Demak (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah menargetkan transaksi digital di era pandemi sebagai solusi menghindari kerumunan tidak hanya di kawasan perkotaan, melainkan diperluas hingga ke pelosok pedesaan.

"Kami akan terus memperluas pemahaman masyarakat terkait transaksi digital. Hal ini merupakan pekerjaan rumah kami," kata Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah M. Firdaus Muttaqin saat menjadi pembicara dalam webinar "Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi dan Pariwisata Melalui Vaksinasi COVID-19" yang diselenggarakan Forum Wartawan Online Demak, Jumat.

Hadir sebagai pembicara kunci, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subhi dan pembicara lain yang dihadirkan, Bupati Jepara Dian Kristiandi, Dirut RSI Sultan Agung Mashudi, Pemilik PO Haryanto Haryanto, dan Ketua PW Ansor Jateng Sholahuddin.

Ia mengakui belum bisa melakukannya secara masif saat masa pandemi.

Baca juga: BI suntik likuiditas perbankan Rp833,9 triliun selama pandemi

Kepemilikan gadget yang hampir semua masyarakat memiliki, sehingga akan didorong untuk memaksimalkannya tidak sekadar untuk berkomunikasi, melainkan bisa digunakan untuk sarana transaksi.

Terlebih lagi, kata dia, saat ini banyak semacam dompet digital, sehingga konsumen bisa menambahkan uang melalui platform yang ada, seperti ovo, gopay, dana, lingkaja, isaku, dan masih banyak lagi.

Melalui dompet digital tersebut, masyarakat juga bisa melakukan transaksi tanpa menggunakan uang kontan, tetapi tidak menutup kemungkinkan transaksi yang bersifat tradisional tetap jalan.

"Bagi pengusaha, transaksi digital memang salah satu jalan keluar terbaik supaya transaksi di masa pandemi ini bisa berjalan terus," ujarnya.

BI Perwakilan Jateng akan berusaha terus menggiatkan pengunaan paltform digital tidak hanya di kalangan pedagang besar, tetapi pedagang kecil juga akan diberikan pemahaman sehingga nantinya bisa sampai ke tingkat pelosok desa.

Apalagi saat ini sudah banyak pelaku UMKM yang pindah ke platform digital karena dinilai sangat membantu pemasaran digital mereka. Jateng sendiri diakui masih kalah dengan provinsi lain dalam pemanfaatan platform digital karena pengggunaan internat di Jateng juga masih tertinggal, sehingga ditingkatkan agar semakin meningkat. 

Baca juga: Percepat pemulihan ekonomi, BI berikan pendampingan klaster batik
Baca juga: BI pertahankan suku bunga acuan 3,5 persen

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024