Cilacap (ANTARA) - Mudik bersama keluarga saat Lebaran merupakan harapan setiap orang yang bekerja di perantauan namun bagi pekerja Pertamina Refinery Unit Wilayah Cilacap, momentum tersebut sulit untuk dirasakan karena mereka harus tetap berjibaku demi ketersediaan energi terbaik.
Hal itu juga dirasakan Muhammad Baidowi (32), warga Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang tetap bekerja saat momentum Lebaran 2021 bukan semata-mata karena adanya larangan mudik, namun lebih kepada tugas dan tanggung jawabnya sebagai pekerja Pertamina Cilacap.
Dengan mengenakan seragam lengkap coverall kebanggaan warna merah, putih, dan biru, Baidowi dengan cermat memantau area kerja Resid Catalytic Unit (RCU) dan Light End Unit (LCU) di kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Pertamina Cilacap.
Itu semua dilakukan karena sejak tahun 2014, ia diberi tugas melayani perbaikan dan maintenance di kedua area di RFCC tersebut.
Sejenak Baidowi menghentikan kesibukannya di Maintenance Area (MA) 6 begitu mendengar suara azan Maghrib terakhir pada Ramadhan 1442 Hijriah yang berkumandang dari beberapa masjid dan mushalla di luar area kilang.
Oleh karena merupakan puasa di hari terakhir, otomatis setelah kumandang azan Maghrib dilanjutkan gema takbir, tahlil, dan tahmid menyambut hari kemenangan, Idul Fitri. "Alhamdulillah, masih diberikan nikmat sehat di lebaran Idul Fitri tahun ini," kata Baidowi.
Ia bersyukur mendapatkan giliran libur Lebaran di hari pertama. “Meskipun libur, kami tetap standby, HT (handy talkie) juga tetap monitor dan siaga. Jika ada teman operator butuh support, kami koordinasikan, apakah cukup komunikasi via telepon atau perlu datang langsung ke lokasi. Intinya siap kapan pun," katanya.
Baca juga: Mereka yang berlebaran di perantauan, jauh dari keluarga
Baidowi mengaku tidak melakukan tradisi mudik ke kota kelahirannya di Cepu sejak tiga tahun terakhir. "Sebelumnya karena terjadwal piket, lalu tahun 2020 dan 2021 ini karena kebijakan larang mudik demi menekan angka penyebaran COVID-19," katanya
Ia tak memungkiri situasi ini kerap membuatnya bersedih, karena mudik ke kampung halaman adalah momentum bersilaturrahmi dengan keluarga. "
"Sebagai manusia biasa ada rasa sedih, namun sebagai pekerja Pertamina harus profesional dan patuh pada aturan perusahaan. Yang terpenting harapannya semua bisa sehat dalam situasi pandemi seperti saat ini," tambahnya.
Situasi tidak jauh berbeda juga dirasakan oleh Mukhlisin (34), panelman di kilang Paraxylene Pertamina Cilacap. "Saya sudah 11 tahun di Pertamina Cilacap sejak penempatan pertama. Tugasnya mengoperasikan panel di control room kilang Paraxylene agar selalu dalam kondisi handal dan prima," ujarnya.
Oleh karena sudah lebih dari satu dekade di perusahaan BUMN penyedia energi ini, pria asal Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, itu pun terbiasa dengan kondisi jam kerja yang tidak selalu libur saat mometum Lebaran.
"Awalnya keluarga terkejut dengan kondisi pekerjaan saya yang tidak menentu liburnya seperti teman-teman lain. Namun seiring waktu keluarga akhirnya bisa memahami apa yang menjadi tanggung jawab saya di perusahaan," imbuh Mukhlisin.
Di sisi lain, ayah dari tiga anak itu justru merasa bangga menjadi bagian penting dalam penyediaan kebutuhan energi Nasional. "Kami bangga bisa memaksimalkan kemampuan dan bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan BBM nasional dan menjaga kestabilan kilang. Apalagi kebutuhan di saat libur Idul Fitri pasti selalu meningkat," kata Mukhlisin.
Baidowi dan Mukhlasin adalah contoh nyata loyalitas pekerja Pertamina dalam mendukung ketersediaan energi nasional. Mereka bersama lebih dari 1.500 pekerja dan 4.000 mitra kerja lain siap siaga menjaga pasokan kebutuhan energi dalam kondisi apapun, termasuk mengesampingkan hasrat membersamai keluarga maupun mudik saat Idul Fitri.
Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Refinery wilayah Cilacap Hatim Ilwan menyebutkan sebagai kilang terbesar dan paling strategis di Indonesia, Pertamina Cilacap memiliki tanggung jawab besar dalam penyediaan energi Nasional.
"Maka seluruh perwira dan pekerja Pertamina memiliki komitmen yang sama menjaga keandalan kilang dan siap untuk tidak pulang," katanya.
