Kudus (ANTARA) - DPRD Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mendorong pengembangan pasar desa melalui dukungan anggaran karena terbukti ada yang mampu mendapatkan pemasukan hingga Rp750 juta per tahun, sehingga nantinya bisa menjadi desa mandiri.

"Pasar desa yang memiliki pemasukan sebesar itu merupakan Pasar Jepang di Kecamatan Mejobo, Kudus. Saat ini tengah dibangun menjadi lebih megah sehingga nantinya bisa menjadi pasar tradisional yang penataannya jauh lebih baik dan sarana prasarana pendukungnya juga komplit," kata Ketua DPRD Kudus Masan ditemui di sela-sela mengunjungi Pasar Jepang yang tengah dibangun di Kudus, Minggu.

Menurut dia pengucuran anggaran Rp2 miliar melalui bantuan keuangan untuk mendukung pembangunan pasar tersebut memang tepat karena pasar tersebut sebelumnya juga melakukan optimalisasi pemasukan dari mulai sewa kios, retribusi pasar, sampah hingga tempat parkir dan potensi lainnya.

Baca juga: Bioskop di Kudus diizinkan buka kembali dengan sejumlah persyaratan

Jika pembangunannya sudah selesai, kata dia, bantuan keuangannya bisa ditambahi agar pembangunannya total tidak setengah-setengah sehingga kondisi pasar yang lebih baik bisa menjadi pengungkit daya saing pedagang di pasar tradisional dengan pusat perbelanjaan modern.

Dengan adanya tambahan bantuan keuangan untuk revitalisasi pasar, dia berharap, pendapatannya nanti juga bisa meningkat, seiring dengan banyaknya pengunjung pasar yang bertransaksi di pasar tersebut. Sehingga nantinya bisa menjadi proyek percontohan untuk pasar tradisional lain yang dikelola pemerintah desa sehingga bisa berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat desa.

"Pemerintah desa juga harus bisa menciptakan pelaku usaha baru agar tercipta lapangan kerja baru karena sudah tersedia pasar yang bisa menjadi tempat promosi produknya," ujarnya.

Kepala Desa Jepang Indarto membenarkan bahwa pemasukan pasar setiap tahunnya antara Rp750 juta hingga Rp800 juta, sedangkan adanya perbaikan bangunan pasar ini tentunya bisa dioptimalkan lagi.

Proyek pembangunan dengan anggaran Rp3,2 miliar itu, kata dia, saat ini terealisasi 70 persen dan nantinya bisa menampung 300-an pedagang. Sedangkan pertengahan Oktober 2021 ditargetkan sudah bisa ditempati pedagang yang saat ini direlokasi di lapangan.

Kebutuhan pembangunan pasar tersebut, kata dia, sesuai perencanaan Rp6,7 miliar, sedangkan yang tersedia saat ini baru Rp3,2 miliar dari bantuan keuangan Pemkab Kudus sebesar Rp2 miliar dan selebihnya dari anggaran dana desa dan pendapatan asli desa.

"Hal terpenting, bangunan utama yang dibutuhkan pedagang sudah terbangun dengan kondisi yang lebih baik dan siap ditempati, sedangkan sarana dan prasarana pendukung dilengkapi tahap berikutnya," ujarnya. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2024