Washington (ANTARA) - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis (15/7) mengecam panglima militer yang dulu dia tunjuk setelah dugaan terungkap dalam sebuah buku baru bahwa para petinggi militer sangat prihatin tentang potensi kudeta pascapemilihan presiden November.
Buku itu juga mengungkapkan bahwa para petinggi militer sempat membahas rencana untuk mengundurkan diri.
Menurut kutipan yang diperoleh CNN dari buku yang akan terbit berjudul "I Alone Can Fix It," yang ditulis oleh dua jurnalis Washington Post, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dan para pemimpin senior militer AS lainnya membahas rencana untuk mundur jika mereka menerima perintah yang mereka anggap ilegal atau berbahaya.
"Saya tidak pernah mengancam, atau berbicara tentang, kepada siapa pun, soal kudeta Pemerintah kita ... Kalaupun saya akan melakukan kudeta, salah satu orang terakhir yang ingin saya ajak bicara adalah Jenderal Mark Milley," kata Trump dalam pernyataan.
Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, telah secara pribadi mengakui kekhawatiran bahwa Trump mungkin mencoba menarik militer untuk meredam perbedaan pendapat, pada saat kekhawatiran meningkat tentang potensi penyalahgunaan Trump terhadap Undang-Undang Pemberontakan.
Pengunduran diri yang terencana dan tertib oleh para anggota Kepala Staf Gabungan belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi kebenaran tulisan para wartawan Post itu dan kantor Milley belum menanggapi permintaan komentar.
Penerbit buku tersebut menolak untuk memberikan kutipan dan tidak mengonfirmasi atau menyangkal kebenaran isi laporan CNN.
Trump memilih Milley untuk menjadi panglima militer pada 2018, meskipun Menteri Pertahanan saat itu Jim Mattis lebih menyukai kepala staf Angkatan Udara untuk mengisi posisi itu.
Mattis mengundurkan diri sebagai menteri pertahanan pada 2018 karena perbedaan kebijakan dan sejak itu Trump mengecapnya sebagai "jenderal paling berlebihan di dunia."
"(Milley) mendapatkan jabatan itu hanya karena jenderal paling berlebihan di dunia, James Mattis, tidak tahan dengannya, tidak menghormatinya, dan tidak akan merekomendasikannya," kata Trump dalam pernyataannya.
Hubungan Milley dan Trump memburuk tahun lalu setelah perwira militer AS itu secara terbuka meminta maaf karena bergabung dengan sang presiden saat ia berjalan dari Gedung Putih ke gereja terdekat untuk kesempatan berfoto setelah pihak berwenang membersihkan jalan dari para pengunjuk rasa dengan menggunakan gas air mata dan peluru karet.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jared Kushner akan terbitkan buku soal kepresidenan Trump
Baca juga: Trump gugat Facebook, Google dan Twitter soal sensor
Baca juga: Akun Facebook Donald Trump diblokir hingga 2023
Buku itu juga mengungkapkan bahwa para petinggi militer sempat membahas rencana untuk mengundurkan diri.
Menurut kutipan yang diperoleh CNN dari buku yang akan terbit berjudul "I Alone Can Fix It," yang ditulis oleh dua jurnalis Washington Post, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dan para pemimpin senior militer AS lainnya membahas rencana untuk mundur jika mereka menerima perintah yang mereka anggap ilegal atau berbahaya.
"Saya tidak pernah mengancam, atau berbicara tentang, kepada siapa pun, soal kudeta Pemerintah kita ... Kalaupun saya akan melakukan kudeta, salah satu orang terakhir yang ingin saya ajak bicara adalah Jenderal Mark Milley," kata Trump dalam pernyataan.
Para pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, telah secara pribadi mengakui kekhawatiran bahwa Trump mungkin mencoba menarik militer untuk meredam perbedaan pendapat, pada saat kekhawatiran meningkat tentang potensi penyalahgunaan Trump terhadap Undang-Undang Pemberontakan.
Pengunduran diri yang terencana dan tertib oleh para anggota Kepala Staf Gabungan belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi kebenaran tulisan para wartawan Post itu dan kantor Milley belum menanggapi permintaan komentar.
Penerbit buku tersebut menolak untuk memberikan kutipan dan tidak mengonfirmasi atau menyangkal kebenaran isi laporan CNN.
Trump memilih Milley untuk menjadi panglima militer pada 2018, meskipun Menteri Pertahanan saat itu Jim Mattis lebih menyukai kepala staf Angkatan Udara untuk mengisi posisi itu.
Mattis mengundurkan diri sebagai menteri pertahanan pada 2018 karena perbedaan kebijakan dan sejak itu Trump mengecapnya sebagai "jenderal paling berlebihan di dunia."
"(Milley) mendapatkan jabatan itu hanya karena jenderal paling berlebihan di dunia, James Mattis, tidak tahan dengannya, tidak menghormatinya, dan tidak akan merekomendasikannya," kata Trump dalam pernyataannya.
Hubungan Milley dan Trump memburuk tahun lalu setelah perwira militer AS itu secara terbuka meminta maaf karena bergabung dengan sang presiden saat ia berjalan dari Gedung Putih ke gereja terdekat untuk kesempatan berfoto setelah pihak berwenang membersihkan jalan dari para pengunjuk rasa dengan menggunakan gas air mata dan peluru karet.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jared Kushner akan terbitkan buku soal kepresidenan Trump
Baca juga: Trump gugat Facebook, Google dan Twitter soal sensor
Baca juga: Akun Facebook Donald Trump diblokir hingga 2023