Kudus (ANTARA) - Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Ganip Warsito mengungkapkan pengelola dua objek wisata religi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menerima dengan baik keputusan bupati setempat untuk menutup semua objek wisata demi menekan angka kasus COVID-19.
"Saya sudah berkomunikasi dengan para pengurus objek wisata religi di Kudus, bahwa pengurus sudah menerima dengan baik dan memahami hal itu demi kepentingan masyarakat luas," ujarnya di Kudus, Kamis.
Menurut dia bagi masyarakat di Kabupaten Kudus sudah mengetahui penutupan kedua objek wisata religi tersebut, termasuk semua objek wisata lainnya melalui berbagai sosialisasi. Akan tetapi, bagi masyarakat luar tentunya tidak tahu persis sehingga sangat diperlukan.
Terkait kebijakan Bupati Kudus menutup sementara semua objek wisata, maka dirinya ingin menyaksikan langsung di lapangan bahwa pelaksanan kegiatan instruksi bupati menutup sementara wisata religi dilaksanakan.
"Ini juga bagian dari upaya menekan angka lonjakan COVID-19 di Kudus," ujarnya.
Baca juga: Ganip Warsito beri masukan terkait layanan di IGD RSUD Kudus
Upaya lain menekan lonjakan kasus virus corona, termasuk evaluasi manajemen penanganan COVID-19, mulai dari perencanaan, aturan dan pelaksanaannya.
Ia mengakui secara umum sudah berjalan, namun ada beberapa hal yang perlu dioptimalkan, terutama penerapan prokes dengan menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak).
"Prokes tersebut wajib dilaksanakan dan tidak ada toleransi karena untuk mencegah. Selain menjaga jarak, masyarakat juga harus mengurangi mobilitas. Pemkab Kudus juga sudah melaksanakan 3T (tracing, testing, treatment)," ujarnya.
Baca juga: Satgas COVID-19 apresiasi penerapan prokes ketat di Pasar Bitingan Kudus
Termasuk dalam hal penanganan pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan di Kabupaten Kudus juga menjadi sasaran evaluasi. Sementara permasalahan soal penanganan pasien meninggal Pemkab Kudus juga sudah membuat surat tim pemulasaran dan sudah terbentuk, termasuk makam-makamnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan menjelaskan bahwa pihaknya siap bekerja sama dan mendukung langkah pemerintah dalam memutus mata rantai penularan COVID-19.
Kompleks menara dan makam juga sudah ditutup sejak sepekan sebelumnya, sedangkan penyekatan bus wisata juga sudah dilakukan oleh pemerintah setempat.
Lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Kudus sendiri diduga karena banyaknya warga yang abai terhadap prokes, terutama saat libur Lebaran saat anjangsana. Ditambah dengan banyak wisatawan dari berbagai daerah di Tanah Air yang datang ke Kudus sehingga berpotensi terjadi penyebaran.
Baca juga: 450 personel Kodam IV/Diponegoro dikerahkan ikut tangani COVID-19 di Kudus
"Saya sudah berkomunikasi dengan para pengurus objek wisata religi di Kudus, bahwa pengurus sudah menerima dengan baik dan memahami hal itu demi kepentingan masyarakat luas," ujarnya di Kudus, Kamis.
Menurut dia bagi masyarakat di Kabupaten Kudus sudah mengetahui penutupan kedua objek wisata religi tersebut, termasuk semua objek wisata lainnya melalui berbagai sosialisasi. Akan tetapi, bagi masyarakat luar tentunya tidak tahu persis sehingga sangat diperlukan.
Terkait kebijakan Bupati Kudus menutup sementara semua objek wisata, maka dirinya ingin menyaksikan langsung di lapangan bahwa pelaksanan kegiatan instruksi bupati menutup sementara wisata religi dilaksanakan.
"Ini juga bagian dari upaya menekan angka lonjakan COVID-19 di Kudus," ujarnya.
Baca juga: Ganip Warsito beri masukan terkait layanan di IGD RSUD Kudus
Upaya lain menekan lonjakan kasus virus corona, termasuk evaluasi manajemen penanganan COVID-19, mulai dari perencanaan, aturan dan pelaksanaannya.
Ia mengakui secara umum sudah berjalan, namun ada beberapa hal yang perlu dioptimalkan, terutama penerapan prokes dengan menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak).
"Prokes tersebut wajib dilaksanakan dan tidak ada toleransi karena untuk mencegah. Selain menjaga jarak, masyarakat juga harus mengurangi mobilitas. Pemkab Kudus juga sudah melaksanakan 3T (tracing, testing, treatment)," ujarnya.
Baca juga: Satgas COVID-19 apresiasi penerapan prokes ketat di Pasar Bitingan Kudus
Termasuk dalam hal penanganan pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan di Kabupaten Kudus juga menjadi sasaran evaluasi. Sementara permasalahan soal penanganan pasien meninggal Pemkab Kudus juga sudah membuat surat tim pemulasaran dan sudah terbentuk, termasuk makam-makamnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus Muhammad Nadjib Hassan menjelaskan bahwa pihaknya siap bekerja sama dan mendukung langkah pemerintah dalam memutus mata rantai penularan COVID-19.
Kompleks menara dan makam juga sudah ditutup sejak sepekan sebelumnya, sedangkan penyekatan bus wisata juga sudah dilakukan oleh pemerintah setempat.
Lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Kudus sendiri diduga karena banyaknya warga yang abai terhadap prokes, terutama saat libur Lebaran saat anjangsana. Ditambah dengan banyak wisatawan dari berbagai daerah di Tanah Air yang datang ke Kudus sehingga berpotensi terjadi penyebaran.
Baca juga: 450 personel Kodam IV/Diponegoro dikerahkan ikut tangani COVID-19 di Kudus