Purwokerto (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi massal lintas agama yang diselenggarakan di Auditorium Ukhuwah Islamiyah, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas.
"Terima kasih kepada UMP yang telah menginisiasi (vaksinasi) bersama FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). FKUB-nya Banyumas itu keren karena ternyata sejarah FKUB memang dari Banyumas, mereka kompak, saling menghargai, saling menghormati," katanya saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara pembukaan kegiatan Vaksinasi Massal Lintas Agama di Auditorium Ukhuwah Islamiyah, Kampus I UMP, Senin.
Ia mengatakan kalau kemudian tokoh-tokoh agama menjadi bagian dan selalu memberikan edukasi kepada publik, pasti tidak ada lagi orang yang menolak vaksin maupun tidak percaya terhadap COVID-19.
Dalam kesempatan itu, Ganjar menyinggung soal upaya pencegahan penularan COVID-19 melalui 5M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Saya kira setelah 5M sudah berjalan, sekarang tidak boleh lagi 5M, sekarang 1M, Manut (patuh, red.), harus ikut," katanya.
Ia mengatakan jika semuanya "manut" atau mengikuti apa yang diminta pemerintah, sehingga akan mudah dikontrol.
Selain itu, kata dia, jika semakin banyak masyarakat yang divaksin, Insya Allah vaksin tersebut akan menjadi benteng.
"Saya tidak mendoakan semua kena (COVID-19). Tapi kalaupun kena, bisa kuat, karena di dalam (tubuh) tentaranya banyak, sehingga kalau virusnya masuk, bisa dilawan," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan berdasarkan data hingga tanggal 20 Agustus 2021, vaksinasi dosis pertama di Indonesia sudah mencapai 57,34 juta orang atau 27,53 persen dari target, sedangkan vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 31,6 juta orang atau 15,18 persen dari target.
Perwakilan tokoh agama dan tokoh masyarakat saat menandatangani Deklarasi Vaksin Lintas Agama Untuk Indonesia Sehat di Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Kabupaten Banyumas, Senin (23/8/2021). ANTARA/Sumarwoto
Dalam hal ini, kata dia, pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi COVID-19 sekitar 208,26 juta orang atau sedikitnya 70 persen penduduk Indonesia guna mencapai kekebalan komunal.
Lebih lanjut, dia mengatakan dengan adanya program vaksinasi bukan berarti serta merta akan menggantikan implementasi dari protokol kesehatan.
"Maka untuk itu, pelaksanaan vaksinasi harus tetap diiringi dengan disiplin menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), dan melanjutkan 3 T, testing, tracing, dan treatment," katanya saat memberikan sambutan secara virtual.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap melaksanakan 3M meskipun telah mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Saat ditemui wartawan, Rektor UMP Dr Jebul Suroso mengatakan kegiatan vaksinasi massal lintas agama merupakan kerja sama antara UMP, Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Kemenkes RI.
"Dalam praktiknya, ini diperuntukkan bagi seluruh keluarga besar UMP dan masyarakat Banyumas, lintas agama. Yang jelas 65 persen untuk keluarga non-UMP. Kami berharap ini merupakan upaya ikhtiar kami sesuai arahan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kita bersama-sama membangun herd immunity, menguatkan semua agar ikhtiar kita mencegah dan terhindar dari bahaya COVID-19 itu bisa terlaksana," katanya.
Ia mengatakan dalam vaksinasi tahap pertama, pihaknya menyiapkan 5.000 dosis vaksin Sinopharm dan disusul penyuntikan dosis kedua maksimal satu bulan berikutnya.
Terkait dengan keterlibatan lintas agama, dia mengatakan UMP merupakan kampus kemanusiaan, sehingga Muhammadiyah bukan hanya untuk Muhammadiyah.
"Kita semua kan keluarga, sehingga dalam hak kesehatan itu sama. Hubungan baik kita harus selalu muncul di umat beragama," katanya.
Acara pembukaan kegiatan tersebut juga diisi dengan penandatangan Deklarasi Vaksin Lintas Agama Untuk Indonesia Sehat yang dilakukan oleh Rektor UMP bersama jajarannya serta perwakilan tokoh agama yang hadir, yakni dari Kristen, Katolik, Hindu, Konghucu, dan Penghayat Kepercayaan.
