Temanggung (ANTARA) - Penggunaan bahan bakar elpiji ukuran tiga kilogram di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, meningkat sekitar 30 persen saat panen tembakau dari kebutuhan harian sekitar 25.000 tabung.
Kasubbag Ekonomi Daerah, Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Temanggung Fita Parma Dewi di Temanggung, Selasa, mengatakan peningkatan penggunaan elpiji tersebut untuk keperluan memasak guna memenuhi kebutuhan makan dan minum para pekerja saat panen tembakau.
Penen tembakau di Kabupaten Temanggung berlangsung sekitar bulan Agustus-September. Aktivitas dalam mengolah tembakau dari daun kemudian merajang sampai proses penjemuran waktunya satu hari penuh dari pagi, malam, hingga dini hari.
Baca juga: 18.519 hektare tanaman tembakau di Temanggung siap panen
"Saat merajang daun tembakau kemudian menjemurnya membutuhkan banyak tenaga kerja yang memerlukan pasokan energi," katanya.
Ia menuturkan peningkatan penggunaan elpiji di Kabupaten Temanggung berbeda dengan daerah lain, kalau di daerah lain peningkatan permintaan elpiji pada bulan Ramadhan dan Lebaran saja, sedangkan di Temanggung ditambah saat panen tembakau juga meningkat.
Fita menyampaikan dari 14 kecamatan yang merupakan sentra penghasil tembakau, saat ini beberapa daerah sudah mulai panen dan mengolah daun tembakau menjadi tembakau rajangan.
"Namun, sampai saat ini belum ada laporan atau aduan permasalahan atau kekurangan pasokan elpiji tiga kilogram. Semua wilayah di Temanggung masih mencukupi," katanya.
Menurut dia guna mencukupi kebutuhan elpiji bersubsidi yang meningkat tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan PT Pertamina bahwa Temanggung membutuhkan distribusi elpiji lebih banyak saat panen tembakau.
Ia menyebutkan kuota elpiji tiga kilogram di Kabupaten Temanggung tahun 2021 sebanyak 25.052 metrik ton atau 8.350.000 tabung. Kuota tersebut naik dari tahun 2020 yang hanya sekitar 21.000 metrik ton.
Baca juga: Pemkab siap bantu petani pasarkan hasil panen tembakau
Baca juga: Pemkab Temanggung kawal panen tembakau antisipasi kecurangan
Kasubbag Ekonomi Daerah, Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Temanggung Fita Parma Dewi di Temanggung, Selasa, mengatakan peningkatan penggunaan elpiji tersebut untuk keperluan memasak guna memenuhi kebutuhan makan dan minum para pekerja saat panen tembakau.
Penen tembakau di Kabupaten Temanggung berlangsung sekitar bulan Agustus-September. Aktivitas dalam mengolah tembakau dari daun kemudian merajang sampai proses penjemuran waktunya satu hari penuh dari pagi, malam, hingga dini hari.
Baca juga: 18.519 hektare tanaman tembakau di Temanggung siap panen
"Saat merajang daun tembakau kemudian menjemurnya membutuhkan banyak tenaga kerja yang memerlukan pasokan energi," katanya.
Ia menuturkan peningkatan penggunaan elpiji di Kabupaten Temanggung berbeda dengan daerah lain, kalau di daerah lain peningkatan permintaan elpiji pada bulan Ramadhan dan Lebaran saja, sedangkan di Temanggung ditambah saat panen tembakau juga meningkat.
Fita menyampaikan dari 14 kecamatan yang merupakan sentra penghasil tembakau, saat ini beberapa daerah sudah mulai panen dan mengolah daun tembakau menjadi tembakau rajangan.
"Namun, sampai saat ini belum ada laporan atau aduan permasalahan atau kekurangan pasokan elpiji tiga kilogram. Semua wilayah di Temanggung masih mencukupi," katanya.
Menurut dia guna mencukupi kebutuhan elpiji bersubsidi yang meningkat tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan PT Pertamina bahwa Temanggung membutuhkan distribusi elpiji lebih banyak saat panen tembakau.
Ia menyebutkan kuota elpiji tiga kilogram di Kabupaten Temanggung tahun 2021 sebanyak 25.052 metrik ton atau 8.350.000 tabung. Kuota tersebut naik dari tahun 2020 yang hanya sekitar 21.000 metrik ton.
Baca juga: Pemkab siap bantu petani pasarkan hasil panen tembakau
Baca juga: Pemkab Temanggung kawal panen tembakau antisipasi kecurangan