Baca juga: Pertamina Cilacap salurkan 23.000 paket takjil selama Ramadhan
Baca juga: Pertamina bersama TP PKK Cilacap salurkan 500 paket sembako untuk lansia
Hal itu juga dirasakan Muhammad Baidowi (32), warga Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang tetap bekerja saat momentum Lebaran 2021 bukan semata-mata karena adanya larangan mudik, namun lebih kepada tugas dan tanggung jawabnya sebagai pekerja Pertamina Cilacap.
Dengan mengenakan seragam lengkap coverall kebanggaan warna merah, putih, dan biru, Baidowi dengan cermat memantau area kerja Resid Catalytic Unit (RCU) dan Light End Unit (LCU) di kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Pertamina Cilacap.
Itu semua dilakukan karena sejak tahun 2014, ia diberi tugas melayani perbaikan dan maintenance di kedua area di RFCC tersebut.
Sejenak Baidowi menghentikan kesibukannya di Maintenance Area (MA) 6 begitu mendengar suara azan Maghrib terakhir pada Ramadhan 1442 Hijriah yang berkumandang dari beberapa masjid dan mushalla di luar area kilang.
Oleh karena merupakan puasa di hari terakhir, otomatis setelah kumandang azan Maghrib dilanjutkan gema takbir, tahlil, dan tahmid menyambut hari kemenangan, Idul Fitri. "Alhamdulillah, masih diberikan nikmat sehat di lebaran Idul Fitri tahun ini," kata Baidowi.
Ia bersyukur mendapatkan giliran libur Lebaran di hari pertama. “Meskipun libur, kami tetap standby, HT (handy talkie) juga tetap monitor dan siaga. Jika ada teman operator butuh support, kami koordinasikan, apakah cukup komunikasi via telepon atau perlu datang langsung ke lokasi. Intinya siap kapan pun," katanya.
Baca juga: Mereka yang berlebaran di perantauan, jauh dari keluarga
Baidowi mengaku tidak melakukan tradisi mudik ke kota kelahirannya di Cepu sejak tiga tahun terakhir. "Sebelumnya karena terjadwal piket, lalu tahun 2020 dan 2021 ini karena kebijakan larang mudik demi menekan angka penyebaran COVID-19," katanya
Ia tak memungkiri situasi ini kerap membuatnya bersedih, karena mudik ke kampung halaman adalah momentum bersilaturrahmi dengan keluarga. "
"Sebagai manusia biasa ada rasa sedih, namun sebagai pekerja Pertamina harus profesional dan patuh pada aturan perusahaan. Yang terpenting harapannya semua bisa sehat dalam situasi pandemi seperti saat ini," tambahnya.
Situasi tidak jauh berbeda juga dirasakan oleh Mukhlisin (34), panelman di kilang Paraxylene Pertamina Cilacap. "Saya sudah 11 tahun di Pertamina Cilacap sejak penempatan pertama. Tugasnya mengoperasikan panel di control room kilang Paraxylene agar selalu dalam kondisi handal dan prima," ujarnya.
Oleh karena sudah lebih dari satu dekade di perusahaan BUMN penyedia energi ini, pria asal Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, itu pun terbiasa dengan kondisi jam kerja yang tidak selalu libur saat mometum Lebaran.
"Awalnya keluarga terkejut dengan kondisi pekerjaan saya yang tidak menentu liburnya seperti teman-teman lain. Namun seiring waktu keluarga akhirnya bisa memahami apa yang menjadi tanggung jawab saya di perusahaan," imbuh Mukhlisin.
Di sisi lain, ayah dari tiga anak itu justru merasa bangga menjadi bagian penting dalam penyediaan kebutuhan energi Nasional. "Kami bangga bisa memaksimalkan kemampuan dan bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan BBM nasional dan menjaga kestabilan kilang. Apalagi kebutuhan di saat libur Idul Fitri pasti selalu meningkat," kata Mukhlisin.
Baidowi dan Mukhlasin adalah contoh nyata loyalitas pekerja Pertamina dalam mendukung ketersediaan energi nasional. Mereka bersama lebih dari 1.500 pekerja dan 4.000 mitra kerja lain siap siaga menjaga pasokan kebutuhan energi dalam kondisi apapun, termasuk mengesampingkan hasrat membersamai keluarga maupun mudik saat Idul Fitri.
Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Refinery wilayah Cilacap Hatim Ilwan menyebutkan sebagai kilang terbesar dan paling strategis di Indonesia, Pertamina Cilacap memiliki tanggung jawab besar dalam penyediaan energi Nasional.
"Maka seluruh perwira dan pekerja Pertamina memiliki komitmen yang sama menjaga keandalan kilang dan siap untuk tidak pulang," katanya.
Baca juga: Pertamina Cilacap salurkan 23.000 paket takjil selama Ramadhan
Baca juga: Pertamina bersama TP PKK Cilacap salurkan 500 paket sembako untuk lansia