"Terima kasih kepada UMP yang telah menginisiasi (vaksinasi) bersama FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama). FKUB-nya Banyumas itu keren karena ternyata sejarah FKUB memang dari Banyumas, mereka kompak, saling menghargai, saling menghormati," katanya saat memberikan sambutan secara virtual dalam acara pembukaan kegiatan Vaksinasi Massal Lintas Agama di Auditorium Ukhuwah Islamiyah, Kampus I UMP, Senin.
Ia mengatakan kalau kemudian tokoh-tokoh agama menjadi bagian dan selalu memberikan edukasi kepada publik, pasti tidak ada lagi orang yang menolak vaksin maupun tidak percaya terhadap COVID-19.
Dalam kesempatan itu, Ganjar menyinggung soal upaya pencegahan penularan COVID-19 melalui 5M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Saya kira setelah 5M sudah berjalan, sekarang tidak boleh lagi 5M, sekarang 1M, Manut (patuh, red.), harus ikut," katanya.
Ia mengatakan jika semuanya "manut" atau mengikuti apa yang diminta pemerintah, sehingga akan mudah dikontrol.
Selain itu, kata dia, jika semakin banyak masyarakat yang divaksin, Insya Allah vaksin tersebut akan menjadi benteng.
"Saya tidak mendoakan semua kena (COVID-19). Tapi kalaupun kena, bisa kuat, karena di dalam (tubuh) tentaranya banyak, sehingga kalau virusnya masuk, bisa dilawan," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan berdasarkan data hingga tanggal 20 Agustus 2021, vaksinasi dosis pertama di Indonesia sudah mencapai 57,34 juta orang atau 27,53 persen dari target, sedangkan vaksinasi dosis kedua sudah mencapai 31,6 juta orang atau 15,18 persen dari target.
Dalam hal ini, kata dia, pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi COVID-19 sekitar 208,26 juta orang atau sedikitnya 70 persen penduduk Indonesia guna mencapai kekebalan komunal.
Lebih lanjut, dia mengatakan dengan adanya program vaksinasi bukan berarti serta merta akan menggantikan implementasi dari protokol kesehatan.
"Maka untuk itu, pelaksanaan vaksinasi harus tetap diiringi dengan disiplin menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), dan melanjutkan 3 T, testing, tracing, dan treatment," katanya saat memberikan sambutan secara virtual.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap melaksanakan 3M meskipun telah mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Saat ditemui wartawan, Rektor UMP Dr Jebul Suroso mengatakan kegiatan vaksinasi massal lintas agama merupakan kerja sama antara UMP, Muhammadiyah COVID-19 Command Center (MCCC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Kemenkes RI.
"Dalam praktiknya, ini diperuntukkan bagi seluruh keluarga besar UMP dan masyarakat Banyumas, lintas agama. Yang jelas 65 persen untuk keluarga non-UMP. Kami berharap ini merupakan upaya ikhtiar kami sesuai arahan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kita bersama-sama membangun herd immunity, menguatkan semua agar ikhtiar kita mencegah dan terhindar dari bahaya COVID-19 itu bisa terlaksana," katanya.
Ia mengatakan dalam vaksinasi tahap pertama, pihaknya menyiapkan 5.000 dosis vaksin Sinopharm dan disusul penyuntikan dosis kedua maksimal satu bulan berikutnya.
Terkait dengan keterlibatan lintas agama, dia mengatakan UMP merupakan kampus kemanusiaan, sehingga Muhammadiyah bukan hanya untuk Muhammadiyah.
"Kita semua kan keluarga, sehingga dalam hak kesehatan itu sama. Hubungan baik kita harus selalu muncul di umat beragama," katanya.
Acara pembukaan kegiatan tersebut juga diisi dengan penandatangan Deklarasi Vaksin Lintas Agama Untuk Indonesia Sehat yang dilakukan oleh Rektor UMP bersama jajarannya serta perwakilan tokoh agama yang hadir, yakni dari Kristen, Katolik, Hindu, Konghucu, dan Penghayat Kepercayaan.