Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta di Provinsi Jawa Tengah berupaya meningkatkan pengawasan terhadap pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) guna meminimalkan risiko kematian pasien yang menjalani karantina di rumah.

Ketua Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta Ahyani di Solo, Jumat, mengatakan bahwa pemerintah kota hingga kelurahan sudah berkoordinasi untuk memperketat pengawasan terhadap warga yang menjalankan isolasi mandiri di rumah.

Puskesmas yang paling dekat dengan tempat tinggal warga yang menjalani isolasi mandiri, menurut dia, bertanggung jawab untuk mengawasi kondisi warga yang mengkarantina diri di rumah.

"Untuk isolasi mandiri ini memang ada pemantauan. Seperti kemarin ada warga dari Banyuanyar yang saat menjalani isolasi mandiri mengalami sesak napas, puskesmas langsung mengecek kondisi pasien isolasi mandiri," katanya.

Ia mengatakan bahwa selama ini pasien COVID-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala umumnya tidak menggunakan fasilitas perawatan di rumah sakit atau tempat isolasi terpusat.

"Padahal kemungkinan dari gejala ringan menjadi berat itu kan ada, ini yang harus difasilitasi agar mereka yang bergejala ringan jangan sampai menjadi berat," katanya.

Ia berharap rencana pendirian rumah sakit darurat di Asrama Haji Donohudan di Kabupaten Boyolali bisa direalisasikan dan pasien COVID-19 dengan gejala ringan bisa ditangani di sana.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan bahwa dalam pekan ini ada dua warga yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri.

"Karena mereka juga ada komorbid. Kalau sedang dan berat kan langsung dibawa ke rumah sakit. Kalau ada komorbid bisa langsung drop (kondisinya)," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024