Banyumas (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pemerintah kabupaten/kota di provinsi itu untuk meningkatkan pelaksanaan vaksinasi sebagai bagian dari upaya mengendalikan penyebaran COVID-19,

"Ya kita sekarang genjot, stok-stok kita minta untuk dihabiskan. Jadi enggak usah menunggu yang kedua, enggak apa-apa, yang pertama dulu agar lebih banyak lagi karena apa, karena sekarang lagi meningkat," katanya di Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Kamis sore.

Ia mengatakan hal itu kepada wartawan usai meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi warga lanjut usia (lansia) di Puskesmas Sokaraja 2.

Menurut dia, rata-rata hampir sebulan untuk penyuntikan vaksinasi dosis kedua, sehingga jika stok yang ada bisa disuntikkan sebagai dosis pertama kepada masyarakat khususnya bagi lansia dan komorbid, percepatan vaksinasi itu bisa berjalan.

Dia mencontohkan petugas Puskesmas Sokaraja 2 yang telah bekerja dengan bagus dalam pelaksanaan vaksinasi.

"Mereka datang menjemput (lansia, red.), bekerja sama dengan Dasawisma, ada yang proaktif. Bahkan di desa lain sudah jalan, jemput bola, langsung disuntik di tempat, menurut saya ini cara yang bagus. Kalau kecepatan ini bisa dilakukan, insyaallah bisa melindungi lebih banyak masyarakat, khususnya lansia," katanya.

Baca juga: Ketua DPD RI apresiasi layanan vaksin COVID-19 bagi difabel di Solo

Ia mengaku sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait dengan upaya percepatan vaksinasi di Jateng dan hal itu mendapat dukungan.

Oleh karena itu, pihaknya akan menambah stok vaksin untuk delapan kabupaten di Jateng yang masuk zona merah COVID-19.

"Ada yang 20 ribu (dosis, red.), 25 ribu, ada yang 35 ribu (dosis, red.) vaksinasi. Kalau itu bisa kita berikan dengan lebih cepat lagi, maka ini akan sangat membantu pada masyarakat," katanya.

Saat ditanya mengenai target penyuntikan vaksin dosis pertama di Jateng, Ganjar mengatakan dari stok yang ada dan suntikan yang telah dilakukan sebelumnya, ditingkatkan 100 persen.

"Jadi kemampuan masing-masing yang ada, kapasitasnya saya minta ditingkatkan 100 persen. Kenapa 100 persen? Ini latihan kecepatan karena targetnya di bulan Juli dan Agustus, kita minimal harus mampu menaikkan sampai dengan 300 persen," katanya.

Baca juga: Prioritas penerima vaksin di Indonesia dinilai terlalu banyak

Ia mengatakan dengan latihan-latihan yang disiapkan tersebut, sehingga nanti jika vaksinator kurang, TNI/Polri sudah siap membantu.

Ia menjelaskan hal itu disebabkan semua anggota TNI/Polri sudah divaksin, sehingga tenaganya bisa dipinjam untuk mendukung percepatan vaksinasi tersebut.

Terkait dengan adanya delapan kabupaten di Jateng yang masuk zona merah COVID-19, Ganjar mengakui zonanya makin naik, sehingga semua pihak diminta waspada.

"Maka saya keliling ke tempat-tempat, daerah-daerah ini untuk menyiapkan semuanya. Menyiapkan tempat tidurnya untuk isolasi di ICU, tempat isolasi terpusat, sosialisasi tidak boleh berhenti, tapi ya sekali lagi tanpa dukungan masyarakat, tidak mungkin, kita butuh dukungan masyarakat untuk membangun kesadaran bersama," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, "Jogo Tonggo" harus dikerahkan agar sosialisasi di tingkat mikro bisa dilaksanakan.

"Kalau menunggu Pak Bupati, Pak Wakil, semuanya turun, waduh rentang kendalinya kegedean. Kalau yang ada di mikro, di RT, di RW, dan aktivis yang di sana bekerja, ini akan sangat membantu kecepatan, jadi enggak boleh bosan," katanya.

Baca juga: Vaksin COVID-19 Sinovac diakui WHO, Eric Thohir apresiasi

Ia menyampaikan terima kasih karena Banyumas tergolong kreatif karena beberapa waktu lalu saat mengecek warga yang nekat mudik, sehingga harus dikarantina ternyata hal itu menjadi cerita nasional.

Hal itu disebabkan adanya seorang suami yang dilaporkan istrinya karena nekat mudik, sehingga pria tersebut harus menjalani karantina di kompleks Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas.

"Itu kan menarik, ada kesadaran dari istrinya untuk itu (melaporkan suaminya yang nekat mudik, red.). Hebat itu, dan mesti kita tularkan kesadaran itu," katanya.

Dalam kunjungannya ke Puskesmas Sokaraja 2, Ganjar berkesempatan berdialog dengan sejumlah lansia yang tengah menjalani vaksinasi.

Dari dialog tersebut diketahui bahwa para lansia tersebut bersedia divaksin atas ajakan seorang bidan bernama Ami yang aktif menyosialisasikan program vaksinasi kepada mereka.

Oleh karena itu, Ganjar pun segera mencari Bidan Ami dan mengajaknya untuk berbincang-bincang.

Baca juga: Perlu percepatan vaksinasi bagi pelaku pariwisata

Dalam perbincangannya dengan orang nomor satu di Jateng itu, Bidan Ami mengaku selalu aktif sosialisasi tentang pentingnya vaksinasi pada masyarakat.

"Saya biasanya ikut acara-acara Dasawisma, PKK, dan sebagainya. Saat acara-acara itu, saya sosialisasi pentingnya vaksinasi dan mengajak lansia yang ada untuk mau vaksin," katanya.

Menurut dia, cara tersebut ternyata ampuh meningkatkan kesadaran lansia di Sokaraja untuk vaksin.

Bahkan, kata dia, ada juga yang sudah sepuh dan tidak bisa ke puskesmas, sehingga tetap dilayani dengan cara "jemput bola".

"Kalau ada yang tidak bisa datang, kami 'jemput bola'. Kami kirim orang untuk menjemput. Bahkan seringkali kami gelar vaksinasi di desa-desa itu," katanya. (LHP)

Baca juga: Vaksin Merah Putih disebutkan siap digunakan awal 2022

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024