Wonosobo (ANTARA) - Wakil Bupati Wonosobo Muhammad Albar berharap pelestarian domba Wonosobo (dombos) menjadi perhatian serius para peternak di daerah ini.

Muhammad Albar di Wonosobo, Kamis, meminta agar dombos tidak dijual sembarangan ke luar Wonosobo, meskipun diminati oleh banyak pihak, karena populasinya belum banyak.

Ia menyampaikan hal tersebut saat meresmikan Desa Sentra Dombos dan Omah Galeri Mbek Binaan Rumah Zakat di Desa Butuh Kecamatan Kalikajar.

Dombos merupakan spesies domba genetik Kabupaten Wonosobo. Domba hasil persilangan antara jenis texel dan lokal ini mendapat nama dombos setelah diresmikan nama tersebut oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2006.

Muhammad Albar menyampaikan peluncuran desa sentra dombos untuk melestarikan domba khas Wonosobo sebagai sumber daya genetik hewan (SDGH) di Kabupaten Wonosobo.

"Jangan mudah tergiur harga mahal yang akhirnya mengorbankan nilai terbaik dari dombos untuk jangka panjang," katanya.

Ia menyampaikan apresiasi atas upaya Rumah Zakat ikut melestarikan dombos. Selain Desa Butuh, Rumah Zakat juga membina peternak dombos di Desa Bomerto di Kecamatan Wonosobo, bahkan kelompok ternak di Desa Bomerto berhasil mendapatkan juara 1 sebagai kelompok ternak terbaik Jawa Tengah.

Branch Area Relations Rumah Zakat Luistanto berharap agar peternak di Desa Butuh bisa lebih berdaya dengan dikukuhkannya sebagai desa sentra dombos.

"Dombos ini selain tampangnya besar, bulunya juga bernilai sebagai bahan serat untuk berbagai produk," katanya.

Menurut dia Omah Galeri Mbek bukan sekedar bermakna suara domba, mbek merupakan singkatan dari membangun bersama ekonomi kreatif.

Di dalam omah galeri dijual hasil olahan bulu dombos dan berbagai hasil karya masyarakat Desa Butuh. ***1***

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024