utamanya kepada ibu hamil dan balita, untuk diperiksakan ke bidan atau ke dokter kandungan atau dokter anak agar 'stunting' (kekerdilan) di Jawa Tengah bagian timur dan utara bisa terselamatkan," katanya di Semarang, Kamis.
Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng itu, menyebut komunitas Santri Gayeng Nusantara memiliki kekuatan untuk menyosialisasikan persoalan pencegahan kekerdilan sebab anggotanya juga ada yang berlatar belakang tenaga medis, bahkan ada yang memegang jabatan sebagai kepala Dinas Kesehatan.
Baca juga: Erick Thohir: Santri pilar ekonomi syariah nasional
Agar hasilnya lebih efektif, ia juga berencana merilis poin-poin utama yang perlu disampaikan kepada masyarakat.
"Harapannya, informasi pencegahan 'stunting' bisa diinformasikan secara komprehensif," ujar dia.
Gus Yasin menjelaskan bahwa Pemprov Jateng mengintensifkan implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jateng Nomor 2 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga sebagai salah satu upaya mencegah kekerdilan di masyarakat.
"Kami masifkan perda ini, kalau perda dilaksanakan, maka perlu memberdayakan beberapa pihak seperti guru agama dan paramedis, untuk mendampingi dan memberikan edukasi pranikah guna cegah 'stunting'," katanya.
Dirinya menilai pendampingan penting untuk membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul sebab apabila anak terlahir tengkes maka otomatis akan menyumbang angka kemiskinan.(LHP)
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengajak komunitas Santri Gayeng Nusantara berperan aktif mencegah kekerdilan dengan memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya menjaga kualitas hidup anak sejak di kandungan.
"Kami mengajak Santri Gayeng mengedukasi masyarakat, utamanya kepada ibu hamil dan balita, untuk diperiksakan ke bidan atau ke dokter kandungan atau dokter anak agar 'stunting' (kekerdilan) di Jawa Tengah bagian timur dan utara bisa terselamatkan," katanya di Semarang, Kamis.
Gus Yasin, sapaan akrab Wagub Jateng itu, menyebut komunitas Santri Gayeng Nusantara memiliki kekuatan untuk menyosialisasikan persoalan pencegahan kekerdilan sebab anggotanya juga ada yang berlatar belakang tenaga medis, bahkan ada yang memegang jabatan sebagai kepala Dinas Kesehatan.
Baca juga: Erick Thohir: Santri pilar ekonomi syariah nasional
Agar hasilnya lebih efektif, ia juga berencana merilis poin-poin utama yang perlu disampaikan kepada masyarakat.
"Harapannya, informasi pencegahan 'stunting' bisa diinformasikan secara komprehensif," ujar dia.
Gus Yasin menjelaskan bahwa Pemprov Jateng mengintensifkan implementasi Peraturan Daerah Provinsi Jateng Nomor 2 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga sebagai salah satu upaya mencegah kekerdilan di masyarakat.
"Kami masifkan perda ini, kalau perda dilaksanakan, maka perlu memberdayakan beberapa pihak seperti guru agama dan paramedis, untuk mendampingi dan memberikan edukasi pranikah guna cegah 'stunting'," katanya.
Dirinya menilai pendampingan penting untuk membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul sebab apabila anak terlahir tengkes maka otomatis akan menyumbang angka kemiskinan.(LHP)