Solo (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan perkembangan minat investor yang meningkat selama pandemi COVID-19 telah memicu ketertarikan perusahaan sekuritas untuk masuk ke Soloraya.
Kepala Perwakilan BEI Jawa Tengah II M Wira Adibrata pada acara workshop di Solo, Kamis mengatakan saat ini jumlah sekuritas yang ada di kawasan Soloraya mencapai 22 perusahaan dan berpotensi terus bertambah.
"Tahun lalu ada penambahan satu perusahaan yang masuk, tahun ini satu lagi yang masuk," katanya.
Dari sisi jumlah investor, lanjut dia, untuk Kantor Perwakilan BEI Jawa Tengah II juga terus mengalami kenaikan dari bulan ke bulan dengan rata-rata penambahan 2.000 investor baru per bulan.
"Dari bulan Januari-Agustus penambahannya sampai dengan 18.000 investor baru, dengan rata-rata 2.000 investor baru per bulan," katanya.
Sedangkan, dari sisi nilai transaksi, tambah dia, rata-rata per bulan mencapai lebih dari Rp2 triliun. Menurut dia, peningkatan itu cukup signifikan terjadi di tengah kondisi pandemi COVID-19.
"Tingkat masyarakat yang melakukan transaksi di pasar modal bergeliat, ini menunjukkan masyarakat makin paham dan bisa melihat peluang. Ini menjadi waktu yang tepat. Bahkan sejak Januari, untuk jumlah transaksi tidak pernah di bawah Rp1 triliun, selalu di atas Rp1,5 triliun," katanya.
Dengan kondisi tersebut, ia memastikan potensi pasar bagi perusahaan sekuritas di Soloraya masih cukup besar.
"Sebenarnya itu belum tergarap semua. Jumlah investor kita belum ada satu persen dari jumlah penduduk di Kota Solo, transaksinya besar tapi investornya sedikit. Artinya, masih banyak yang belum tergali, artinya ini menjadi peluang sekuritas," katanya.
Wira juga menegaskan tingkat literasi dan pengenalan soal pasar modal di kalangan masyarakat Kota Solo sudah cukup tinggi. Meski demikian, diharapkan literasi tidak hanya berhenti sampai di situ.
"Masyarakat juga perlu menyadari pentingnya investasi pasar modal sehingga masyarakat bisa menyiapkan kemapanan finansialnya. Tujuan itu gayung bersambut dengan banyaknya sekuritas yang mau masuk ke Kota Solo dan sekitarnya, makin banyak sekuritas yang datang," katanya.
Kepala Perwakilan BEI Jawa Tengah II M Wira Adibrata pada acara workshop di Solo, Kamis mengatakan saat ini jumlah sekuritas yang ada di kawasan Soloraya mencapai 22 perusahaan dan berpotensi terus bertambah.
"Tahun lalu ada penambahan satu perusahaan yang masuk, tahun ini satu lagi yang masuk," katanya.
Dari sisi jumlah investor, lanjut dia, untuk Kantor Perwakilan BEI Jawa Tengah II juga terus mengalami kenaikan dari bulan ke bulan dengan rata-rata penambahan 2.000 investor baru per bulan.
"Dari bulan Januari-Agustus penambahannya sampai dengan 18.000 investor baru, dengan rata-rata 2.000 investor baru per bulan," katanya.
Sedangkan, dari sisi nilai transaksi, tambah dia, rata-rata per bulan mencapai lebih dari Rp2 triliun. Menurut dia, peningkatan itu cukup signifikan terjadi di tengah kondisi pandemi COVID-19.
"Tingkat masyarakat yang melakukan transaksi di pasar modal bergeliat, ini menunjukkan masyarakat makin paham dan bisa melihat peluang. Ini menjadi waktu yang tepat. Bahkan sejak Januari, untuk jumlah transaksi tidak pernah di bawah Rp1 triliun, selalu di atas Rp1,5 triliun," katanya.
Dengan kondisi tersebut, ia memastikan potensi pasar bagi perusahaan sekuritas di Soloraya masih cukup besar.
"Sebenarnya itu belum tergarap semua. Jumlah investor kita belum ada satu persen dari jumlah penduduk di Kota Solo, transaksinya besar tapi investornya sedikit. Artinya, masih banyak yang belum tergali, artinya ini menjadi peluang sekuritas," katanya.
Wira juga menegaskan tingkat literasi dan pengenalan soal pasar modal di kalangan masyarakat Kota Solo sudah cukup tinggi. Meski demikian, diharapkan literasi tidak hanya berhenti sampai di situ.
"Masyarakat juga perlu menyadari pentingnya investasi pasar modal sehingga masyarakat bisa menyiapkan kemapanan finansialnya. Tujuan itu gayung bersambut dengan banyaknya sekuritas yang mau masuk ke Kota Solo dan sekitarnya, makin banyak sekuritas yang datang," katanya.