Purbalingga (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, terus memperkuat program sosialisasi dan pendidikan pemilih lewat media sosial selama pandemi COVID-19.

"Sosialisasi dan pendidikan pemilih lewat media sosial merupakan sarana yang efektif di tengah pandemi seperti sekarang ini," kata Anggota KPU Purbalingga divisi Parmas, SDM dan Kampanye Andri Supriyanto di Purbalingga, Minggu.

Dia menambahkan, sosialisasi dan pendidikan pemilih secara virtual bisa mencegah potensi kerumunan dan mendukung implementasi protokol kesehatan.

Baca juga: KPU Purbalingga intensifkan sosialisasi kepemiluan
Baca juga: Titi: Lebih baik KPU fokus pada Sirekap daripada pikirkan e-voting

"Selain itu sosialisasi melalui medsos memang cukup efektif menjangkau target sasaran," katanya.

Dia mencontohkan, pada Senin (30/8) KPU Purbalingga akan menyelenggarakan kegiatan webinar dengan tema "Teknis Pemilu dan Pemilihan 2024 serta Tantangan Badan Ad hoc".

"Sasaran kami adalah organisasi kepemudaan dan juga keagamaan, setelah itu akan kami lanjutkan dengan kursus kepemiluan untuk umum," tuturnya.

Dia berharap acara tersebut nantinya akan dapat memberi banyak edukasi terkait kepemiluan kepada publik dan juga pada kelompok sasaran.

"Selain itu kami juga berharap pada masa yang akan datang, setelah kursus kepemiluan ini, para peserta bisa menjadi mitra KPU dalam sosialisasi dan juga sebagai badan ad hoc," ujarnya.

Pengamat Politik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Ahmad Sabiq mengatakan bahwa pada saat ini jumlah pengguna aktif media sosial cukup besar sehingga sangat efektif bila menjadi salah satu sarana sosialisasi.

Kendati demikian, kata dia, perlu konten-konten sosialisasi yang kreatif agar pesan yang ingin disampaikan dapat terdistribusi dengan baik.

"Selain itu perlu diingat bahwa masih cukup banyak penduduk yang belum bisa mengakses internet. Misalnya, di tempat-tempat terdepan, terluar dan tertinggal. Bahkan di Pulau Jawa ini saja masih ada lokasi yang akses internetnya masih terbatas," ucapnya.

Untuk menyiasati hal tersebut, kata dia, penyelenggara pemilu perlu terus melakukan berbagai terobosan dalam menyebarluaskan informasi dan sosialisasi kepemiluan.

"Misalkan, melakukan kunjungan langsung dengan protokol kesehatan yang sangat ketat ke daerah yang akses internetnya terbatas, atau bisa juga melalui televisi lokal atau penggunaan radio, termasuk juga radio komunitas," katanya.

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024