Brebes (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Puan Maharani mengajak masyarakat menahan diri dari melakukan mudik Lebaran 2021 sebagai upaya menekan penyebaran COVID-19 yang hingga kini belum selesai.
"Saya ikut memantau di Bakauheni, Pelabuhan Merak Banten, dan Gerbang Tol Pejagan Brebes, Jawa Tengah. Dari pantuan melalui udara, situasi (arus lalu lintas mudik) cukup lancar dan terkendali," kata PuanMaharani di Brebes, Minggu.
Ia menyebutkan dari 381 penyekatan yang telah disiapkan oleh Polri, sebagian besar yang berada di tiga provinsi tersebut sudah berjalan baik dan lancar.
Baca juga: Satgas COVID-19 Nasional: Peniadaan mudik antisipasi lonjakan kasus
Hanya saja, kata dia, dirinya mengingatkan (masyarakat) bahwa sebenarnya kondisi sekarang ini memang harus diambil oleh (pemerintah) sebagai pengendalian COVID-19 yang hingga saat ini belum bisa diatasi atau mitigasi secara berkesinambungan karena terkadang naik dan turun.
Puan mengatakan kondisi seperti itu tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi hampir di seluruh negara di dunia.
"Oleh karena itu kebijakan (larangan mudik) ini memang harus diambil untuk menjadi sebuah keputusan yang terbaik, salah satu keputusan terbaik yang mungkin paling tidak baik untuk bisa menghindari dari penyebaran COVID-19 menjadi parah," katanya.
Baca juga: Pemprov Jateng minta masyarakat ikuti ketentuan larangan mudik
Puan mencontohkan negara India yang kini menjadi parah tidak ada dalam pengendalian COVID-19) yang baik.
"Kami memahami masyarakat untuk bertemu dengan keluarga , perasaan rindu setelah lama tidak berjumpa dengan keluarganya masing-masing apabila tidak bertemu secara fisik. Namun, kami imbau (masyarakat) tetap menahan diri karena hal yang dilakukan ini sebagai upaya melindungi diri sendiri, keluarga, lingkungan dan Indonesia," katanya.
Ia meyakini masalah penyebaran COVID-19 akan berakhir sehingga semuanya bisa bertemu dengan keluarganya masing-masing dan dapat beraktivitas seperti semula.
Baca juga: Gibran perbolehkan mudik lokal
"Saya pun prihatin bahwa pada kesempatan ini (masyarakat) belum bisa pulang ke kampung halamannya masing-masing karena kita harus menjaga diri agar tidak membawa virus ke daerah yang akhirnya berakibat pada diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sampai ada yang meninggal dunia," katanya.
Semua kebijakan yang diambil oleh pemerintah, kata dia, tentu saja untuk mengingatkan bahwa sinergi dan koordinasi, dan gotong royong antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dan TNI/Polri.
"Jangan sampai (kondisi di lapangan) menimbulkan kebingungan masyarakat jika petugas di lapangan tidak bersinergi dan soliditas yang kuat. Karena itu, harus disosialisasikan secara humanis karena apapun kami juga memahami bahwa keinginan masyarakat untuk bisa bepergian itu memang sudah ditahan jauh hari.
Ia mengatakan memang sudah ada pemudik dini, namun tentu saja hal itu disamakan dengan aturan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.
Semua dinamika di lapangan, kata dia, petugas perlu melakukan penyekatan berlapis, artinya bukan hal itu akan semakin ketat atau diperketat tetapi itu untuk pengaturan.
"Saya ingatkan rakyat Indonesia agar menjaga dan mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dengan menggunakan sabun, dan menghindari kerumunan," katanya.
Baca juga: Klaster perumahan di Pati, 56 orang positif COVID-19
"Saya ikut memantau di Bakauheni, Pelabuhan Merak Banten, dan Gerbang Tol Pejagan Brebes, Jawa Tengah. Dari pantuan melalui udara, situasi (arus lalu lintas mudik) cukup lancar dan terkendali," kata PuanMaharani di Brebes, Minggu.
Ia menyebutkan dari 381 penyekatan yang telah disiapkan oleh Polri, sebagian besar yang berada di tiga provinsi tersebut sudah berjalan baik dan lancar.
Baca juga: Satgas COVID-19 Nasional: Peniadaan mudik antisipasi lonjakan kasus
Hanya saja, kata dia, dirinya mengingatkan (masyarakat) bahwa sebenarnya kondisi sekarang ini memang harus diambil oleh (pemerintah) sebagai pengendalian COVID-19 yang hingga saat ini belum bisa diatasi atau mitigasi secara berkesinambungan karena terkadang naik dan turun.
Puan mengatakan kondisi seperti itu tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi hampir di seluruh negara di dunia.
"Oleh karena itu kebijakan (larangan mudik) ini memang harus diambil untuk menjadi sebuah keputusan yang terbaik, salah satu keputusan terbaik yang mungkin paling tidak baik untuk bisa menghindari dari penyebaran COVID-19 menjadi parah," katanya.
Baca juga: Pemprov Jateng minta masyarakat ikuti ketentuan larangan mudik
Puan mencontohkan negara India yang kini menjadi parah tidak ada dalam pengendalian COVID-19) yang baik.
"Kami memahami masyarakat untuk bertemu dengan keluarga , perasaan rindu setelah lama tidak berjumpa dengan keluarganya masing-masing apabila tidak bertemu secara fisik. Namun, kami imbau (masyarakat) tetap menahan diri karena hal yang dilakukan ini sebagai upaya melindungi diri sendiri, keluarga, lingkungan dan Indonesia," katanya.
Ia meyakini masalah penyebaran COVID-19 akan berakhir sehingga semuanya bisa bertemu dengan keluarganya masing-masing dan dapat beraktivitas seperti semula.
Baca juga: Gibran perbolehkan mudik lokal
"Saya pun prihatin bahwa pada kesempatan ini (masyarakat) belum bisa pulang ke kampung halamannya masing-masing karena kita harus menjaga diri agar tidak membawa virus ke daerah yang akhirnya berakibat pada diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sampai ada yang meninggal dunia," katanya.
Semua kebijakan yang diambil oleh pemerintah, kata dia, tentu saja untuk mengingatkan bahwa sinergi dan koordinasi, dan gotong royong antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dan TNI/Polri.
"Jangan sampai (kondisi di lapangan) menimbulkan kebingungan masyarakat jika petugas di lapangan tidak bersinergi dan soliditas yang kuat. Karena itu, harus disosialisasikan secara humanis karena apapun kami juga memahami bahwa keinginan masyarakat untuk bisa bepergian itu memang sudah ditahan jauh hari.
Ia mengatakan memang sudah ada pemudik dini, namun tentu saja hal itu disamakan dengan aturan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.
Semua dinamika di lapangan, kata dia, petugas perlu melakukan penyekatan berlapis, artinya bukan hal itu akan semakin ketat atau diperketat tetapi itu untuk pengaturan.
"Saya ingatkan rakyat Indonesia agar menjaga dan mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dengan menggunakan sabun, dan menghindari kerumunan," katanya.
Baca juga: Klaster perumahan di Pati, 56 orang positif COVID-19