Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) Purwokerto Muridan mengatakan bahwa berkurban pada Hari Raya Idul Adha merupakan simbol kepedulian kepada sesama terutama di tengah kondisi pandemi COVID-19.
"Kurban merupakan salah satu ibadah ritual yang memiliki nilai sosial tinggi. Berkurban, selain menunjukkan nilai ketakwaan juga rasa cinta dan kepedulian kepada sesama," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Kepala Laboratorium Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri itu menjelaskan pada kondisi pandemi COVID-19 banyak masyarakat yang terdampak, baik secara sosial dan ekonomi.
Baca juga: NU Banyumas ajak Muslim takbiran dan Shalat Idul Adha di rumah
"Secara sosial hampir semua lapisan masyarakat telah terdampak pandemi COVID-19, karenanya perlu kesadaran bersama dalam menghadapinya," katanya.
Dia mengatakan bahwa seluruh lapisan masyarakat harus bersatu untuk saling membantu dan menguatkan serta saling menjaga. "Dalam menghadapi kondisi pandemi seperti sekarang ini tidak dapat dihadapi secara individual atau kelompok, melainkan diperlukan komitmen bersama," ucapnya.
Terkait hal tersebut, kata dia, masyarakat dapat mengambil hikmah dari ibadah kurban tahun ini. "Berkurban bukan hanya menggugurkan perintah agama yang bersifat ritual, tetapi lebih dari itu. Berkurban merupakan cermin ketakwaan seseorang, berkurban juga sebagai simbolisasi penyembelihan atas kepribadian buruk yang melekat pada diri kita, seperti kepribadian sombong, angkuh, pelit dan antisosial," paparnya.
Dia menambahkan ibadah kurban sebagai ibadah ritual dan sosial harus dapat memberikan manfaat, bahkan menjadi solusi atas kondisi riil yang terjadi di tengah masyarakat sekarang ini.
Baca juga: MUI Jateng sarankan penyembelihan hewan kurban di RPH
"Misalkan, pada kondisi pandemi seperti sekarang, diharapkan daging kurban harus dapat dinikmati oleh mereka yang sekarang sedang terpapar COVID-19 agar dapat menambah asupan gizi dan meningkatkan imunitas mereka," katanya.
Menurut dia, ibadah kurban juga harus dapat menjembatani hubungan seluruh lapisan masyarakat, mengingat ibadah kurban memiliki efek sosial yang tinggi.
"Karena itu, di dalam penyembelihannya pun harus mempertimbangkan aspek sosial, ibadah kurban telah mengingatkan bahwa masih banyak mereka yang senantiasa ikhlas memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Salah satunya bantuan dalam bentuk kurban," katanya.
Baca juga: Timbulkan kerumunan, Wali Kota Semarang minta pembagian daging kurban dari pintu ke pintu
"Kurban merupakan salah satu ibadah ritual yang memiliki nilai sosial tinggi. Berkurban, selain menunjukkan nilai ketakwaan juga rasa cinta dan kepedulian kepada sesama," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.
Kepala Laboratorium Fakultas Dakwah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri itu menjelaskan pada kondisi pandemi COVID-19 banyak masyarakat yang terdampak, baik secara sosial dan ekonomi.
Baca juga: NU Banyumas ajak Muslim takbiran dan Shalat Idul Adha di rumah
"Secara sosial hampir semua lapisan masyarakat telah terdampak pandemi COVID-19, karenanya perlu kesadaran bersama dalam menghadapinya," katanya.
Dia mengatakan bahwa seluruh lapisan masyarakat harus bersatu untuk saling membantu dan menguatkan serta saling menjaga. "Dalam menghadapi kondisi pandemi seperti sekarang ini tidak dapat dihadapi secara individual atau kelompok, melainkan diperlukan komitmen bersama," ucapnya.
Terkait hal tersebut, kata dia, masyarakat dapat mengambil hikmah dari ibadah kurban tahun ini. "Berkurban bukan hanya menggugurkan perintah agama yang bersifat ritual, tetapi lebih dari itu. Berkurban merupakan cermin ketakwaan seseorang, berkurban juga sebagai simbolisasi penyembelihan atas kepribadian buruk yang melekat pada diri kita, seperti kepribadian sombong, angkuh, pelit dan antisosial," paparnya.
Dia menambahkan ibadah kurban sebagai ibadah ritual dan sosial harus dapat memberikan manfaat, bahkan menjadi solusi atas kondisi riil yang terjadi di tengah masyarakat sekarang ini.
Baca juga: MUI Jateng sarankan penyembelihan hewan kurban di RPH
"Misalkan, pada kondisi pandemi seperti sekarang, diharapkan daging kurban harus dapat dinikmati oleh mereka yang sekarang sedang terpapar COVID-19 agar dapat menambah asupan gizi dan meningkatkan imunitas mereka," katanya.
Menurut dia, ibadah kurban juga harus dapat menjembatani hubungan seluruh lapisan masyarakat, mengingat ibadah kurban memiliki efek sosial yang tinggi.
"Karena itu, di dalam penyembelihannya pun harus mempertimbangkan aspek sosial, ibadah kurban telah mengingatkan bahwa masih banyak mereka yang senantiasa ikhlas memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Salah satunya bantuan dalam bentuk kurban," katanya.
Baca juga: Timbulkan kerumunan, Wali Kota Semarang minta pembagian daging kurban dari pintu ke pintu