Boyolali (ANTARA) - Bupati Boyolali M Said Hidayat meminta masyarakat mewaspadai tidak hanya bencana alam tetapi juga pandemi COVID-19 yang harus diperhatikan, dalam menghadapi pergantian musim yang bisa menimbulkan cuaca ekstrem di wilayahnya di Provinsi Jawa Tengah.
"Jadi waspada tidak hanya bencana alam saja, tetapi waspada bencana COVID-19 juga harus diperhatikan," kata Bupati usai acara Apel Kesiapsiagaan Bencana, di Alun Alun Kidul Boyolali, Selasa.
Bupati mengatakan apel kesiapsiagaan bencana dari berbagai unsur tersebut merupakan antisipasi terjadinya bencana alam di wilayah Boyolali. Selain bencana alam, pandemi COVID-19 yang belum berakhir ini, masyarakat harus bisa mewaspadai dan tetap patuhi protokol kesehatan (prokes).
Menurut Bupati bencana alam seperti, banjir di wilayah Boyolali bagian utara, erupsi Gunung Merapi serta tanah longsor di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo dan daerah lainnya perlu diwaspadai.
"Kami semua hanya bisa berusaha dan berdoa semoga bencana alam itu, tidak menimpa warga masyarakat Boyolali. Bahkan, Pemda, TNI/Polri serta instansi terkait hanya dapat mengantisipasi agar bencana itu tidak menimpa semua masyarakat," kata Bupati.
Sementara itu, Komandan Kodim 0724 Boyolali Letkol Arm Ronald Febriano Siwabessy menjelaskan pihaknya untuk kebencanaan menyiapkan tiga peleton pasukan dan peralatannya.
Namun, kata Dandim, apabila dibutuhkan Kodim Boyolali akan menambah 400 personil hingga 500 personil.
"Kami siapkan tiga peleton pasukan dalam menghadapi bencana alam di Boyolali, tetapi jika dibutuhkan kami siap menerjunkan 400 hingga 500 personil," katanya.
Kepala Polres Boyolali AKBP Morry Ermond menambahakan adanya tiga pilar pemerintah Boyolali, TNI dan Polri ini merupakan kolaborasi dalam penanganan bencana alam di Boyolali. Kolaborasi ini yang harus diperkuat.
Sehingga, kata Kapolres, jika hanya Polri saja, tidak mungkin dapat menghadapi bencana tersebut. Harus ada kolaborasi tiga pilar untuk memperkuat penanganannya.
"Jadi waspada tidak hanya bencana alam saja, tetapi waspada bencana COVID-19 juga harus diperhatikan," kata Bupati usai acara Apel Kesiapsiagaan Bencana, di Alun Alun Kidul Boyolali, Selasa.
Bupati mengatakan apel kesiapsiagaan bencana dari berbagai unsur tersebut merupakan antisipasi terjadinya bencana alam di wilayah Boyolali. Selain bencana alam, pandemi COVID-19 yang belum berakhir ini, masyarakat harus bisa mewaspadai dan tetap patuhi protokol kesehatan (prokes).
Menurut Bupati bencana alam seperti, banjir di wilayah Boyolali bagian utara, erupsi Gunung Merapi serta tanah longsor di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo dan daerah lainnya perlu diwaspadai.
"Kami semua hanya bisa berusaha dan berdoa semoga bencana alam itu, tidak menimpa warga masyarakat Boyolali. Bahkan, Pemda, TNI/Polri serta instansi terkait hanya dapat mengantisipasi agar bencana itu tidak menimpa semua masyarakat," kata Bupati.
Sementara itu, Komandan Kodim 0724 Boyolali Letkol Arm Ronald Febriano Siwabessy menjelaskan pihaknya untuk kebencanaan menyiapkan tiga peleton pasukan dan peralatannya.
Namun, kata Dandim, apabila dibutuhkan Kodim Boyolali akan menambah 400 personil hingga 500 personil.
"Kami siapkan tiga peleton pasukan dalam menghadapi bencana alam di Boyolali, tetapi jika dibutuhkan kami siap menerjunkan 400 hingga 500 personil," katanya.
Kepala Polres Boyolali AKBP Morry Ermond menambahakan adanya tiga pilar pemerintah Boyolali, TNI dan Polri ini merupakan kolaborasi dalam penanganan bencana alam di Boyolali. Kolaborasi ini yang harus diperkuat.
Sehingga, kata Kapolres, jika hanya Polri saja, tidak mungkin dapat menghadapi bencana tersebut. Harus ada kolaborasi tiga pilar untuk memperkuat penanganannya.