Semarang (ANTARA) -
"Ada hikmah yang lain karena ini Idul Adha atau Idul kurban. Kita juga berkurban ini, tidak hanya kurban menyembelih hewan, tapi yuk kita di rumah saja. Rasanya memang berat kita tidak bisa shalat berjamaah, inilah kontribusi kita agar tidak terjadi kerumunan lebih banyak. Itu juga berkurban yang menyelamatkan diri dan orang lain," kata Ganjar usai melaksanakan Shalat Idul Adha 1442 Hijriah di rumah dinas Gubernur Jateng.
Baca juga: Menteri Agama: Warga tak perlu mudik saat Idul Adha
Baca juga: Akademisi sebut berkurban simbol kepedulian kepada sesama
Ganjar tidak menampik bahwa ada kerinduan luar biasa yang dirasakan oleh masyarakat, khususnya dalam momentum hari raya seperti ini, apalagi ini adalah Idul Adha kedua yang dirayakan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
"Kita semua pasti merasakan ada rindu yang luar biasa, bisa shalat berjamaah di masjid atau lapangan. Ini tahun kedua umat Islam tidak bisa merayakan shalat Idul Adha secara berjamaah dengan masyarakat. Tetap di rumah saja, pasti ada rasa yang berbeda," ujarnya.
Ganjar juga berterima kasih kepada masyarakat Jawa Tengah, tokoh masyarakat, dan ulama yang sudah membantu mengedukasi warga. Ia berharap ini adalah Idul Adha terakhir yang dirayakan di tengah pandemi COVID-19.
"Mudah-mudahan apa yang sudah kita lakukan ini membawa hasil yang baik untuk membantu menyelesaikan masalah terkait dengan corona ini," katanya.
Baca juga: NU Banyumas ajak Muslim takbiran dan Shalat Idul Adha di rumah
Baca juga: Timbulkan kerumunan, Wali Kota Semarang minta pembagian daging kurban dari pintu ke pintu
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa mengikuti anjuran pemerintah dengan di rumah saja juga merupakan salah satu bentuk berkurban untuk keselamatan bersama saat pandemi COVID-19.
"Ada hikmah yang lain karena ini Idul Adha atau Idul kurban. Kita juga berkurban ini, tidak hanya kurban menyembelih hewan, tapi yuk kita di rumah saja. Rasanya memang berat kita tidak bisa shalat berjamaah, inilah kontribusi kita agar tidak terjadi kerumunan lebih banyak. Itu juga berkurban yang menyelamatkan diri dan orang lain," kata Ganjar usai melaksanakan Shalat Idul Adha 1442 Hijriah di rumah dinas Gubernur Jateng.
Baca juga: Menteri Agama: Warga tak perlu mudik saat Idul Adha
Baca juga: Akademisi sebut berkurban simbol kepedulian kepada sesama
Ganjar tidak menampik bahwa ada kerinduan luar biasa yang dirasakan oleh masyarakat, khususnya dalam momentum hari raya seperti ini, apalagi ini adalah Idul Adha kedua yang dirayakan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
"Kita semua pasti merasakan ada rindu yang luar biasa, bisa shalat berjamaah di masjid atau lapangan. Ini tahun kedua umat Islam tidak bisa merayakan shalat Idul Adha secara berjamaah dengan masyarakat. Tetap di rumah saja, pasti ada rasa yang berbeda," ujarnya.
Ganjar juga berterima kasih kepada masyarakat Jawa Tengah, tokoh masyarakat, dan ulama yang sudah membantu mengedukasi warga. Ia berharap ini adalah Idul Adha terakhir yang dirayakan di tengah pandemi COVID-19.
"Mudah-mudahan apa yang sudah kita lakukan ini membawa hasil yang baik untuk membantu menyelesaikan masalah terkait dengan corona ini," katanya.
Baca juga: NU Banyumas ajak Muslim takbiran dan Shalat Idul Adha di rumah
Baca juga: Timbulkan kerumunan, Wali Kota Semarang minta pembagian daging kurban dari pintu ke pintu