Magelang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Magelang menyebutkan capaian vaksinasi COVID-19 di daerah itu terbanyak ke-3 di Provinsi Jawa Tengah.
Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Kota Magelang dr Intan Suharyati di Magelang, Selasa, mengatakan wilayah ini selalu menduduki peringkat tiga besar se-Jawa Tengah terkait dengan vaksinasi.
Menurut dia, hampir semua target vaksinasi dua dosis sudah di atas 50 persen.
Intan memaparkan tenaga kesehatan yang divaksin dosis pertama sebanyak 3.969 orang (110 persen), dosis kedua sebanyak 3.674 orang (103 persen). Vaksinasi untuk pelayan publik dosis pertama sebanyak 18.193 orang (158 persen), dosis kedua sebanyak 12.397 orang (103 persen).
"Sedangkan lansia, dosis pertama sebanyak 8.656 orang (62 persen), dan dosis 2 tercapai 50 persen atau 6.981 orang," katanya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Magelang.
Intan yang juga Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Magelang ini, menjelaskan vaksinasi lansia akan terus dikebut. Salah satu strategi yang diterapkan, yakni dengan upaya "jemput bola".
"Vaksinator akan berkeliling ke tingkat RT/RW untuk memberikan dosis vaksin warga lanjut usia. Ini jadi salah satu strategi mendatangi langsung penerima vaksin, agar segera tercapai 100 persen," katanya.
Dia mengemukakan tingginya cakupan vaksinasi COVID-19 di Kota Magelang karena sejumlah langkah strategis yang dilakukan, mulai dari meningkatkan rata-rata harian orang yang divaksin setiap hari.
Di awal vaksinasi COVID-19, setidaknya 2.754 orang dari 3.615 peserta vaksinasi dari sumber daya manusia kesehatan (SDMK) dan tokoh publik telah divaksin COVID-19 dalam waktu satu minggu. Angka ini dianggap tinggi karena hanya dengan mengandalkan 21 fasilitas kesehatan (faskes).
Khusus vaksinasi COVID-19 untuk lansia diakui Intan tidak secepat sebelumnya. Selain tergantung ketersediaan vaksin yang datang, tidak sedikit mereka enggan mendatangi faskes.
"Dengan koordinasi tingkat RT/RW dan kelurahan, harapannya para lansia ini mau untuk divaksin," katanya.
Ia meminta penerima vaksin untuk tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat, karena vaksinasi tidak menjamin seseorang bisa kebal terhadap penularan virus corona jenis baru itu.
"Tidak bisa habis vaksin langsung 'otot kawat tulang wesi'. Kebal COVID-19 itu enggak. Masih bisa kena, hanya gejalanya lebih ringan, tidak parah. Yang terpenting adalah protokol kesehatan dan menerapkan 5M dalam segala aktivitas keseharian," katanya.
Ia menjelaskan di Kota Magelang capaian vaksinasi tenaga pendidik dan kependidikan dari TK-SMA sudah mencapai 100 persen.
"Guru-guru sudah termasuk di kelompok pelayanan publik. Tapi kalau siswanya belum ada yang divaksin," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Kota Magelang dr Intan Suharyati di Magelang, Selasa, mengatakan wilayah ini selalu menduduki peringkat tiga besar se-Jawa Tengah terkait dengan vaksinasi.
Menurut dia, hampir semua target vaksinasi dua dosis sudah di atas 50 persen.
Intan memaparkan tenaga kesehatan yang divaksin dosis pertama sebanyak 3.969 orang (110 persen), dosis kedua sebanyak 3.674 orang (103 persen). Vaksinasi untuk pelayan publik dosis pertama sebanyak 18.193 orang (158 persen), dosis kedua sebanyak 12.397 orang (103 persen).
"Sedangkan lansia, dosis pertama sebanyak 8.656 orang (62 persen), dan dosis 2 tercapai 50 persen atau 6.981 orang," katanya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Magelang.
Intan yang juga Juru Bicara Satgas COVID-19 Kota Magelang ini, menjelaskan vaksinasi lansia akan terus dikebut. Salah satu strategi yang diterapkan, yakni dengan upaya "jemput bola".
"Vaksinator akan berkeliling ke tingkat RT/RW untuk memberikan dosis vaksin warga lanjut usia. Ini jadi salah satu strategi mendatangi langsung penerima vaksin, agar segera tercapai 100 persen," katanya.
Dia mengemukakan tingginya cakupan vaksinasi COVID-19 di Kota Magelang karena sejumlah langkah strategis yang dilakukan, mulai dari meningkatkan rata-rata harian orang yang divaksin setiap hari.
Di awal vaksinasi COVID-19, setidaknya 2.754 orang dari 3.615 peserta vaksinasi dari sumber daya manusia kesehatan (SDMK) dan tokoh publik telah divaksin COVID-19 dalam waktu satu minggu. Angka ini dianggap tinggi karena hanya dengan mengandalkan 21 fasilitas kesehatan (faskes).
Khusus vaksinasi COVID-19 untuk lansia diakui Intan tidak secepat sebelumnya. Selain tergantung ketersediaan vaksin yang datang, tidak sedikit mereka enggan mendatangi faskes.
"Dengan koordinasi tingkat RT/RW dan kelurahan, harapannya para lansia ini mau untuk divaksin," katanya.
Ia meminta penerima vaksin untuk tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat, karena vaksinasi tidak menjamin seseorang bisa kebal terhadap penularan virus corona jenis baru itu.
"Tidak bisa habis vaksin langsung 'otot kawat tulang wesi'. Kebal COVID-19 itu enggak. Masih bisa kena, hanya gejalanya lebih ringan, tidak parah. Yang terpenting adalah protokol kesehatan dan menerapkan 5M dalam segala aktivitas keseharian," katanya.
Ia menjelaskan di Kota Magelang capaian vaksinasi tenaga pendidik dan kependidikan dari TK-SMA sudah mencapai 100 persen.
"Guru-guru sudah termasuk di kelompok pelayanan publik. Tapi kalau siswanya belum ada yang divaksin," katanya.