Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menyalurkan program bantuan sosial berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos) sebesar Rp412 juta pada 100 anak yatim dan Rp319 juta pada 161 penyandang disabilitas.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Batang Joko Tetuko di Batang, Rabu mengatakan bahwa semula pemkab mengajukan bansos untuk 150 anak yatim dan disabilitas, namun baru direalisasikan 100 orang.
"Kami telah mengajukan kepada Kementerian Sosial sebanyak 150 anak dari keluarga terdampak COVID-19 dan keluarga prasejahtera, namun baru realisasi 100 orang. Kami berharap semoga Kemensos mengalokasikan lagi untuk 50 anak lagi," katanya.
Joko Tetuko mengatakan program bantuan tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan, yaitu tahun pertama dialokasikan pada anak yatim yang terdampak COVID-19 dan tahun selanjutnya untuk anak yatim umum," katanya.
Baca juga: DPR salurkan bansos Rp1,7 miliar kepada Kabupaten Pekalongan
"Adapun bansos itu, nominalnya sebesar Rp200 ribu per bulan selama tiga bulan. Tahun depan, kami akan adakan lagi agar semuanya mendapatkan program bansos itu," katanya.
Adapun untuk keperluan pendidikan anak yatim, kata dia, dinsos berupaya akan membantu mereka dengan menerbitkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang selanjutnya akan diproses oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Batang.
"Penerima KIP harus punya data terpadu kemiskinan. Jadi kami cek dulu, kemudian untuk dibuatkan surat rekomendasi," katanya.
Menurut dia, program bansos tersebut juga diberikan oleh Kemensos kepada 161 penyandang disabilitas produktif, berupa bantuan modal senilai Rp319 juta.
"Untuk disabilitas yang tidak produktif, dalam arti mereka sudah tidak bisa beraktivitas akan diberikan bantuan berupa paket kebutuhan dasar dan alat seperti kursi roda," katanya.
Baca juga: Pekalongan dorong vaksinasi jadi syarat terima bansos
Baca juga: Jateng bangun 35 ribu jamban untuk warga miskin
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Batang Joko Tetuko di Batang, Rabu mengatakan bahwa semula pemkab mengajukan bansos untuk 150 anak yatim dan disabilitas, namun baru direalisasikan 100 orang.
"Kami telah mengajukan kepada Kementerian Sosial sebanyak 150 anak dari keluarga terdampak COVID-19 dan keluarga prasejahtera, namun baru realisasi 100 orang. Kami berharap semoga Kemensos mengalokasikan lagi untuk 50 anak lagi," katanya.
Joko Tetuko mengatakan program bantuan tersebut dilaksanakan secara berkelanjutan, yaitu tahun pertama dialokasikan pada anak yatim yang terdampak COVID-19 dan tahun selanjutnya untuk anak yatim umum," katanya.
Baca juga: DPR salurkan bansos Rp1,7 miliar kepada Kabupaten Pekalongan
"Adapun bansos itu, nominalnya sebesar Rp200 ribu per bulan selama tiga bulan. Tahun depan, kami akan adakan lagi agar semuanya mendapatkan program bansos itu," katanya.
Adapun untuk keperluan pendidikan anak yatim, kata dia, dinsos berupaya akan membantu mereka dengan menerbitkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang selanjutnya akan diproses oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Batang.
"Penerima KIP harus punya data terpadu kemiskinan. Jadi kami cek dulu, kemudian untuk dibuatkan surat rekomendasi," katanya.
Menurut dia, program bansos tersebut juga diberikan oleh Kemensos kepada 161 penyandang disabilitas produktif, berupa bantuan modal senilai Rp319 juta.
"Untuk disabilitas yang tidak produktif, dalam arti mereka sudah tidak bisa beraktivitas akan diberikan bantuan berupa paket kebutuhan dasar dan alat seperti kursi roda," katanya.
Baca juga: Pekalongan dorong vaksinasi jadi syarat terima bansos
Baca juga: Jateng bangun 35 ribu jamban untuk warga miskin