Semarang (ANTARA) -
"Sampai saat ini, yang sudah mendaftar sudah 1.263 KK dari seluruh Jateng. Tahun 2020 kemarin karena ada COVID-19 tidak ada pemberangkatan transmigran. Tahun ini dengan animo yang cukup tinggi kita hanya mendapat jatah 10 KK," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah Sakina Rosellasari di Semarang, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa penurunan kuota transmigran tersebut akibat refokusing penanganan pandemi COVID-19 sehingga pada tahun ini hanya ada kuota 57 KK yang dibagi untuk Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Baca juga: Selain rumah Rp65 juta dan lahan 2 hektare, ini fasilitas yang didapat transmigran
Menurut dia, program transmigrasi tidak pernah sepi peminat dan animo warga Jawa Tengah selalu tinggi sebab berdasarkan data transmigrasi asal Jateng sejak 2002-2019 sudah mencapai 9.150 KK.
Sebanyak 10 KK asal Jateng yang bakal diberangkatkan pada Program Transmigrasi pada Desember 2021 akan menjalani pelatihan di Yogyakarta terlebih dulu.
Pelatihan yang diberikan selain bertani padi atau tanaman kebun, calon transmigran juga dibekali keterampilan beternak, bahkan untuk pendamping atau istri transmigran juga diberikan pelatihan pengolahan makanan seperti pembuatan burger atau keripik.
"Harapannya keahlian ini dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga selama di daerah transmigrasi," ujarnya.
Di lokasi transmigrasi, lanjut dia, para transmigran akan mendapat lahan, tempat tinggal hingga stimulan sembako sampai usaha pertanian.
"Begitu di daerah transmigrasi, kami juga tetap melakukan komunikasi. Bila ada hambatan, kami akan berusaha memfasilitasi mencarikan jalan tengah," katanya.
Baca juga: Ganjar kunjungi transmigran Jateng di Kalimantan Tengah
Provinsi Jawa Tengah hanya memperoleh kuota transmigran ke Kalimantan sebanyak 10 kepala keluarga (KK) pada 2021 atau jauh berkurang dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
"Sampai saat ini, yang sudah mendaftar sudah 1.263 KK dari seluruh Jateng. Tahun 2020 kemarin karena ada COVID-19 tidak ada pemberangkatan transmigran. Tahun ini dengan animo yang cukup tinggi kita hanya mendapat jatah 10 KK," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah Sakina Rosellasari di Semarang, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa penurunan kuota transmigran tersebut akibat refokusing penanganan pandemi COVID-19 sehingga pada tahun ini hanya ada kuota 57 KK yang dibagi untuk Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
Baca juga: Selain rumah Rp65 juta dan lahan 2 hektare, ini fasilitas yang didapat transmigran
Menurut dia, program transmigrasi tidak pernah sepi peminat dan animo warga Jawa Tengah selalu tinggi sebab berdasarkan data transmigrasi asal Jateng sejak 2002-2019 sudah mencapai 9.150 KK.
Sebanyak 10 KK asal Jateng yang bakal diberangkatkan pada Program Transmigrasi pada Desember 2021 akan menjalani pelatihan di Yogyakarta terlebih dulu.
Pelatihan yang diberikan selain bertani padi atau tanaman kebun, calon transmigran juga dibekali keterampilan beternak, bahkan untuk pendamping atau istri transmigran juga diberikan pelatihan pengolahan makanan seperti pembuatan burger atau keripik.
"Harapannya keahlian ini dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga selama di daerah transmigrasi," ujarnya.
Di lokasi transmigrasi, lanjut dia, para transmigran akan mendapat lahan, tempat tinggal hingga stimulan sembako sampai usaha pertanian.
"Begitu di daerah transmigrasi, kami juga tetap melakukan komunikasi. Bila ada hambatan, kami akan berusaha memfasilitasi mencarikan jalan tengah," katanya.
Baca juga: Ganjar kunjungi transmigran Jateng di Kalimantan Tengah